Suara.com - Wali Kota Surakarta, FX Hadi Rudyatmo, mengatakan bahwa ada tiga wilayah kecamatan di Kota Solo yang masih sering terkena banjir akibat meluapnya Sungai Bengawan Solo.
"Tiga wilayah kecamatan itu yakni Jebres, Pasar Kliwon, dan Serengan," kata Rudyatmo, saat memimpin Apel Gelar Kekuatan Tanggap Bencana di parkiran Stadion Manahan Solo, Senin (22/2/2016).
Apel Gelar Kekuatan Tanggap Bencana yang diprakarsai oleh Polresta Surakarta ini sendiri melibatkan 1.000-an personel dari Polri, TNI seperti Korem 074/Warastratama, Grup 2 Kopassus, Lanud Adi Soemarmo, Kodim 0735/Surakarta, PMI, Basarnas, BPBD, SAR, serta sejumlah stakeholder lainnya.
Dalam acara ini, peserta apel juga menyiapkan sejumlah peralatan SAR penanganan darurat bencana, antara lain berbagai kendaraan darat untuk evakuasi, perahu, peralatan dapur umum, pemadam kebakaran, dan lain sebagainya.
Rudyatmo mengatakan, banjir di Solo di tiga kecamatan tersebut terutama menimpa Kelurahan Pucang Sawit, Sewu dan Jebres, Mojosongo (Jebres), Sangkrah, Semanggi, yang mayoritas berada di bantaran sungai (Pasar Kliwon) dan Joyontakan (Serengan).
Namun begitu, kata Rudyatmo, pihaknya telah melakukan berbagai upaya sebagai antisipasi banjir, terutama melibatkan masyarakat di daerah bantaran Sungai Bengawan yang belum selesai relokasi. Selain itu, juga masih ada pembuatan serta pembenahan drainase.
Rudyatmo sendiri mengaku optimistis dengan persiapan personel dan alat kelengkapan penanggulangan bencana di Solo, sehingga jika terjadi bencana sewaktu-waktu dapat ditangani secara cepat.
"Kami menyambut baik kesiapan dari tim gabungan yang terdiri dari antara lain Polri, TNI, Basarnas, BPBD, dan elemen masyarakat lainnya," katanya.
Kapolresta Surakarta, Kombes Polisi Ahmad Luthfi mengatakan, kegiatan Apel Siaga Tanggap Bencana tersebut juga demi menindaklanjuti perintah Kapolri dan diamanatkan oleh Gubernur Jateng. Salah satunya terkait kewaspadaan terhadap bencana alam di daerah masing-masing.
Selain itu menurut Kapolresta, Solo juga menjadi salah satu daerah yang dijadikan pilot project penanganan darurat satu pintu yang terdiri atas Polri, TNI, PMI, SAR dan komponen masyarakat lainnya atau 911.
"Kami telah siap. Segala laporan yang diterima (terkait) penanganan darurat, sekitar 10-15 menit petugas gabungan sudah di lokasi kejadian," katanya. [Antara]
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Perbedaan Toyota Avanza dan Daihatsu Xenia yang Sering Dianggap Sama
- Sulit Dibantah, Beredar Foto Diduga Ridwan Kamil dan Aura Kasih Liburan ke Eropa
- 5 Mobil SUV Bekas Terbaik di Bawah Rp 100 Juta, Keluarga Nyaman Pergi Jauh
- 13 Promo Makanan Spesial Hari Natal 2025, Banyak Diskon dan Paket Hemat
- 5 Mobil Bekas di Bawah 50 Juta Muat Banyak Keluarga, Murah tapi Mewah
Pilihan
-
Genjot Konsumsi Akhir Tahun, Pemerintah Incar Perputaran Uang Rp110 Triliun
-
Penuhi Syarat Jadi Raja, PB XIV Hangabehi Genap Salat Jumat 7 Kali di Masjid Agung
-
Satu Indonesia ke Jogja, Euforia Wisata Akhir Tahun dengan Embel-embel Murah Meriah
-
Harga Pangan Nasional Kompak Turun Usai Natal, Cabai hingga Bawang Merah Merosot Tajam
-
7 Langkah Investasi Reksa Dana untuk Kelola Gaji UMR agar Tetap Bertumbuh
Terkini
-
Sakit Hati Lamaran Ditolak, Mahasiswa IT Peneror Bom 10 Sekolah di Depok Pakai Nama Mantan Diciduk
-
UMP 2026 Dinilai Tak Layak, Pemprov DKI Susun Strategi Redam Gejolak Buruh
-
KPK Hentikan Kasus Korupsi Nikel Rp2,7 T Konawe Utara, Padahal Sudah Ada Tersangka
-
Ketika Guru Ikut Menertawakan Disabilitas: Apa yang Salah dalam Pendidikan Kita?
-
Diprotes Buruh, Pemprov DKI Pertahankan UMP Jakarta 2026 Rp 5,7 Juta
-
Belum Dievakuasi, Begini Penampakan Mobil yang Tertimpa Reruntuhan Bangunan Parkir di Koja
-
KPK Telusuri Mobil Milik Pemkab Toli-toli Bisa Berada di Rumah Kajari HSU
-
Tak Cukup Bukti, KPK Hentikan Penyidikan Kasus Dugaan Korupsi Izin Tambang Nikel Konawe Utara
-
Geger Kabar Selebgram Ayu Aulia Dilantik di Kemhan, Jenderal TNI Turun Tangan Beri Klarifikasi
-
Jaksa Agung Rotasi 68 Pejabat, Sejumlah Kajari yang Pernah Terseret Dugaan Korupsi Ikut Dimutasi