Suara.com - Pakistan pekan ini mengumumkan bahwa pihak berwenang telah mengeksekusi 332 pelaku kejahatan dan pegaris keras sejak moratorium hukuman mati dicabut pada 2014, kata data resmi, yang disiarkan untuk pertama kali.
Negara di Asia Selatan itu mengungkapkan rencana pembersihan untuk mengekang militansi setelah pemberontak Taliban menembak mati lebih dari 150 orang, sebagian besar dari mereka anak-anak, di sekolah kelolaan angkatan darat di Peshawar pada 16 Desember 2014.
Enam tahun moratorium di negara memberlakukan hukuman mati itu dicabut dan undang-undang diamendemen untuk megizinkan militer mengadili tersangka pelaku serangkaian serangan.
Hukuman gantung semula diberlakukan kembali hanya untuk yang terlibat terorisme, namun pada Maret diperluas untuk semua pelanggaran besar.
Dalam surat balasan yang dikirimkan kepada parlemen pada Jumat, Kementerian Dalam Negeri dan Pengendalian Narkotik Pakistan menyebutkan 332 orang dieksekusi di negara itu.
Meskipun demikian, penentang kebijakan menekan bahwa sistem hukum Pakistan tidak adil karena penyiksaan oleh polisi merajelala dan masyarakat miskin menjadi representasi korban ketidakadilan, sedangkan mayoritas dari yang dihukum gantung tidak terlibat kejahatan terorisme.
"Mereka (pemerintah) menghukum gantung penjahat kecil namun tidak dianggap sebagai teroris menunggu tuntutan hukuma mati dalam beberapa tahun," kata pengacara dan aktivis HAM Asma Jahangir kepada AFP.
"Rencana tersebut hanya dapat tercapai jika diimplementasikan secara penuh, namun di sini kami melihat seleksi dan verifikasi implementasinya sangat sedikit," kata perempuan itu.
Dia menuding pemerintah gagal menjalankannya secara konsisten, memvonis seseorang terlibat dalam pembunuhan wartawan Daniel Pearl pada 2002 dengan humuman mati sejak beberapa tahun lalu namun belum dihukum gantung.
Namun, pendukung rencana pemerintah tersebut beranggapan bahwa eksekusi hanya langkah efektif untuk menyetujui pencambukan militansi di Pakistan.
Menurut laporan yang disampaikan kepada parlemen, 172 tokoh seminari lintas negara juga menjawab kecurigaan atas kepemilikan jaringan dengan beberapa organisasi militan.
Sepuluh laman berhubungan dengan kegiatan pegaris keras juga diblokir, sedangkan 70 toko -yang dianggap menjual bahan berisi hasutan terhadap pemerintah Pakistan- dibongkar.
Sementara itu, 2.000 orang tertangkap, sedangkan beberapa kasus serupa penghasutan juga telah diregistrasi.
Pada Juni 2014, angkatan darat melancarkan operasi "Zarb-e-Azb" sebagai upaya untuk membasmi milisi yang berpangkalan di wilayah suku Waziristan Utara dan mengakhiri dekade pertumpahan darah umat Islam yang mengorbankan ribuan nyawa rakyat Pakistan.
Sejak 2013, pasukan paramiliter dan polisi sepakat menggelar operasi antimilisi dan kejahatan di Karachi.
Ribuan pelaku kejahatan tertangkap dalam dalam operasi tersebut. Hasilnya, serangan milisi turun 80 persen. (Antara}
Berita Terkait
-
Serangan Udara Picu Eskalasi Konflik Afghanistan-Pakistan: Puluhan Tewas, Rusia Merespon!
-
Pakistan Berduka: Korban Banjir Melonjak Drastis
-
Merah Putih yang Ternoda, Saat Kreator Menuntut Keadilan
-
Peluru Taliban yang Menyalakan Perjuangan Malala untuk Pendidikan
-
Di Sini Kawin Lari Cuma Bikin Ortu Ngambek, di Pakistan Bisa Berakhir Ditembak Mati
Terpopuler
- Susunan Tim Pelatih Timnas Indonesia U-23 di SEA Games 2025, Indra Sjafri Ditopang Para Legenda
- 7 Sunscreen yang Wudhu Friendly: Cocok untuk Muslimah Usia 30-an, Aman Dipakai Seharian
- Gugat Cerai Hamish Daud? 6 Fakta Mengejutkan di Kabar Perceraian Raisa
- Pria Protes Beli Mie Instan Sekardus Tak Ada Bumbu Cabai, Respons Indomie Bikin Ngakak!
- 19 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 23 Oktober 2025: Pemain 110-113, Gems, dan Poin Rank Up Menanti
Pilihan
-
Harga Emas Sabtu 25 Oktober 2025: Antam Masih 'Hilang', UBS dan Galeri 24 Menguat
-
Superkomputer Prediksi Arsenal Juara Liga Champions 2025, Siapa Lawan di Final?
-
Bayar Hacker untuk Tes Sistem Pajak Coretax, Menkeu Purbaya: Programmer-nya Baru Lulus SMA
-
Perbandingan Spesifikasi HONOR Pad X7 vs Redmi Pad SE 8.7, Duel Tablet Murah Rp 1 Jutaan
-
Di GJAW 2025 Toyota Akan Luncurkan Mobil Hybrid Paling Ditunggu, Veloz?
Terkini
-
Tragedi Prada Lucky: Sidang 22 Seniornya Digelar, Sang Ibu Tuntut Keterbukaan
-
Terbang ke Kualalumpur, Selain Gaza, Isu 'Nuklir' Jadi Bahasan Panas Prabowo di KTT ASEAN
-
'Cuma Omon-omon?' Refly Harun Skeptis Prabowo Bisa Lepas dari Pengaruh Jokowi
-
Siap-siap, Sidang Dimulai: KPK Limpahkan Berkas Eks Kadis PUPR Sumut ke Jaksa
-
PDIP Gagas Sumpah Pemuda Baru, Ini Kata Hasto Kristiyanto
-
Airbus A400M Milik TNI AU Akan Bermarkas di Halim
-
BNI Lepas 27.300 Pelari di Wondr JRF 2025 untuk Dorong Ekonomi Hijau dan Gaya Hidup Sehat
-
Hasto Kristiyanto: Dorong Kebangkitan Ekonomi Maritim dan Desa Wisata Indonesia
-
Indonesia Sambut Timor Leste, Anggota Paling Bungsu ASEAN
-
Warga Susah Tidur Gegara Suara Musik, Satpol PP Angkut Belasan Speaker Milik PKL di Danau Sunter