Suara.com - Turki, pada Sabtu (30/1/2016), menuduh sebuah pesawat tempur Rusia jenis Sukhoi SU-34 melanggar zona udaranya, meski sudah diperingatkan. Namun, Rusia membantah tuduhan tersebut.
Insiden ini bukan yang pertama. Pada bulan November lalu, Turki menembak jatuh sebuah pesawat Rusia yang dianggap melanggar wilayah udara Turki. Peristiwa tersebut mengakibatkan retaknya hubungan diplomatik kedua negara.
Juru bicara Kementerian Pertahanan Rusia Mayor Jenderal Igor Konashenkov membantah tuduhan Turki. Menurut Igor, tidak ada pesawat Rusia yang masuk wilayah udara Turki. Ia menuduh Turki balik dan menyebutnya melakukan propaganda murni.
Lebih lanjut Igor mengatakan, radar yang dimiliki Turki tidak mampu mendeteksi jenis maupun asal dari pesawat yang masuk kawasan udaranya. Selain itu, imbuh Igor, tidak ada peringatan verbal yang diberikan Turki, baik dalam Bahasa Inggris maupun Bahasa Rusia.
Sementara itu, Kementerian Luar Negeri Turki, dalam pernyataannya mengatakan telah memanggil duta besar Rusia pada Jumat (29/1/2016) malam. Mereka mengatakan, pelanggaran tersebut adalah bukti nyata bahwa Rusia ingin meningkatkan ketegangan di antara kedua negara.
"Kami menegaskan bahwa Federasi Rusia tidak boleh melanggar wilayah udara Turki, yang juga merupakan wilayah udara NATO (Pakta Pertahanan Atlantik Utara)," bunyi pernyataan dari Kementerian Luar Negeri Turki.
"Kami menekankan sekali lagi bahwa konsekuensi yang tidak diinginkan dari perilaku tak bertanggungjawab tersebut akan dikenakan pada Federasi Rusia," sambungnya.
Sekjen NATO Jens Stoltenberg mengatakan dan mendesak Rusia untuk memastikan agar mereka tidak lagi melanggar wilayah udara NATO.
Sementara itu, Presiden Turki Tayyip Erdogan mengatakan ingin bertemu dengan Presiden Rusia Vladimir Putin pascainsiden tersebut.
"Saya mengatakan kepada Kementerian Luar Negeri kami untuk bisa menyampaikan keinginan saya menemui Tuan Putin secara pribadi. Belum ada jawaban atas permintaan saya," kata Erdogan. (Reuters)
Berita Terkait
-
Serangan Udara Picu Eskalasi Konflik Afghanistan-Pakistan: Puluhan Tewas, Rusia Merespon!
-
Robbie Williams Diusir dari Istanbul, Konsernya Batal Total Akibat Tudingan Pro-Israel
-
OPEC+ Ngotot Tambah Produksi 137 Ribu BPH, Pasar Panik!
-
5 Destinasi yang Wajib Dikunjungi: Pengalaman Budaya Internasional yang Mengubah Hidup
-
Prosesi Pemakaman Naufal Takdri Al Bari, Atlet Gimnastik yang Meninggal di Rusia
Terpopuler
- Prabowo Disebut Ogah Pasang Badan untuk Jokowi Soal Ijazah Palsu, Benarkah?
- 3 Shio Paling Beruntung Pekan Ketiga 13-19 Oktober 2025
- 5 Rekomendasi Sunscreen Mengandung Kolagen untuk Hilangkan Kerutan, Murah Meriah Mudah Ditemukan
- 6 Hybrid Sunscreen untuk Mengatasi Flek Hitam di Usia Matang 40 Tahun
- 22 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 12 Oktober: Klaim Pemain 112-113 dan Jutaan Koin
Pilihan
-
Bikin Geger! Gunung Lawu Dilelang jadi Proyek Geothermal, ESDM: Sudah Kami Keluarkan!
-
Uang MBG Rp100 T Belum Cair, Tapi Sudah Dibalikin!, Menkeu Purbaya Bingung
-
6 Rekomendasi HP 2 Jutaan Kamera Terbaik Oktober 2025
-
Keuangan Mees Hilgers Boncos Akibat Absen di FC Twente dan Timnas Indonesia
-
6 Rekomendasi HP Murah Tahan Air dengan Sertifikat IP, Pilihan Terbaik Oktober 2025
Terkini
-
Gus Irfan Minta Kejagung Dampingi Kementerian Haji dan Umrah Cegah Korupsi
-
Misteri Suap Digitalisasi Pendidikan: Kejagung Ungkap Pengembalian Uang dalam Rupiah dan Dolar
-
Usai Insiden Al Khoziny, Pemerintah Perketat Standar Keselamatan Bangunan Pesantren
-
Kalah Praperadilan, Pulih dari Operasi Ambeien, Nadiem: Saya Siap Jalani Proses Hukum
-
PLN Siap Jadi Motor Dekarbonisasi, Hashim Djojohadikusumo Tegaskan Posisi RI di Paris Agreement
-
Berapa Kekayaan Eric Trump yang Ingin Ditemui Prabowo Subianto?
-
Kecewa Timnas Gagal Lolos Piala Dunia 2026, Presiden Prabowo Minta Kluivert 'Ditendang?'
-
BPJS Kesehatan Apresiasi 110 Badan Usaha Lewat Penghargaan Satya JKN Award 2025
-
Berkontribusi bagi Keamanan dan Kesejahteraan, BPJS Kesehatan Masuk Nominasi Nobel Perdamaian
-
Misteri Kematian Andri di Kali Green Crout: Keluarga Tolak Dugaan Tawuran, Ungkap Banyak Kejanggalan