Suara.com - Badan Ketahanan Pangan Provinsi Riau menyatakan ketersediaan pangan di daerah itu, khususnya komoditas beras mulai menurun. Sekitar 70 persennya bergantung pada pasokan dari Provinsi Sumatera Barat, Sumatera Utara, dan Sumatera Selatan.
"Lima tahun lalu ketergantungan pangan Riau terhadap provinsi tetangga masih 35 persen, sekarang meningkat hampir 70 persen," ungkap Kepala Badan Ketahanan Pangan Provinsi Riau, Darmansyah, di Pekanbaru, Minggu (21/2/2016).
Tiap tahunnya produksi beras di Riau merosot akibat berbagai faktor termasuk pengurangan lahan persawahan. Itu akibat adanya alih fungsi menjadi perkebunan sawit.
Sehingga kondisi ini membuat pemenuhan pangan khususnya beras di Riau sebahagian besar dipasok dari provinsi sentra penghasil beras Sumbar, Sumut dan Sumsel. Bahkan Pulau Jawa dan Sulawesi melalui pengadaan cadangan beras pemerintah (cbp) yang dikelola Badan Urusan Logistik (Bulog) Divisi Regional Riau-Riau Kepulauan.
Lebih jauh dijelaskan Dasmansyah konsumsi beras penduduk Provinsi Riau juga semakin tinggi ketimbang umbi-umbian, ikan dan lainnya. Sementara produksi beras jauh di bawah.
"Saat ini kebutuhan beras Riau mencapai 670 ribu ton/ tahunnya. Sementara yang mampu dipenuhi hanya 242 ribu ton," bebernya.
Namun ia berharap dengan adanya program pencanangan swasembada padi jagung dan kedelai (Pajali) oleh Presiden Jokowidodo ditiap daerah. Provinsi Riau bekerjama dengan TNI Polri bertekat bisa meningkatkan kemampuan beras, termasuk jagung, kedele.
"BKP Riau kini berupaya mengalihkan pendekatan beras sebagai pakan pokok, dengan mulai melirik sagu sebagai alternatif," urainya.
Hal ini ditindaklanjuti dengan melakukan kajian dan analisa oleh tim BKP bekerjasama dengan lembaga penelitian lainnya di Riau.
"Sehingga diharapkan ketergantungan kebutuhan pangan khususnya beras berkurang," tuturnya lagi.
Menurut data BKP potensi sagu yang dimiliki oleh Provinsi Riau kini masih sangat besar. Tersebar pada tiga wilayah tanam yakni Inhil, Meranti dan Bengkalis. Saat ini data menunjukkan ketiga wilayah itu memiliki cadangan sagu sebesar 246 ribu ton/tahun.
"Sementara yang baru diolah untuk berbagai kebutuhan hanya 8 persennya saja," tambahnya. (Antara)
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Rekomendasi Sepatu New Balance Diskon 70% Jelang Natal di Sports Station
- Analisis Roy Suryo Soal Ijazah Jokowi: Pasfoto Terlalu Baru dan Logo UGM Tidak Lazim
- Ingin Miliki Rumah Baru di Tahun Baru? Yuk, Cek BRI dengan KPR Suku Bunga Spesial 1,30%
- Meskipun Pensiun, Bisa Tetap Cuan dan Tenang Bersama BRIFINE
- Kebutuhan Mendesak? Atasi Saja dengan BRI Multiguna, Proses Cepat dan Mudah
Pilihan
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
-
Samsung PD Pasar Tablet 2026 Tetap Tumbuh, Harga Dipastikan Aman
-
Breaking News! John Herdman Jadi Pelatih Timnas Indonesia, Tunggu Diumumkan
Terkini
-
Gak Perlu Mahal, Megawati Usul Pemda Gunakan Kentongan untuk Alarm Bencana
-
5 Ton Pakaian Bakal Disalurkan untuk Korban Banjir dan Longsor Aceh-Sumatra
-
Kebun Sawit di Papua: Janji Swasembada Energi Prabowo yang Penuh Risiko?
-
Bukan Alat Kampanye, Megawati Minta Dapur Umum PDIP untuk Semua Korban: Ini Urusan Kemanusiaan
-
Tak Mau Hanya Beri Uang Tunai, Megawati Instruksikan Bantuan 'In Natura' untuk Korban Bencana
-
Jaksa Bongkar Akal Bulus Proyek Chromebook, Manipulasi E-Katalog Rugikan Negara Rp9,2 Miliar
-
Mobil Ringsek, Ini 7 Fakta Kecelakaan KA Bandara Tabrak Minibus di Perlintasan Sebidang Kalideres
-
Giliran Rumah Kajari Kabupaten Bekasi Disegel KPK
-
Seskab Teddy Jawab Tudingan Lamban: Perintah Prabowo Turun di Hari Pertama Banjir Sumatra
-
7 Fakta Warga Aceh Kibarkan Bendera Putih yang Bikin Mendagri Minta Maaf