Suara.com - Muncul petisi di situs www.change.org untuk menuntut pencopotan Kapolres Jakarta Pusat Komisaris Besar Hendro Pandowo. Petisi ini merupakan buntut dari tindakan anggota Front Pembela Islam menyisir kendaraan untuk mencari Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi saat akan menghadiri acara Federasi Teater Indonesia di Taman Ismail Marzuki, Jakarta Pusat, Senin (28/12/2015) malam.
Petisi berjudul 'Copot Kapolres Jakarta Pusat yang Telah Dukung Sweeping FPI' dibuat oleh warga Jakarta bernama Damar Juniarto. Petisi ditujukan kepada Kapolri Jenderal Badrodin Haiti dan Kapolda Metro Jaya Inspektur Jenderal Tito Karnavian.
Menanggapi munculnya petisi tersebut, Gubernur Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) mengatakan persoalan ini menjadi domain Polda Metro Jaya.
"Saya nggak tahu, tanya Kapolda, saya nggak tahu, bukan wilayah kita soalnya," ujar Ahok di gedung DPRD DKI, Jalan Kebon Sirih, Jakarta Pusat, Kamis (31/12/2015).
Menanggapi petisi itu, sebelumnya, Kapolda Metro Jaya Inspektur Jenderal Tito Karnavian santai saja.
Menurut dia bisa saja pembuat petisi tidak berada di lokasi saat kejadian.
Tito menilai pembuat petisi tidak mengetahui kalau malam itu banyak polisi yang menjaga TIM.
Kemarin, Ahok begitu menggebu-gebu menilai tindakan anggota FPI menyisir mobil di TIM untuk mencari Bupati Dedi tidak dapat dibenarkan.
"Saya pribadi pikir itu nggak bener gitu lho, mana boleh di sweeping langsung terus disuruh pulang, iya dong," ujar Ahok.
Aksi FPI tersebut bertujuan untuk mencegah Dedi datang ke Jakarta sebagai balasan FPI ditolak masuk ke Purwakarta.
Dengan nada meninggi, Ahok kemarin mengatakan kalau saja yang diperlakukan FPI Ahok, Ahok tetap akan datang ke TIM. Tapi menurut Ahok, Dedi memilih pulang karena tidak ingin terjadi keributan.
"Tapi kalau saya jadi dia nggak bakal pulang. Cuma dia (Dedi) nggak mau ribut karena bukan tempat dia, jadi dia hormat jadi saya kenal baik. Dia mungkin pikir nggak mau ribut di Jakarta," katanya.
Dalam petisi yang dibuat, Damar mengecam tindakan yang dilakukan FPI.
Dia bercerita malam itu banyak anggota polisi di tempat kejadian perkara. Namun, menurut dia, tidak ada tindakan yang dilakukan aparat keamanan untuk mencegah anggota FPI saat memeriksa tiap kendaraan untuk mencari Bupati Purwakarta.
"Lalu apa gunanya polisi, yang ratusan itu, jika tidak bisa mengamankan?" tulis Damar.
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Rekomendasi Sepatu New Balance Diskon 70% Jelang Natal di Sports Station
- Analisis Roy Suryo Soal Ijazah Jokowi: Pasfoto Terlalu Baru dan Logo UGM Tidak Lazim
- Ingin Miliki Rumah Baru di Tahun Baru? Yuk, Cek BRI dengan KPR Suku Bunga Spesial 1,30%
- Meskipun Pensiun, Bisa Tetap Cuan dan Tenang Bersama BRIFINE
- Kebutuhan Mendesak? Atasi Saja dengan BRI Multiguna, Proses Cepat dan Mudah
Pilihan
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
-
Samsung PD Pasar Tablet 2026 Tetap Tumbuh, Harga Dipastikan Aman
-
Breaking News! John Herdman Jadi Pelatih Timnas Indonesia, Tunggu Diumumkan
Terkini
-
Gak Perlu Mahal, Megawati Usul Pemda Gunakan Kentongan untuk Alarm Bencana
-
5 Ton Pakaian Bakal Disalurkan untuk Korban Banjir dan Longsor Aceh-Sumatra
-
Kebun Sawit di Papua: Janji Swasembada Energi Prabowo yang Penuh Risiko?
-
Bukan Alat Kampanye, Megawati Minta Dapur Umum PDIP untuk Semua Korban: Ini Urusan Kemanusiaan
-
Tak Mau Hanya Beri Uang Tunai, Megawati Instruksikan Bantuan 'In Natura' untuk Korban Bencana
-
Jaksa Bongkar Akal Bulus Proyek Chromebook, Manipulasi E-Katalog Rugikan Negara Rp9,2 Miliar
-
Mobil Ringsek, Ini 7 Fakta Kecelakaan KA Bandara Tabrak Minibus di Perlintasan Sebidang Kalideres
-
Giliran Rumah Kajari Kabupaten Bekasi Disegel KPK
-
Seskab Teddy Jawab Tudingan Lamban: Perintah Prabowo Turun di Hari Pertama Banjir Sumatra
-
7 Fakta Warga Aceh Kibarkan Bendera Putih yang Bikin Mendagri Minta Maaf