Patrice Rio Capella menjalani sidang putusan di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi (Tipikor), Jakarta, Senin (21/12). [suara.com/Kurniawan Mas'ud]
Fransisca Insani Rahesti mengungkapkan asal muasal uang 200 juta rupiah yang diterima mantan Sekretaris Jenderal Partai Nasdem Patrice Rio Capella. Katanya, uang tersebut diberikan oleh istri Gubernur Sumatera Utara Gatot Pujo Nugroho, Evy Susanti, setelah Patrice mengeluh tidak menerima apa-apa dari Evy.
"Tapi, pak Rio bilang, Sis saya kan pekerja, sibuk, ini kan bukan pekerjaan sosial," kata Sisca ketika dihadirkan sebagai saksi untuk sidang terdakwa Gatot Pujo Nugroho dan Evy Susanti bersama Yulius Irawansyah, Anis Rifai dan Yurinda Tri Achyuni, di gedung Pengadilan Tipikor, Jalan Bungur Besar, Kemayoran, Jakarta Pusat, Rabu(13/1/2016). Sisca merupakan teman kuliah Patrice di Universitas Brawijaya.
Setelah mendengar keluhan Patrice, Sisca menghubungi Evy. Selanjutnya, Evy menelpon pengacara bernama Yulius Irawansyah untuk minta pendapat.
"Mengenai uang yang diminta oleh pak Rio via Siska, bahwa pak Rio mau ketemu tapi ada sesuatu. Lalu saya tanya, sesuatu itu apa? Sisca jawab, uang Bu. Akhirnya saya ketemu dengan Siska, tapi saya tidak menelpon Bang Iwan, dan kasih uang 150 juta, tapi Siska bilang kurang minta Rp200 juta. Akhirnya saya telpon Bang Iwan lagi. Bang mintanya 200. Dan Bang Iwan bilang, oh iya Bu, 200 saya lupa kasih tahunya. Akhirnya, saya bilang kalau begitu belum bisa sekarang bang, saya butuh waktu," kata Evy menanggapi pernyataan Siska dan Iwan.
Namun, Iwan menyangkal hal tersebut karena dirinya tidak mengatakan hal seperti itu.
"Ini nggak seperti itu, mungkin kita sama-sama lupa bu," kata anak buah pengacara O. C. Kaligis itu.
Namun, Evy tetap ngotot uang Rp200 juta tersebut berdasarkan arahan dari Iwan sebagai pengacara. Pasalnya, Evy mengaku kalau dirinya selalu menghormati pengacara sehingga segala sesuatunya selalu didiskusikan terlebih dahulu dengan pengacara.
"Tapi saya nggak lupa bang (Iwan), kan abang kan pengacara saya, saya sangat progress terhadap pengacara saya, saya selalu menceritakan kepada pengacara saya. Terima kasih ya bang," kata Evy.
Seperti diketahui, Gatot dan Evy didakwa telah memberikan uang Rp200 juta kepada Patrice melalui Sisca.
Uang tersebut untuk mempengaruhi pejabat di Kejaksaan Agung guna memudahkan pengurusan penghentian penyelidikan perkara dugaan korupsi dana bantuan sosial, bantuan daerah bawahan, bantuan operasional sekolah, tunggakan dana bagi hasil, dan penyertaan modal pada sejumlah BUMD di Pemprov Sumatera Utara yang ditangani Kejagung.
Atas perbuatannya itu, Gatot dan Evy diancam pidana dalam Pasal 5 ayat (1) huruf a atau Pasal 13 Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 sebagaimana telah diubah dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2001 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi jo Pasal 55 ayat (1) ke-1 KUHP.
Rio Capella sendiri sudah divonis satu tahun enam bulan kurungan penjara dan denda Rp50 juta subsidair satu bulan kurungan dalam kasus yang sama dengan Gatot dan Evy.
"Tapi, pak Rio bilang, Sis saya kan pekerja, sibuk, ini kan bukan pekerjaan sosial," kata Sisca ketika dihadirkan sebagai saksi untuk sidang terdakwa Gatot Pujo Nugroho dan Evy Susanti bersama Yulius Irawansyah, Anis Rifai dan Yurinda Tri Achyuni, di gedung Pengadilan Tipikor, Jalan Bungur Besar, Kemayoran, Jakarta Pusat, Rabu(13/1/2016). Sisca merupakan teman kuliah Patrice di Universitas Brawijaya.
Setelah mendengar keluhan Patrice, Sisca menghubungi Evy. Selanjutnya, Evy menelpon pengacara bernama Yulius Irawansyah untuk minta pendapat.
"Mengenai uang yang diminta oleh pak Rio via Siska, bahwa pak Rio mau ketemu tapi ada sesuatu. Lalu saya tanya, sesuatu itu apa? Sisca jawab, uang Bu. Akhirnya saya ketemu dengan Siska, tapi saya tidak menelpon Bang Iwan, dan kasih uang 150 juta, tapi Siska bilang kurang minta Rp200 juta. Akhirnya saya telpon Bang Iwan lagi. Bang mintanya 200. Dan Bang Iwan bilang, oh iya Bu, 200 saya lupa kasih tahunya. Akhirnya, saya bilang kalau begitu belum bisa sekarang bang, saya butuh waktu," kata Evy menanggapi pernyataan Siska dan Iwan.
Namun, Iwan menyangkal hal tersebut karena dirinya tidak mengatakan hal seperti itu.
"Ini nggak seperti itu, mungkin kita sama-sama lupa bu," kata anak buah pengacara O. C. Kaligis itu.
Namun, Evy tetap ngotot uang Rp200 juta tersebut berdasarkan arahan dari Iwan sebagai pengacara. Pasalnya, Evy mengaku kalau dirinya selalu menghormati pengacara sehingga segala sesuatunya selalu didiskusikan terlebih dahulu dengan pengacara.
"Tapi saya nggak lupa bang (Iwan), kan abang kan pengacara saya, saya sangat progress terhadap pengacara saya, saya selalu menceritakan kepada pengacara saya. Terima kasih ya bang," kata Evy.
Seperti diketahui, Gatot dan Evy didakwa telah memberikan uang Rp200 juta kepada Patrice melalui Sisca.
Uang tersebut untuk mempengaruhi pejabat di Kejaksaan Agung guna memudahkan pengurusan penghentian penyelidikan perkara dugaan korupsi dana bantuan sosial, bantuan daerah bawahan, bantuan operasional sekolah, tunggakan dana bagi hasil, dan penyertaan modal pada sejumlah BUMD di Pemprov Sumatera Utara yang ditangani Kejagung.
Atas perbuatannya itu, Gatot dan Evy diancam pidana dalam Pasal 5 ayat (1) huruf a atau Pasal 13 Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 sebagaimana telah diubah dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2001 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi jo Pasal 55 ayat (1) ke-1 KUHP.
Rio Capella sendiri sudah divonis satu tahun enam bulan kurungan penjara dan denda Rp50 juta subsidair satu bulan kurungan dalam kasus yang sama dengan Gatot dan Evy.
Komentar
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Mobil Keluarga Bekas Senyaman Innova, Pas untuk Perjalanan Liburan Panjang
- 7 Rekomendasi Lipstik untuk Usia 40 Tahun ke Atas, Cocok Jadi Hadiah Hari Ibu
- 5 Mobil Kencang, Murah 80 Jutaan dan Anti Limbung, Cocok untuk Satset di Tol
- 4 HP Flagship Turun Harga di Penghujung Tahun 2025, Ada iPhone 16 Pro!
- 5 Moisturizer Murah yang Mencerahkan Wajah untuk Ibu Rumah Tangga
Pilihan
-
Bank Sumsel Babel Dorong CSR Berkelanjutan lewat Pemberdayaan UMKM di Sembawa Color Run 2025
-
UMP Sumsel 2026 Hampir Rp 4 Juta, Pasar Tenaga Kerja Masuk Fase Penyesuaian
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
Terkini
-
Nasib 8 ABK di Ujung Tanduk, Kapal Terbakar di Lampung, Tim SAR Sisir Lautan
-
30 Tahun Jadi TPS, Lahan Tiba-tiba Diklaim Pribadi, Warga Pondok Kelapa 'Ngamuk' Robohkan Pagar
-
Baju Basah Demi Sekolah, Curhat Pilu Siswa Nias Seberangi Sungai Deras di Depan Wapres Gibran
-
Mubes NU Tegaskan Konflik Internal Tanpa Campur Pemerintah, Isu Daftarkan SK ke Kemenkum Mencuat
-
Mendagri Bersama Menteri PKP Resmikan Pembangunan Hunian Tetap Korban Bencana di Tapanuli Tengah
-
Percepat Pemulihan Pascabencana, Mendagri Instruksikan Pendataan Hunian Rusak di Tapanuli Utara
-
Jabotabek Mulai Ditinggalkan, Setengah Juta Kendaraan 'Eksodus' H-5 Natal
-
Mubes Warga NU Keluarkan 9 Rekomendasi: Percepat Muktamar Hingga Kembalikan Tambang ke Negara
-
BNI Bersama BUMN Peduli Hadir Cepat Salurkan Bantuan Nyata bagi Warga Terdampak Bencana di Sumatra
-
Relawan BNI Bergabung dalam Aksi BUMN Peduli, Dukung Pemulihan Warga Terdampak Bencana di Aceh