Suara.com - Jaksa penuntut umum Malaysia menyatakan Perdana Menteri Najib Razak bebas dari dakwaan korupsi. Najib dituduh korupsi karena menerima uang senilai 681 juta dolar AS dari keluarga kerajaan Arab Saudi.
Jaksa menemukan fakta jika uang itu dikirim langsung ke rekening Najib. Tapi itu bukan tindak pidana atau korupsi.
Keterlibatan keluarga Kerajaan Arab Saudi merupakan sesuatu yang tak teduga dalam skandal transfer dana misterius dan kekacauan dilembaga yang dililit utang, 1Malaysia Development Berhad (1MDB),. Dewan penasihat lembaga itu dipimpin oleh Najib.
"Saya puas dengan keputusan bahwa bahwa dana tersebut bukan bentuk gratifikasi atau suap," kata Jaksa Penuntut Umum Mohamed Apandi Ali dalam konferensi pers, Selasa (26/1/2016).
Dalam kesempatan itu juga disebutkan jika Najib telah mengembalikan 620 juta dolar AS kepada keluarga Kerajaan Arab Saudi karena uang tersebut belum dimanfaatkan.
"Tidak ada alasan yang disampaikan mengapa bantuan itu diberikan kepada PM Najib. Itu adalah urusan pribadinya dengan keluarga Kerajaan Arab Saudi," kata Apandi.
Menurut dia, tidak ada tindak kriminal yang dilakukan oleh Najib dalam kaitannya dengan tiga penyelidikan yang disampaikan oleh badan antikorupsi Malaysia dan tidak ada tindakan lebih lanjut yang diambil.
Komisi Anti-Korupsi Malaysia (MACC) sebelumnya mengatakan bahwa dana tersebut merupakan bantuan politik dari dermawan yang tak dikenal di Timur Tengah. Dalam keterangannya, jaksa penuntut umum mengatakan bahwa pihaknya mengembalikan berkas perkara kepada MACC terkait tiga penyelidikan terpisah dengan instruksi untuk menutup semua kasus tersebut.
Najib, yang selama beberapa bulan diminta mengundurkan diri oleh para pemimpin oposisi dan tokoh-tokoh penting, membantah melakukan pelanggran dan menyatakan bahwa dia tidak mengambil sejumlah uang untuk keuntungan pribadi.
Skandal tersebut menggoyahkan para investor di negara ekonomi terbesar ketiga di kawasan Asia Tenggara itu dan melunturkan kepercayaan publik dalam koalisi Partai Organisasi Nasional Malaysia Bersatu (UMNO) pimpinan Najib yang memerintah sejak kemerdekaan pada 1957.
Meskipun demikian, Najib masih menikmati dukungan mayoritas jajaran pengurus UMNO. Bahkan pengritik internalnya yang paling keras, seperti mantan perdana menteri yang berpengaruh Mahathir Mohamad, menerima bahwa dia tidak bisa digulingkan. (Antara/Reuters)
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Body Lotion di Indomaret untuk Usia 50 Tahun ke Atas, Rawat Garis Penuaan
- 7 Rekomendasi Lipstik Transferproof untuk Pekerja Kantoran, Mulai Rp20 Ribuan
- 27 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 14 November: Ada Beckham 111, Magic Curve, dan Gems
- 5 Sepatu Running Lokal Paling Juara: Harga Murah, Performa Berani Diadu Produk Luar
- 6 Tablet RAM 8 GB Paling Murah untuk Pekerja Kantoran, Mulai Rp2 Jutaan
Pilihan
-
Ketika Serambi Mekkah Menangis: Mengingat Kembali Era DOM di Aceh
-
Catatan Gila Charly van Oosterhout, Pemain Keturunan Indonesia di Ajax: 28 Laga 19 Gol
-
Daftar 611 Pinjol Ilegal Terbaru Update Satgas PASTI OJK: Ada Pindar Terkenal
-
Bobibos Ramai Dibicarakan! Pakar: Wajib Lolos Uji Kelayakan Sebelum Dijual Massal
-
Video Brutal Latja SPN Polda NTT Bocor, Dua Siswa Dipukuli Senior Bikin Publik Murka
Terkini
-
Akal Bulus Pasutri Polisi Gadungan: Pura-pura Istri Pendarahan, Mobil Sopir Online Lenyap
-
Geger Siswa SMPN 19 Tangsel Tewas Diduga Dibully, Mendikdasmen: Saya Akan Dalami Kasus Ini!
-
Operasi Langit di Cilacap: BNPB 'Halau' Hujan Demi Percepat Evakuasi Korban Longsor
-
Perjalanan Cinta Rugaiya Usman dan Wiranto
-
RUU KUHAP Dikebut Tanpa Suara Publik, Anggota Komisi III DPR Terancam Dilaporkan ke MKD
-
Viral Hewan Ragunan Kurus Diduga Dana Jatah Makan Ditilep, Publik Tuntut Audit
-
Kabar Duka! Istri Wiranto, Rugaiya Usman Meninggal Dunia di Bandung
-
Geger Bayi di Cipayung: Dibuang di Jurang, Ditemukan Hidup dalam Goodie Bag Saat Kerja Bakti
-
Tegas! Pramono Anung Larang Jajarannya Persulit Izin Pembangunan Rumah Ibadah di Jakarta
-
Pramono Bantah Isu Tarif LRT Rp160 Ribu: Jadi Saja Belum