Suara.com - Gubernur Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) memberikan waktu satu minggu kepada DPP PDI Perjuangan untuk memberitahu apakah Djarot Saiful Hidayat diizinkan kembali berpasangan dengan Ahok atau tidak di bursa Pemilihan Kepala Daerah DKI Jakarta 2017. Kalau tak ada jawaban, Ahok akan cari kandidat pasangan lain.
Menanggapi hal itu, Ketua DPD PDI Perjuangan DKI Jakarta Boy Sadikin menilai sikap Ahok kelewat sombong.
"Sombong sekali. Kok PDIP diancam satu minggu. Dia (Ahok) nggak inget dulu sebelum ditarik ke partai politik?" ujar Boy di Jalan Borobudur, nomor 2, Jakarta Pusat, Jumat (4/3/2016).
Boy menceritakan masa lalu Ahok saat ingin maju di pilkada Jakarta tahun 2012 melalui jalur independen. Saat itu, komunitas Teman Ahok tak sanggup memenuhi persyaratan KPU.
"Dulu kan PDIP tahunya Jokowi, kita gabung sama Gerindra, Gerindra ajukan Ahok. Makanya dia pindah ke Gerindra karena nggak bisa independen," kata Boy.
Boy mengatakan partainya masih proses penjaringan bakal calon gubernur. PDI Perjuangan, kata dia, punya mekanisme sebelum menentukan kandidat yang akan diusung.
"Penjaringan saja belum kelar. Sekarang kalau Ahok mau dua minggu lagi gimana ada titik temu. Kenapa dia nggak mau nunggu dulu?" katanya.
"Saya nggak tahu Ahok ngerti nggak permainan partai. Kamu kalau mau menarik kader ya sowan baik-baik. Jangan ngancem-ngancem satu minggu (minta jawaban)," Boy menambahkan.
Siang tadi, nama Kepala Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah DKI Jakarta Heru Budi Hartono disebut Ahok akan menjadi pengganti Djarot kalau sampai pekan depan tak ada jawaban pasti.
"Kalau Pak Djarot tidak mendapat izin dari PDIP, dia mau mengusung sendiri, (maka) kita mungkin dengan Pak Heru(majunya)," kata Ahok.
"Kita tunggu sampai minggu depan, kalau jawabannya sampai nggak jelas (kita pilih Heru). Karena kita mesti mengisi nama kelihatannya," Ahok menambahkan.
BACA JUGA:
Pendaftaran Cagub Islam Pimpinan Rizieq Masih Buka, Ini Syaratnya
Mirna Punya Asuransi 5 Juta Dolar AS, Pengacara: Jessica Dijebak
Regina Tak Masalah Suami Menginap di Rumah Istri Pertama
Berita Terkait
-
Yusril Susah Ketemu Megawati, Minta Bantuan Boy Sadikin
-
Boy Sadikin Nasihati Idrus Agar Sowan ke Ahok Sebelum ke DKI 1
-
Boy Sadikin Nasihati Idrus Agar Sowan ke Ahok Sebelum ke DKI 1
-
Ternyata Dhani dan Yusril Tak Percaya Diri Maju Jalur Independen
-
Ternyata Dhani dan Yusril Tak Percaya Diri Maju Jalur Independen
Terpopuler
- Media Belanda Heran Mauro Zijlstra Masuk Skuad Utama Timnas Indonesia: Padahal Cadangan di Volendam
- Anak Wali Kota Prabumulih Bawa Mobil ke Sekolah, Padahal di LHKPN Hanya Ada Truk dan Buldoser
- Harta Kekayaan Wali Kota Prabumulih, Disorot usai Viral Pencopotan Kepala Sekolah
- Profil Djamari Chaniago: Jenderal yang Dulu Pecat Prabowo, Kini Jadi Kandidat Kuat Menko Polkam
- Profil Wali Kota Prabumulih: Punya 4 Istri, Viral Usai Pencopotan Kepsek SMPN 1
Pilihan
-
Kemiskinan dan Ketimpangan Ekonomi RI Seperti Lingkaran Setan
-
Core Indonesia Sebut Kebijakan Menkeu Purbaya Suntik Rp200 Triliun Dinilai Salah Diagnosis
-
When Botanies Meets Buddies: Sporadies Meramban Bunga Jadi Cerita
-
Ternyata Ini Rahasia Kulit Cerah dan Sehat Gelia Linda
-
Kontras! Mulan Jameela Pede Tenteng Tas Ratusan Juta Saat Ahmad Dhani Usulkan UU Anti Flexing
Terkini
-
Pemeriksaan Super Panjang, Hilman Latief Dicecar KPK Hampir 12 Jam soal Kuota Haji
-
Dikira Hilang saat Demo Ricuh, Polisi Ungkap Alasan Bima Permana Dagang Barongsai di Malang
-
Tito Karnavian: Satpol PP Harus Humanis, Bukan Jadi Sumber Ketakutan
-
Wamenkum Sebut Gegara Salah Istilah RUU Perampasan Aset Bisa Molor, 'Entah Kapan Selesainya'
-
'Abuse of Power?' Kemendagri Sebut Wali Kota Arlan Langgar Aturan Copot Kepala SMP 1 Prabumulih
-
Strategi Baru Senayan: Mau RUU Perampasan Aset Lolos? UU Polri Harus Direvisi Dulu
-
Misi Penyelamatan Pekerja Tambang Freeport Berlanjut, Ini Kabar Terbarunya
-
Buntut Aksi Pemukulan Siswa ke Guru, Dikeluarkan Sekolah dan Ayah yang Polisi Terancam Sanksi
-
Perkuat Pertahanan Laut Indonesia, PLN dan TNI AL Jalin Kolaborasi
-
Korban Pemerkosaan Massal '98 Gugat Fadli Zon: Trauma dan Ketakutan di Balik Penyangkalan Sejarah