Suara.com - Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi melakukan pertemuan bilateral dengan Menteri Luar negeri Afghanistan Salahuddin Rabbani di tengah acara Konferensi Tingkat Tinggi Luar Biasa Organisasi Kerjasama Islam kelima di Jakarta Convention Center, Senayan, Minggu (6/3/2016).
Dalam pertemuan tersebut, kedua menteri akan membahas beberapa hal, di antaranya mendorong persatuan negara anggota OKI untuk mendukung kemerdekaan Palestina dan penyelesaian isu Al-Quds Al-Sharif.
“Pertemuan bilateral ini mendorong peranan lebih besar negara negara Islam dalam proses perdamaian Palestina dan Israel,” kata Menlu Retno.
Kemudian komitmen aktif Indonesia untuk membantu Afghanistan mencapai tujuan pembangunan, melalui kerjasama teknis, yakni pemberian beasiswa dan pelatihan kepada pelajar Afghanistan. Selain itu juga menjalin kerja sama di sektor industri strategis pertahanan.
Dalam kesempatan ini, kedua menteri akan menandatangani MoU on Diplomatic Training and Education Cooperation between the Ministry of Foreign Affairs of Indonesia and Ministry of Foreign Affairs of Afghanistan. Kerjasama ini diharapkan menjadi kontribusi Indonesia dalam mendukung proses perdamaian dan pengembangan diplomasi di Afghanistan melalui pelatihan dan pendidikan diplomat.
Sebagai informasi, nilai perdagangan bilateral Indonesia-Afghanistan pada Tahun 2015 adalah sebesar 36,56 juta dolar AS dan dalam hal ini Indonesia surplus 36 juta dolar AS. Sedangkan pada tahun 2014, yaitu senilai 77,62 juta dolar AS, dan pada tahun itu Indonesia surplus 77,2 juta dolar AS. Kemudian pada Trade Expo Indonesia 2015, tujuh pengusaha Afghanistan telah hadir dan melakukan sejumlah transaksi di bidang produk kertas dan suku cadang kendaraan bermotor.
Produk ekspor Indonesia ke Afghanistan di antaranya minyak kelapa sawit, obat-obatan, dan peralatan mandi. Produk impor Indonesia dari Afghanistan yaitu anggur dan buah-buahan kering.
Indonesia juga telah memulai pembangunan Indonesian Islamic Center bertempat di gedung Fatiha, 500 meter dari lokasi pembangunan masjid, di daerah Ahmad Shah Baba Mina, Kabul, Afghanistan.
Pembangunan IIC ini diharapkan dapat mendukung proses perdamaian dan rekonsiliasi di Afghanistan dan mendorong kerja sama akademisi Islam dan ulama kedua negara untuk mempromosikan pemahaman Islam moderat.
Indonesia dan Afghanistan memiliki kerja sama erat dalam penanganan isu migrasi ireguler, termasuk isu pencari suaka dan pengungsi. Afghanistan telah berpartisipasi pada pertemuan BRMC kelima pada 2 April 2013, dan pada pertemuan Jakarta Declaration Roundtable Meeting on Addressing the Root Causes of Irregular Movements of Persons pada 27-28 November 2015 di Jakarta.
Sementara itu Deputy Foreign Minister Afghanistan, H. E. Atiqullah Atifmal sebelumnya berkunjung ke Indonesia untuk berpartisipasi pada peringatan ke 60 tahun KAA 2015 di Jakarta-Bandung. Dalam kunjungan tersebut, Indonesia, Afghanistan, dan Norwegia menyepakati Joint Statement on Triangular Cooperation for Afghanistan under the South-South Cooperation yang fokus pada bidang pendidikan, penanganan lingkungan hidup dan sumber daya alam, good governance, maritim, energi, demokrasi dan HAM, serta kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan.
Menurut pantauan Suara.com di lokasi KTT Luar Biasa OKI, saat ini pertemuan bilateral kedua negara masih berlangsung. Pertemuan berlangsung secara tertutup bagi awak media.
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Bukan Denpasar, Kota Ini Sebenarnya Yang Disiapkan Jadi Ibu Kota Provinsi Bali
- Profil Djamari Chaniago: Jenderal yang Dulu Pecat Prabowo, Kini Jadi Kandidat Kuat Menko Polkam
- Tinggi Badan Mauro Zijlstra, Pemain Keturunan Baru Timnas Indonesia Disorot Aneh Media Eropa
Pilihan
-
Gelombang Keracunan MBG, Negara ke Mana?
-
BUMN Tekstil SBAT Pasrah Menuju Kebangkrutan, Padahal Baru IPO 4 Tahun Lalu
-
Kemiskinan dan Ketimpangan Ekonomi RI Seperti Lingkaran Setan
-
Core Indonesia Sebut Kebijakan Menkeu Purbaya Suntik Rp200 Triliun Dinilai Salah Diagnosis
-
When Botanies Meets Buddies: Sporadies Meramban Bunga Jadi Cerita
Terkini
-
'Bukan Cari Cuan', Ini Klaim Penggugat Ijazah Gibran yang Tuntut Kompensasi Rp125 Triliun ke Wapres
-
Belum Dibebaskan usai Ajukan Penangguhan, Polisi Ngotot Tahan Delpedro Marhaen dkk, Apa Dalihnya?
-
Tunjangan Perumahan Anggota DPRD DKI Rp70 Juta Diprotes, Nantinya Bakal Diseragamkan se-Indonesia
-
Pemerintah Beri Jawaban Tegas Soal Usulan Ganti MBG Dengan Pemberian Uang ke Ortu, Apa Katanya?
-
Bahlil Sebut Swasta Setuju Impor BBM Lewat Pertamina, Syaratnya Sama-Sama Cengli
-
Viral Wahyudin Anggota DPRD Gorontalo Ngaku Jalan-Jalan Pakai Uang Negara: Kita Rampok Saja!
-
Lawan Arah Pakai Strobo, Heboh Sopir Pajero D 135 DI Dicegat Pemobil Lain: Ayo Lho Gue Viralin!
-
Tundukkan Kepala! Istana Minta Maaf Atas Tragedi Keracunan MBG, Janji Dapur Program Diaudit Total
-
Alasan Penggugat Minta Gibran Ganti Rugi Rp125 Triliun soal Ijazah SMA
-
Pelican Crossing Cikini Diapresiasi Warga dan Pengamat