Suara.com - Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) memperkirakan ada puluhan ribu anak-anak se-Indonesia menjadi korban intoleransi atas nama agama dan kelompok. Mereka tidak tahu apa masalahnya, tapi jadi bulan-bulanan diskriminasi.
Komisioner KPAI Maria Ulfah Anshor mengatakan jumlah anak korban intoleransi itu melonjak selama dalam kurun 5 tahun terakhir. Di antara mereka ada anak-anak dari kelompok Syiah, Ahmadiyah, bahkan Gafatar.
"Jumlahnya dalam 5 tahun terakhir saya tidak catat persis, tapi diperkirakan puluhan ribu. Sebab ini akumulatif," kata Maria saat berbincang dengan suara.com, Rabu (3/2/2016).
Hari ini Maria menerima Tim Advokasi yang menangani kasus pengusiran Jemaat Ahmadiyah di Bangka. Maria mendapatkan data 'mengerikan' soal nasib anak-anak di sana.
"Mereka ketakutan sampai menerima ancaman di sekolahnya dari teman-temannya. Mereka dikatakan, kamu akan disembelih yah 5 Febuari besok," kata Maria.
Ancaman itu berlatarbelakang desakan pengusiran mereka dari Pemerintah Bangka untuk meninggalkan rumahnya di Kecamatan Srimenanti paling lambat, Jumat besok. Pekan kemarin warga Ahmadiyah di sana didemo dipaksa tidak boleh tinggal di rumahnya karena ajaran yang mereka anut dianggap sesat.
KPAI menjelaskan pengusiran yang dilakuan bupati melanggar konstitusi. "Apapun kepercayaan mereka, mereka itu warga negara sah. Kenapa diusir. Lebih buruknya, korban utama dari diskriminasi itu adalah anak-anak dan perempuan," paparnya.
Maria pernah menangani khusus anak-anak korban diskriminasi atasnama agama di Transito, Mataram, Nusa Tenggara Barat. Di sana ratusan Jemaat Ahmadiyah hidup dalam ketidakpastian sejak 2006. Mereka tidak mendapatkan KTP.
"Anak-anak di sana tidak sekolah. Karena apa? Orangtuanya didiskriminasi," kata dia.
Menurut Maria, negara harus hadir. Bahkan meteri dan presiden harus bertindak agar intoleransi dan diskriminasi atasnama SARA tidak terulang.
"Ini sudah darurat. Tapi tiap tahun dianggap darurat yah. Sayang sekali. Lebih dari darurat, kasus ini seperti kebakaran. Dipadamkan dan muncul kembali. Begitu seterusnya tak habis-habis," tutup Maria.
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Serum Vitamin C yang Bisa Hilangkan Flek Hitam, Cocok untuk Usia 40 Tahun
- 5 Mobil Diesel Bekas Mulai 50 Jutaan Selain Isuzu Panther, Keren dan Tangguh!
- Sunscreen untuk Usia 50-an Sebaiknya SPF Berapa? Cek 5 Rekomendasi yang Layak Dicoba
- Harta Kekayaan Abdul Wahid, Gubernur Riau yang Ikut Ditangkap KPK
- 5 Mobil Eropa Bekas Mulai 50 Jutaan, Warisan Mewah dan Berkelas
Pilihan
-
Jusuf Kalla Peringatkan Lippo: Jangan Main-Main di Makassar!
-
Korban PHK Masih Sumbang Ratusan Ribu Pengangguran! Industri Pengolahan Paling Parah
-
Cuma Mampu Kurangi Pengangguran 4.000 Orang, BPS Rilis Data yang Bikin Kening Prabowo Berkerut
-
Rugi Triliunan! Emiten Grup Djarum, Blibli PHK 270 Karyawan
-
Angka Pengangguran Indonesia Tembus 7,46 Juta, Cuma Turun 4.000 Orang Setahun!
Terkini
-
Sultan Najamudin: Semua Mantan Presiden RI yang Telah Berpulang Layak Diberi Gelar Pahlawan
-
Tragis! Siswa Internasional Pahoa Jatuh dari Lantai 8: Fakta Baru Terungkap
-
Bela Soeharto dari Tuduhan Genosida, Fadli Zon: Nggak Pernah Ada Buktinya
-
Korupsi Minyak Pertamina: 8 Tersangka Dilimpahkan ke Pengadilan, Riza Chalid Lolos?
-
KPK Ungkap Modus 'Jatah Preman' Gubernur Riau, PKB: Buka Seterang-terangnya, Siapa di Balik Itu?
-
Warga Baduy Korban Begal Ditolak Rumah Sakit, Menko PMK Pratikno Turun Tangan
-
Kenaikan Tarif Transjakarta Masih Dikaji, Gubernur Pramono: Belum Tentu Naik
-
Gubernur Riau Abdul Wahid Minta 'Jatah Preman' ke Dinas PUPR Rp7 Miliar, KPK: Pakai Kode 7 Batang
-
Profil dan Pendidikan Rismon Sianipar yang Menduga Prabowo Tahu Ijazah Palsu Wapres Gibran
-
Pemprov Riau Diperingatkan KPK: Sudah 4 Gubernur Kena OTT! Ada Masalah Serius di PBJ?