Suara.com - Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Agus Rahardjo meyakini, jika proses persidangan kasus-kasus dugaan korupsi berjalan tanpa adanya intervensi dari pihak luar, maka upaya kriminalisasi terhadap pimpinan KPK tidak akan pernah terjadi.
Publik mengetahui, beberapa komisioner KPK sebelumnya seperti Antasari Azhar, Abraham Samad dan Bambang Widjojanto, menjadi korban "kriminalisasi" dari pihak-pihak luar. Tidak hanya itu, bahkan penyidik senior KPK Novel Baswedan pun ikut menjadi korban kriminalisasi.
"Prinsip dasarnya, kalau peradilan itu bersih, pasti kan kriminalisasi tidak terjadi kalau peradilan bersih," kata Agus, saat mengunjungi gedung Komisi Yudisial (KY), di Jakarta, Rabu (6/1/2016).
Namun, menurut Agus pula, dalam kunjungannya bersama pimpinan KPK lainnya ke KY kali ini, tidak ada pembahasan khusus terkait masalah kriminalisasi KPK.
"Kita tidak membicarakan itu. Kami tidak membicarakan itu secara khusus," kata Agus.
Menurutnya, kunjungan ke KY tersebut ditujukan untuk membangun koordinasi, monitoring, serta supervisi dengan lembaga penegak hukum lainnya. Pasalnya, kata Agus, pemberantasan korupsi tidak hanya menjadi tugas KPK sendiri, tetapi juga menjadi tugas lembaga hukum lainnya termasuk KY.
"Yang memberantas korupsi itu bukan KPK semata. Jadi harus bekerja sama dengan penegak hukum lain, dan fungsi koordinasi itu di lapangan harus bergerak semua," katanya.
Agus berharap, roadshow yang telah dilakukan KPK ke beberapa lembaga hukum seperti Polri, Kejaksaan Agung, Mahkamah Konstitusi dan KY sejauh ini, dapat mendorong lembaga-lembaga pemerintah untuk bisa meningkat pelayanan terhadap masyarakat.
"Mudah-mudahan ini akan membantu teman-teman di pemerintahan untuk menjalankan fungsi pelayanannya, (supaya) lebih berintegritas," kata Agus.
Berita Terkait
Terpopuler
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Bukan Denpasar, Kota Ini Sebenarnya Yang Disiapkan Jadi Ibu Kota Provinsi Bali
- Profil Djamari Chaniago: Jenderal yang Dulu Pecat Prabowo, Kini Jadi Kandidat Kuat Menko Polkam
- Tinggi Badan Mauro Zijlstra, Pemain Keturunan Baru Timnas Indonesia Disorot Aneh Media Eropa
Pilihan
-
Menkeu Purbaya Tak Mau Naikkan Tarif Listrik Meski Subsidi Berkurang
-
Istana Tanggapi Gerakan 'Stop Tot Tot Wuk Wuk' di Media Sosial: Presiden Aja Ikut Macet-macetan!
-
Emil Audero Jadi Kunci! Cremonese Bidik Jungkalkan Parma di Kandang
-
DPR Usul Ada Tax Amnesty Lagi, Menkeu Purbaya Tolak Mentah-mentah: Insentif Orang Ngibul!
-
6 Stadion Paling Angker: Tempat Eksekusi, Sosok Neti hingga Suara Misterius
Terkini
-
Indonesia di Ambang Amarah: Belajar dari Ledakan di Nepal, Rocky Gerung dan Bivitri Beri Peringatan!
-
Ganggu Masyarakat, Kakorlantas Bekukan Penggunaan Sirene "Tot-tot Wuk-wuk"
-
Angin Segar APBN 2026, Apkasi Lega TKD Bertambah Meski Belum Ideal
-
Digerebek Satpol PP Diduga Sarang Prostitusi, Indekos di Jakbar Bak Hotel: 3 Lantai Diisi 20 Kamar!
-
Usai Siswa Keracunan Massal, DPR Temukan Ribuan SPPG Fiktif: Program MBG Prabowo Memang Bermasalah?
-
RUU Perampasan Aset Mesti Dibahas Hati-hati, Pakar: Jangan untuk Menakut-nakuti Rakyat!
-
Ucapan Rampok Uang Negara Diusut BK, Nasib Wahyudin Moridu Ditentukan Senin Depan!
-
Survei: Mayoritas Ojol di Jabodetabek Pilih Potongan 20 Persen Asal Orderan Banyak!
-
Sambut Putusan MK, Kubu Mariyo: Kemenangan Ini Milik Seluruh Rakyat Papua!
-
Tak Ada Tawar Menawar! Analis Sebut Reformasi Polri Mustahil Tanpa Ganti Kapolri