Suara.com - Anggota Dewan Pertimbangan Akbar Tanjung mengakui kisruh di internal partainya, antara Agung Laksono dan Aburizal Bakrie, membuat performa organisasi kian buruk.
Akbar menyontohkan pada pilkada serentak 9 Desember 2015, Golkar hanya berpartisipasi di 116 daerah dari total 269 daerah yang menyelenggarakan pemilihan. Dari jumlah itu, Golkar hanya menang di 49 daerah.
Dari segi persentase, kata Akbar, Golkar hanya mendapat sekitar 19 persen suara, jauh menurun dari pilkada-pilkada sebelumnya. Padahal, katanya, ketika Golkar masih kompak, partai ini selalu menempati urutan teratas di mayoritas daerah.
"Ini jauh menurun. Bukti akibat tidak terjadinya konsolidasi, tidak adanya penyelesaian konflik," kata Akbar di kantor Akbar Tanjung lnstitute, Jakarta, Selasa (29/12/2015).
Pertengkaran Agung dan Aburizal tak hanya berdampak pada perolehan suara pilkada, namun juga pada internal organisasi sendiri. Akbar menyebut sekarang sudah ada tanda-tanda kader partai ingin pindah ke partai lain.
"Yang juga buat kami prihatin timbul antipati, kejenuhan, apatis bahkan tanda-tanda sebagai kader itu sudah pindah ke partai lain, itu membuat kami prihatin," kata dia.
Terakhir, kata dia, dampak pertengkaran juga mempengaruhi hasil survei terhadap partai politik. Golkar hampir selalu jeblok dan jauh dari harapan serta target partai.
"Melihat situasi ini kami prihatin. Kami berusaha mencari solusi,yaitu munas (2016)," kata dia.
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Bukan Denpasar, Kota Ini Sebenarnya Yang Disiapkan Jadi Ibu Kota Provinsi Bali
- Profil Djamari Chaniago: Jenderal yang Dulu Pecat Prabowo, Kini Jadi Kandidat Kuat Menko Polkam
- Tinggi Badan Mauro Zijlstra, Pemain Keturunan Baru Timnas Indonesia Disorot Aneh Media Eropa
Pilihan
-
6 Stadion Paling Angker: Tempat Eksekusi, Sosok Neti hingga Suara Misterius
-
Shell, Vivo Hingga AKR Bungkam Usai 'Dipaksa' Beli BBM dari Pertamina
-
Drama Stok BBM SPBU Swasta Teratasi! Shell, Vivo & BP Sepakat 'Titip' Impor ke Pertamina
-
Gelombang Keracunan MBG, Negara ke Mana?
-
BUMN Tekstil SBAT Pasrah Menuju Kebangkrutan, Padahal Baru IPO 4 Tahun Lalu
Terkini
-
Gerakan 'Setop Tot tot Wuk wuk' Sampai ke Istana, Mensesneg: Semau-maunya Itu
-
Koalisi Sipil Kritik Batalnya Pembentukan TGPF Kerusuhan Agustus: Negara Tak Dengarkan Suara Rakyat!
-
Menkeu Purbaya Bahas Status Menteri: Gengsi Gede Tapi Gaji Kecil
-
Semua Agama Dapat Porsi, Menag Nazaruddin Umar: Libur Nasional 2026 Sudah Adil
-
Presiden Prabowo 'Ketok Palu!' IKN Resmi Jadi Ibu Kota Politik 2028 Lewat Perpres Baru
-
Penggugat Ijazah Gibran Bantah Bagian dari Musuh Keluarga Jokowi: Saya Tidak Sedang Mencari Musuh!
-
Rekam Jejak Wahyudin Anggota DPRD Gorontalo, Narkoba hingga Video Rampok Uang Negara
-
Bongkar Gurita Korupsi Pertamina, Kejagung Periksa Jaringan Lintas Lembaga
-
Guntur Romli Murka, Politikus PDIP 'Rampok Uang Negara' Terancam Sanksi Berat: Sudah Masuk Evaluasi!
-
Dasco: UU Anti-Flexing Bukan Sekadar Aturan, tapi Soal Kesadaran Moral Pejabat