Suara.com - Banyak pemberi suara berdiri dalam barisan panjang di berbagai kota besar Iran sejak Jumat pagi (26/2/2016) untuk menggunakan hak pilih mereka dalam dua pemungutan suara penting di Negara Persia itu.
Pemilihan anggota Parlemen Iran (Majlis) dan Dewan Ahli dimulai pada pukul 08.00 waktu setempat (11.30 WIB), dan Pemimpin Spiritual Iran Ayatollah Ali Khamenei tak ketinggalan memberi suaranya.
Selama beberapa sebelumnay, para pemimpin politik Iran telah berulangkali menyeru warga agar mereka terlibat aktif dalam pemberian suara anggota Parlemen (Majlis) dan Dewan Ahli untuk memutuskan masa depan negeri tersebut.
Pemimpin Spiritual Iran Ayatollah Ali Khamenei dan Presiden Hassan Rouhani mendesak semua warga Iran yang mempunyai hak pilih agar pergi ke tempat pemungutan suara. Kedua tokoh itu mengatakan bahwa jika rakyat melakukan itu, maka akan membuat musuh "kecewa" dan mendorong "kedaulatan nasional".
Selain itu, Rouhani mengatakan saat ia memberi suara bahwa "pemilihan umum hari ini adalah perwujudan kemerdekaan politik negeri tersebut serta kedaulatan nasional".
"Jika sebelum Revolusi Iran (pada 1979), orang asing membuat keputusan buat negeri ini, maka setelah revolusi selama 37 tahun terakhir, orang Iran lah yang memutuskan negeri mereka di kota suara," kata Rouhani.
Banyak pemilih diperkirakan memberi suara mereka sebab iklim pemilihan di negeri tersebut saat ini, sampai tahap tertentu, menyimpan persaingan, yang telah membuat ajang politik terbuka bagi kemunculan tuntutan dasar.
"Kami berada di sini untuk mengikuti saran Pemimpin Spiritual dan melaksanakan kewajiban suci kami," kata Ma'soumeh Fazeli, mahsiswi kedokteran yang berusia 23 tahun, sebagaimana dikutip Xinhua --yang dipantau Antara di Jakarta, Sabtu siang. Ia sedang menunggu bersama keluarganya di depan Masjed An-Nabi di sebelah timur Ibu Kota Iran, Teheran, untuk memberi suara.
"Saya harap para calon dapat berpegang pada janji mereka dan membantu lembaga meningkatkan kehidupan dan kesejahteraan masyarakat kami," kata mahasiswi tersebut. Ia menambahkan, "Era pasca-sanksi tak memberi alasan bagi pemerintah dan anggota parlemen untuk melaksanakan janji ekonomi mereka dan meningkatkan kondisi rakyat." "Pada masa depan, rakyat mengharapkan laporan mengenai pertumbuhan, bukan inflasi dan depresi dari para pejabat. Kami sudah melaksanakan kewajiban kami (untuk memberi suara) dan wakil kami mesti berusaha sebaik mungkin untuk melaksanakan janji mereka. Kami berharap iklim parlemen baru akan lebih bersih dari pergolakan kekuasaan antar-faksi, tapi kerja sama bagi kebaikan rakyat dan negeri ini," kata Ma'soumeh Fazeli kepada Xinhua.
Saat pemungutan suara dimulai, Presiden Rouhani mengatakan, "Keikut-sertaan politik hari ini berarti harapan bagi masa depan negeri ini, dan keyakinan mengenai lembaga serta pemerintah." (Antara)
Berita Terkait
-
Eksplorasi 'Ladang Hijau' Irak Dibuka: Kesempatan Emas bagi Pertamina di Sektor Hulu Migas
-
FIFA Cuek Bebek Soal Pride Match, Iran dan Mesir Bakal Boikot Piala Dunia 2026?
-
Lonjakan Pemilih Muda dan Deepfake Jadi Tantangan Pemilu 2029: Siapkah Indonesia Menghadapinya?
-
FIFA Buat Ulah Lagi! Iran dan Mesir Ngamuk Soal Pride Match Piala Dunia 2026
-
KPU Ingatkan Pemilu 2029: Dominasi Pemilih Muda dan Ancaman Manipulasi AI
Terpopuler
- 5 Mobil Keluarga Bekas Senyaman Innova, Pas untuk Perjalanan Liburan Panjang
- 7 Rekomendasi Lipstik untuk Usia 40 Tahun ke Atas, Cocok Jadi Hadiah Hari Ibu
- 5 Mobil Kencang, Murah 80 Jutaan dan Anti Limbung, Cocok untuk Satset di Tol
- 4 HP Flagship Turun Harga di Penghujung Tahun 2025, Ada iPhone 16 Pro!
- 5 Moisturizer Murah yang Mencerahkan Wajah untuk Ibu Rumah Tangga
Pilihan
-
Bank Sumsel Babel Dorong CSR Berkelanjutan lewat Pemberdayaan UMKM di Sembawa Color Run 2025
-
UMP Sumsel 2026 Hampir Rp 4 Juta, Pasar Tenaga Kerja Masuk Fase Penyesuaian
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
Terkini
-
Nasib 8 ABK di Ujung Tanduk, Kapal Terbakar di Lampung, Tim SAR Sisir Lautan
-
30 Tahun Jadi TPS, Lahan Tiba-tiba Diklaim Pribadi, Warga Pondok Kelapa 'Ngamuk' Robohkan Pagar
-
Baju Basah Demi Sekolah, Curhat Pilu Siswa Nias Seberangi Sungai Deras di Depan Wapres Gibran
-
Mubes NU Tegaskan Konflik Internal Tanpa Campur Pemerintah, Isu Daftarkan SK ke Kemenkum Mencuat
-
Mendagri Bersama Menteri PKP Resmikan Pembangunan Hunian Tetap Korban Bencana di Tapanuli Tengah
-
Percepat Pemulihan Pascabencana, Mendagri Instruksikan Pendataan Hunian Rusak di Tapanuli Utara
-
Jabotabek Mulai Ditinggalkan, Setengah Juta Kendaraan 'Eksodus' H-5 Natal
-
Mubes Warga NU Keluarkan 9 Rekomendasi: Percepat Muktamar Hingga Kembalikan Tambang ke Negara
-
BNI Bersama BUMN Peduli Hadir Cepat Salurkan Bantuan Nyata bagi Warga Terdampak Bencana di Sumatra
-
Relawan BNI Bergabung dalam Aksi BUMN Peduli, Dukung Pemulihan Warga Terdampak Bencana di Aceh