Suara.com - Pada akhirnya nasib tak menentu mau tidak mau terpaksa diterima oleh keluarga besar Golkar akhir-akhir ini. Hal ini menyusul keputusan Kementerian Hukum dan HAM mencabut kembali Surat Keputusan tentang kepengurusan hasil Musyawarah Nasional Partai Golkar di Ancol, Jakarta Utara.
Menurut politisi senior Golkar Zainal Bintang penolakan dua kubu petinggi Golkar, kubu Munas Bali yang dipimpin Aburizal Bakrie dan kubu Munas Ancol pimpinan Agung Laksono, untuk mengedepankan kepentingan jangka panjang dan masa depan Golkar telah membuat partai ini mengalami nasib buruk.
Persoalan kedua petinggi Golkar, katanya, lebih didorong ambisi pribadi ingin berkuasa dan masing masing bersikukuh mau menjadi ketua umum.
Legitimasi dan keabsahan masing masing kubu menjadi ajang pertikaian yang tiada berujung. Legitimasi Munas Bali dan legitimasi Munas Ancol dijadikan kendaraan untuk menanam kekuasaan pribadi, kata Bintang.
"Mereka mengatasnamakan suara kader Golkar melalui forum akrobat politik, yang disebut rapimnas yang direkayasa dengan mendorong DPD provinsi sebagai aktornya," kata Bintang kepada Suara.com, Kamis (31/12/2015).
Akan tetapi lanjut Bintang, semua akrobat politik itu ternyata sia sia.
"Saya menduga ada tangan kekuasaan yang bermain dan memanfaatkan ambisi petinggi Golkar yang kebelet mau jadi ketua umum," kata Bintang.
"Rasa-rasanya ada kebutuhan pihak kekuasaan lebih senang kalau Golkar pecah sehingga tidak memiliki daya tekan yang kuat untuk mengontrol pemerintah," Ketua Koordinator Eksponen Ormas Tri Karya Golkar menambahkan.
Situasi dan kondisi Golkar yang tidak menentu secara yuridis formal akhir-akhir ini, menurut dia, seharusnya membuat kader-kader Golkar mengambil langkah terobosan untuk menyelamatkan partai.
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Serum Vitamin C yang Bisa Hilangkan Flek Hitam, Cocok untuk Usia 40 Tahun
- 5 Mobil Diesel Bekas Mulai 50 Jutaan Selain Isuzu Panther, Keren dan Tangguh!
- Sunscreen untuk Usia 50-an Sebaiknya SPF Berapa? Cek 5 Rekomendasi yang Layak Dicoba
- Harta Kekayaan Abdul Wahid, Gubernur Riau yang Ikut Ditangkap KPK
- 5 Mobil Eropa Bekas Mulai 50 Jutaan, Warisan Mewah dan Berkelas
Pilihan
-
Jusuf Kalla Peringatkan Lippo: Jangan Main-Main di Makassar!
-
Korban PHK Masih Sumbang Ratusan Ribu Pengangguran! Industri Pengolahan Paling Parah
-
Cuma Mampu Kurangi Pengangguran 4.000 Orang, BPS Rilis Data yang Bikin Kening Prabowo Berkerut
-
Rugi Triliunan! Emiten Grup Djarum, Blibli PHK 270 Karyawan
-
Angka Pengangguran Indonesia Tembus 7,46 Juta, Cuma Turun 4.000 Orang Setahun!
Terkini
-
Cegah Penyalahgunaan, MKD Pangkas Titik Anggaran Reses Anggota DPR Menjadi 22
-
Sanjungan PSI Usai Prabowo Putuskan Siap Bayar Utang Whoosh: Cerminan Sikap Negarawan Jernih
-
Rumah Dijarah, MKD Pertimbangkan Keringanan Hukuman untuk Sahroni, Eko Patrio, dan Uya Kuya
-
Tertangkap! 14 ABG Pelaku Tawuran di Pesanggrahan Jaksel Bawa Sajam hingga Air Cabai
-
Bukan Penipuan! Ternyata Ini Motif Pria Tabrakan Diri ke Mobil di Tanah Abang
-
Resmi! Gubernur Riau Jadi Tersangka, Langsung Ditahan 20 Hari!
-
PSI Minta Satpol PP Tegas Tertibkan Parkir Liar di Trotoar: Sudah Ganggu Pejalan Kaki!
-
Drama di MKD DPR Berakhir: Uya Kuya Lolos dari Sanksi Kode Etik
-
Drama Penangkapan Gubernur Riau: Kabur Saat OTT, Berakhir Diciduk KPK di Kafe
-
Usman Hamid Sebut Soeharto Meninggal Berstatus Terdakwa: Sulit Dianggap Pahlawan