Suara.com - Kepolisian Daerah Nusa Tenggara Timur menahan 3 lelaki yang bergurau membawa bom saat hendak terbang dengan maskapai penerbangan Batik Air di Bandara El Tari Kupang, Sabtu (26/12/2015).
"Ketiga lelaki tersebut saat ini kami proses dan melakukan pemeriksaan lebih lanjut lagi terkait motif dari mengapa salah seorang temannya mengeluarkan bahasa Bom, saat telah berada di atas pesawat," kata Kapolda NTT Brigjen Pol Endang Sunjaya kepada wartwan di Kupang, Sabtu siang.
Endang menyebutkan ketiga lelaki itu adalah Endang Hendi Susandi, Febby Maulana Akbar, serta Heri Iskandar. Dia mengungkapkan hasil pemeriksaan ketiga lelaki tersebut berasal dari Sukabumi, Jawa Barat, yang pekerjaan mereka adalah sebagai seorang anak buah kapal di Kupang.
Kektiganya sedang diproses walaupun hanya mengeluarkan bahasa Bom tetapi hal tersebut membahayakan penerbangan. Apalagi di dalam pesawat.
"Dengan adanya penangkapan ini, harap bisa menjadi pembelajaran bahwa pengucapan kata 'Bom' di atas pesawat atau ditempat keramaian biar itu hanya guyonan saja akan dikenai hukuman, dan hal ini sudah diatur dalam undang-undang penerbangan," ujarnya.
Kronologi penangkapan mereka berawal dari AVSEC menahan sebuah koper yang berisi tabung berisi cairan (baygon) dan pihaknya langsung menginformasikan kepada pihak Batik Air untuk memanggil penumpang guna melaksanakan pengecekan secara manual yang disaksikan pemiliknya, akan tetapi penumpang tersebut tidak datang sampai para penumpang melaksanakan "boarding" ke pesawat.
Karena panggilannya tidak direspon, kemudian pihak Batik Air akhirnya memeriksa seat 10 D milik dari Endang Hendi Susandi dikarenakan bagasi masih berada di X-Ray. Pihak Batik langsung memberitahukan kepada penumpang agar turun pesawat guna membuka bagasi koper berwarna coklat yang dimiliki.
Pemeriksaan baranng milik Endang disaksikan oleh dirinya sendiri, kemudian AVSEC menahan tabung berisi cairan (baygon) dikarenakan membahayakan penerbangan, setelah tabung cairan dikeluarkan kemudian koper berwarna coklat tersebut dipersilahkan untuk dibawa ke ampatermen pesawat.
Tidak berselang lama, Endang Hendi Susandi melaksanakan boarding saat naik tangga pesawat, penumpang tersebut dirinya mengatakan ke pramugari "kalau saya bawa bom gak boleh ya".
Mendengar hal tersebut pramugari melaporkan ke kapten Pilot dan meneruskan ke AVSEC maupun Lanud El Tari, kemudian kemudian Endang dan kedua temannya diamankan oleh pihak keamanan bandara.
Sementara itu, General Manejer Bandara El Tari Kupang I Gusti Ketut Gede Arnawa mengatakan masalah isu bom dalam dunia penerbangan itu adalah masalah yang dianggap sangat serius.
"Dalam UU no 1 tahun 2009 juga sudah dijelaskan soal larangan tersebut, sehingga hal ini berkaitan dengan hukum," tuturnya.
Menurutnya, dengan adanya kejadian tersebut menandakan bahwa masyarakat belum paham betul soal UU penerbangan tersebut. Oleh karena itu, ia mengharapkan agar masyarakat atau penumpang pesawat bisa paham dan mengerti soal UU penerbangan dengan larangan-larangan yang terdapat dalam UU penerbangan tersebut. (Antara)
Berita Terkait
-
Mengintip Uniknya Rayani Air, Maskapai Syariah Pertama Malaysia
-
Ledakan di Bandara Istanbul Tewaskan 1 Orang dan Rusak 5 Pesawat
-
Pemerintah Perlu Awasi Rekrutmen Pilot dan Kru Bisnis Penerbangan
-
Maskapai Penerbangan Dunia Diprediksi Raup Untung 60 Miliar Dolar
-
Tunisia Kembali Perpanjang Keadaan Darurat
Terpopuler
- 7 Sepatu New Balance Diskon 70 Persen di Sports Station, Mulai Rp100 Ribuan
- Petugas Haji Dibayar Berapa? Ini Kisaran Gaji dan Jadwal Rekrutmen 2026
- 5 Mobil Bekas Selevel Innova Budget Rp60 Jutaan untuk Keluarga Besar
- Liverpool Pecat Arne Slot, Giovanni van Bronckhorst Latih Timnas Indonesia?
- 5 Pilihan Ban Motor Bebas Licin, Solusi Aman dan Nyaman buat Musim Hujan
Pilihan
-
4 HP dengan Kamera Selfie Beresolusi Tinggi Paling Murah, Cocok untuk Kantong Pelajar dan Mahasiswa
-
4 Rekomendasi HP Layar AMOLED Paling Murah Terbaru, Nyaman di Mata dan Cocok untuk Nonton Film
-
Hasil Liga Champions: Kalahkan Bayern Muenchen, Arsenal Kokoh di Puncak Klasemen
-
Menkeu Purbaya Diminta Jangan Banyak Omon-omon, Janji Tak Tercapai Bisa Jadi Bumerang
-
Trofi Piala Dunia Hilang 7 Hari di Siang Bolong, Misteri 59 Tahun yang Tak Pernah Tuntas
Terkini
-
Berkaca dari Kasus Alvaro, KemenPPPA Ingatkan Jangan Salah Pilih Pasangan saat Sudah Punya Anak
-
Legislator PDIP Desak Usut dan Tindak Pejabat yang Biarkan Bandara 'Siluman' di Morowali Beroperasi
-
Dibentak dan Diludahi: Motif Sakit Hati Ungkap Pembunuhan Mayat dalam Karung di Cikupa
-
Pengamat: Pertemuan Makin Intens, Dasco Jadi Teman Brainstorming Gagasan Presiden Prabowo
-
Tanggapi Polemik PBNU, PWNU DIY Tegaskan Masih Tetap Akui Ketum Gus Yahya dan Dorong Islah
-
Soleh Solihun Kritik Sistem Mutasi Pemprov DKI, Begini Tanggapan DPRD
-
Tragis! Ayah di Jakut Setubuhi Putri Kandung hingga Hamil, Terungkap Setelah Korban Berani Melapor
-
KPK Klaim Punya Bukti Penghilangan Barang Bukti oleh Maktour dalam Kasus Haji
-
Mendagri Puji Pesona Alam Hingga Kekayaan Sejarah Banda Neira Saat Resmikan Banda Heritage Festival
-
Ira Puspadewi Dapat Rehabilitasi, ICW: Presiden Prabowo Harus Berhenti Intervensi Kasus Korupsi