Suara.com - Komunitas "Holy Rujak" yang terdiri dari 12 organisasi pemuda berbasis keagamaan bekerjasama dengan lembaga swadaya masyarakat "Search for Common Ground" (SFCG Indonesia) menggelar festival kuliner sebagai respon perlawanan terhadap serangan teror yang terjadi di kawasan Sarinah, Jalan Thamrin, Jakarta Pusat, pada Kamis (14/1).
"Tema kuliner dipilih karena makanan merupakan suatu media yang bisa mempersatukan masyarakat. Kami percaya bahwa terorisme harus dihadapi dengan persatuan masyarakat dan aksi damai yang lebih vokal," ujar Pelaksana Program SFCG Indonesia Hardya Pranadipa dalam keterangan tertulis yang diterima Antara di Jakarta, Minggu malam.
Lewat acara bertajuk "Festival Kuliner Lintas Iman" yang telah diadakan di Alun-alun Kota Bekasi, Jawa Barat pada Minggu tersebut, pengunjung diajak mengenal kuatnya tradisi kuliner Indonesia dengan mencicipi makanan dan minuman khas dari beragam suku di setiap daerah.
"Frase `sudah makan belum" adalah pertanyaan yang biasa terdengar ketika orang Indonesia bertemu teman dan keluarga. Dalam hal ini, makanan menjadi simbol perhatian, pemersatu, dan tidak kenal rasa curiga," tutur Hardya.
Dikatakannya, rasa menjadi suatu nilai universal yang tidak mengenal batas identitas manusia.
Melalui festival kuliner tersebut, masyarakat diharapkan bisa saling meningkatkan dialog, menghilangkan rasa saling curiga, dan mempererat persatuan.
Berbagai organisasi pemuda yang berpartisipasi dalam "Festival Kuliner Lintas Iman" antara lain Forum Pemuda Lintas Agama (FORPELA) Bekasi, pemuda STFI Sadra, Pemuda Nusantara, Teraz, Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII), OASE, AMSA, Pemuda HKBP Filadelfia, GP Ansor, Fatayat, Pemuda Theravada Indonesia, serta Majelis Luhur Kepercayaan kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Selain dapat mencicipi berbagai makanan dan minuman khas Indonesia, pengunjung juga bisa menikmati kesenian lokal seperti atraksi pencak silat dan pertunjukan musik akustik, serta mengikuti lomba masak dan berbagai permainan yang berfungsi membangun kerja sama diantara mereka. (Antara)
Berita Terkait
-
Teroris Menyusup Lewat Game Online, BNPT Ungkap 13 Anak Direkrut Jadi Simpatisan Jaringan Radikal
-
Bentuk Pasukan Khusus di Dunia Maya, Cara BNPT Mencegah Radikalisme di Era Tanpa Batas
-
Peringatan Ulta Levenia soal Ancaman Intervensi Asing di Indonesia
-
Prabowo Sebut Ada Makar dan Terorisme, Ferry Irwandi: Ibarat Kapal Tenggelam, Jangan Salahkan Air
-
Mantan Intelijen Kuliti Teror Politik: Penjarahan Rumah Demi Bungkam DPR?
Terpopuler
- Pelatih Argentina Buka Suara Soal Sanksi Facundo Garces: Sindir FAM
- Kiper Keturunan Karawang Rp 2,61 Miliar Calon Pengganti Emil Audero Lawan Arab Saudi
- Usai Temui Jokowi di Solo, Abu Bakar Ba'asyir: Orang Kafir Harus Dinasehati!
- Ingatkan KDM Jangan 'Brengsek!' Prabowo Kantongi Nama Kepala Daerah Petantang-Petenteng
- Seret Nama Mantan Bupati Sleman, Dana Hibah Pariwisata Dikorupsi, Negara Rugi Rp10,9 Miliar
Pilihan
-
Roy Suryo Ikut 'Diseret' ke Skandal Pemalsuan Dokumen Pemain Naturalisasi Malaysia
-
Harga Emas Hari Ini: Antam Naik Lagi Jadi Rp 2.338.000, UBS di Pegadaian Cetak Rekor!
-
Puluhan Siswa SD di Agam Diduga Keracunan MBG, Sekda: Dapurnya Sama!
-
Bernardo Tavares Cabut! Krisis Finansial PSM Makassar Tak Kunjung Selesai
-
Ada Adrian Wibowo! Ini Daftar Pemain Timnas Indonesia U-23 Menuju TC SEA Games 2025
Terkini
-
Lewat Sirukim, Pramono Sediakan Hunian Layak di Jakarta
-
SAS Institute Minta Program MBG Terus Dijalankan Meski Tuai Kontroversi: Ini Misi Peradaban!
-
Dua Kakek Kembar di Bekasi Lecehkan Difabel, Aksinya Terekam Kamera
-
Jadwal SIM Keliling di 5 Wilayah Jakarta Hari Ini: Lokasi, Syarat dan Biaya
-
Dana Bagi Hasil Jakarta dari Pemerintah Pusat Dipangkas Rp15 Triliun, Pramono Siapkan Skema Ini
-
KemenPPPA Dorong Evaluasi Program Makan Bergizi Gratis Pasca Kasus Keracunan
-
BGN Enggan Bicara Sanksi untuk Dapur MBG, Malah Sebut Mereka 'Pejuang Tanah Air'
-
Agus Suparmanto Sah Pimpin PPP, Mahkamah Partai Bantah Dualisme Usai Muktamar X Ancol
-
DPRD DKI Sidak 4 Lahan Parkir Ilegal, Pemprov Kehilangan Potensi Pendapatan Rp70 M per Tahun
-
Patok di Wilayah IUP PT WKM Jadi Perkara Pidana, Pengacara: Itu Dipasang di Belakang Police Line