Suara.com - Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) Zuklifli Hasan mendorong pemerintah untuk segera membenahi sistem tata niaga pangan yang masih terjadi ekonomi biaya tinggi akibat adanya pemburu rente.
"Soal tata niaga pangan ini, sungguh tidak adil. Kita beli barang mahal misalnya daging karena soal tata niaga yang tak beres. Ada rente di situ," kata Ketua MPR Zulkifli Hasan di Denpasar, Bali, Minggu petang (31/1/2016).
MPR melakukan rapat Koordinasi Pimpinan MPR RI, dengan Pimpinan Badan Sosialisasi MPR, Pimpinan Badan Pengkajian MPR, Pimpinan Badan Penganggaran MPR dan Pimpinan Lembaga Pengkajian MPR, selama dua hari.
Hadir dalam rapat koordinasi tersebut, para Pimpinan Badan Sosialisasi MPR Ahmad Basarah, Edhy Prabowo, Alimin Abdullah, Prof, Bahtiar Aly. Para Pimpinan Badan Pengkajian MPR Rambe Kamarulzaman, TB. Soenmandjaja, Martin Hutabarat.
Para Pimpinan Badan Penganggaran MPR Idris laena, Guntur Sasono, Suarifuddin Suding, Muh. Asri Anas. Para Pimpinan Lembaga Pengkajian MPR Ahmad Farhan Hamid, Prof, Sudjarto.
Rapat Koordinasi membahas segala permasalahan seputar evaluasi program-program MPR RI, kinerja Sekretariat Jenderal MPR RI, dan membahas rencana program MPR RI tahun 2016 serta penganggarannya.
Lebih lanjut Zulkifli menjelaskan setiap menghadapi hari-hari besar keagamaan, lebaran, natal dan tahun baru, harga bahan pokok selalu naik.
"Kita ingin pemerintah hadir, benahi tata niaga ini yang ada rente, ada ekonomi biaya tinggi, ini harus diberesin. Rente tata niaga ini yang harus dibenahi," kata Zulkifli.
Sekedar informasi, dalam beberapa hari terakhir, terjadi lonjakan harga pangan khususnya harga daging sapi yang mengalami kenaikan hingga Rp130 per kilogram dari sebelumnya sekitar Rp90 ribu per kilogram. Kenaikan harga tersebut terjadi dibeberapa daerah di Indonesia sepertiJawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur dan termasuk di daerah Jabodetabek.
Menteri Perdagangan Thomas Lembong mengklaim, kenaikan harga daging sapi belakangan ini dikarenakan kurangnya pasokan sapi di lapangan yang membuat para pedagang menaikkan harga jual daging sapi. (Antara)
Berita Terkait
-
Sinyal Keras dari Istana: Prabowo Sebut Ada Gejala Makar, Perintahkan Aparat Tindak Tegas
-
Setelah Kapolri, Giliran Ketua MPR Dipanggil ke Istana: Prabowo Siapkan Keputusan Besar?
-
Ketua MPR Ahmad Muzani : Amendemen UUD 1945 Bukan Solusi Instan!
-
Ketua MPR Ahmad Muzani Umumkan Draf PPHN Rampung, Kini Giliran Rakyat Mengkritisi
-
Prabowo Ungkap Keanehan Saat Jadi Presiden: Minyak Goreng Langka, Hingga Tingginya Harga Pangan
Terpopuler
- Kopi & Matcha: Gaya Hidup Modern dengan Sentuhan Promo Spesial
- Ameena Akhirnya Pindah Sekolah Gegara Aurel Hermanyah Dibentak Satpam
- Breaking News! Keponakan Prabowo Ajukan Pengunduran Diri Sebagai Anggota DPR RI Gerindra, Ada Apa?
- Prabowo Incar Budi Gunawan Sejak Lama? Analis Ungkap Manuver Politik di Balik Reshuffle Kabinet
- Patrick Kluivert Senyum Nih, 3 Sosok Kuat Calon Menpora, Ada Bos Eks Klub Liga 1
Pilihan
-
Foto AI Tak Senonoh Punggawa Timnas Indonesia Bikin Gerah: Fans Kreatif Atau Pelecehan Digital?
-
Derby Manchester Dalam 3 Menit: Sejarah, Drama, dan Persaingan Abadi di Premier League
-
Disamperin Mas Wapres Gibran, Korban Banjir Bali Ngeluh Banyak Drainase Ditutup Bekas Proyek
-
Ratapan Nikita Mirzani Nginep di Hotel Prodeo: Implan Pecah Sampai Saraf Leher Geser
-
Emil Audero Jadi Tembok Kokoh Indonesia, Media Italia Sanjung Setinggi Langit
Terkini
-
Rp 70 Miliar Milik Nasabah Hilang Karena Dibobol? Ini Kata BCA
-
Pengamat: Reshuffle Prabowo Lebih Bernuansa Politis Ketimbang Respons Tuntutan Publik
-
Kisah Harjo Sutanto: Orang Terkaya Tertua, Pendiri Wings Group
-
Syarat Impor iPhone 17 Dibongkar Mendag, Apple Harus Lakukan Ini Dulu
-
Setelah Sawit, BPDP Sasar Hilirisasi Kelapa dan Kakao
-
5 Fakta Sopir Bank Jateng Bawa Kabur Rp 10 M, Momen Ditinggal ke Toilet Jadi Kunci
-
Kasus Bank Century: Dulu Seret Nama Sri Mulyani, Bagaimana Nasib Uang Nasabah?
-
Tips Pilih Developer Rumah Terbaik 2025, Biar Tidak Menyesal di Kemudian Hari
-
Kabar Gembira! Pemerintah Bakal Beri Subsidi Gaji untuk Pekerja Bergaji di Bawah Rp10 Juta!
-
Ekonom UI Kritik Rencana Suntikan Rp200 T ke Bank: Salah Sasaran, Masalahnya Lemahnya Permintaan