Suara.com - Direktur Bisnis PLN Regional Jawa Bagian Tengah Nasri Sebayang menyayangkan sikap PT Pertamina yang mengancam akan mengentikan pasokan uap panas bumi kepada PT PLN (Persero). Ini dilakukan jika PLN tidak setuju dengan harga uap panas bumi yang dipatok oleh Pertamina.
Ia pun mengaku akan bersikap menerima dan berlapang dada, jika Pertamina benar-benar akan menghentikan pasokan uap panas bumi kepada PLN.
"Kalau menurut kami itu tindakan yang tidak baik lah. Tapi kalau pasokan uap kami lapang dada. Apa sih masalahnya? Kenapa sih kok mati-matiin? Kan nggak baik seperti itu,” kata Nasri saat ditemui di kantor PLN Pusat, Jakarta Selatan, Kamis (7/1/2015).
PLN telah menjalin kerjasama dengan Pertamina terkait pemanfaatan panas bumi di Kamojang 1,2,3 lebih dari 30 tahun. Namun, tahun lalu, Pertamina selaku pemasok menawarkan harga uap yang tinggi, 9 dolar AS per kwh.
"Bagi PLN wajarnya itu 4 dolar AS atau di bawah. Mereka menawarkannya 9 dolar AS. Sekarang oke lah masih pakai 6 dolar AS. Kenapa naik? Ini kan bagus. Tidak menggunakan bahan bakar. Kita mesti kembangkan. Cuma pada tarif, harusnya bisa dikoordinasikan terlebih dahulu di mana sama-sama dapat diterima dengan baik," tegasnya.
Perselihan dua perusahaan BUMN ini bermula pada soal harga uap panas bumi yang dipasok oleh Pertamina melalui anak usahanya yaitu PT Pertamina Geothermal Energy (PGE) untuk Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) Kamojang 1, 2, dan 3.
PLN menilai harga uap panas bumi yang ditawarkan Pertamina terlalu mahal dan tidak wajar. Sementara Pertamina mengancam akan menyetop pasokan uap panas bumi untuk PLTP Kamojang 1, 2, dan 3, jika PLN melalui anak usahanya PT Indonesia Power tak menyepakati harga yang ditawarkan Pertamina.
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- Pecah Bisu Setelah Satu Dekade, Ayu Ting Ting Bongkar Hubungannya dengan Enji Baskoro
- Ditunjuk Prabowo Reformasi Polri: Sosok Ahmad Dofiri Jenderal Rp7 Miliar Berani Pecat Ferdy Sambo!
- Sosok Kompol Anggraini, Polwan Diduga Jadi 'Badai' di Karier Irjen Krishna Murti, Siapa Dia?
- Nasib Aiptu Rajamuddin Usai Anaknya Pukuli Guru, Diperiksa Propam: Kau Bikin Malu Saya!
- Profil dan Rekam Jejak Alimin Ribut Sujono, Pernah Vonis Mati Sambo dan Kini Gagal Jadi Hakim Agung
Pilihan
-
Menkeu Purbaya Janji Lindungi Industri Rokok Lokal, Mau Evaluasi Cukai Hingga Berantas Rokok China
-
Usai Dicopot dari Kepala PCO, Danantara Tunjuk Hasan Nasbi jadi Komisaris Pertamina
-
4 Rekomendasi HP Murah Rp 2 Jutaan Baterai Besar Minimal 6000 mAh, Terbaik September 2025
-
Menkeu Purbaya Tak Mau Naikkan Tarif Listrik Meski Subsidi Berkurang
-
Ratu Tisha Lengser: Apa yang Sebenarnya Terjadi di Balik Layar PSSI?
Terkini
-
Usai Dipecat PDIP, Anggota DPRD Gorontalo Wahyudin yang 'Mau Rampok Uang Negara' Bakal di-PAW
-
Siapa Bupati Buton Sekarang? Sosoknya Dilaporkan Hilang di Tengah Demo, Warga Lapor Polisi
-
Stok Beras Bulog Menguning, Komisi IV DPR 'Sentil' Kebijakan Kementan dan Bapanas
-
Prabowo Terbang ke Jepang, AS, hingga Belanda, Menlu Sugiono Beberkan Agendanya
-
Jokowi Gagas Prabowo - Gibran Kembali Berduet di 2029, Pakar: Nasibnya di Tangan Para "Bos" Parpol
-
Pidato di Sidang Umum PBB, Presiden Prabowo Mengulang Sejarah Perjuangan Diplomasi Prof Sumitro
-
Prabowo Ubah IKN jadi Ibu Kota Politik Dinilai Picu Polemik: Mestinya Tak Perlu Ada Istilah Baru!
-
11 Tahun DPO hingga Lolos Nyaleg, Jejak Litao Pembunuh Anak Ditahan usai Jabat Anggota DPRD
-
Apa Itu Tax Amnesty? Menkeu Purbaya Sebut Tidak Ideal Diterapkan Berulang
-
Sebut Hasil Rekrutmen Damkar Diumumkan Pekan Depan, Pramono: Saya Minta Jangan Terlalu Lama