Suara.com - Nama musisi Ahmad Dhani Prasetyo sebagai bakal calon gubernur Jakarta periode 2017-2022 makin tenggelam dari hiruk pikuk panggung politik.
Partai Kebangkitan Bangsa yang sebelumnya memberi angin kepada Ahmad Dhani, belakangan dingin-dingin saja. Begitu juga dengan Partai Gerindra.
Seakan tak mau kehilangan panggung Ahmad Dhani terus mengeluarkan pernyataan-pernyataan nylekit yang terkadang memancing komentar dari orang yang disasarnya. Misalnya ketika dia menyebut partai politik yang memasukkan nama Basuki Tjahaja Purnama ke dalam daftar penjaringan bakal calon gubernur sebagai partai penjilat.
Akhir pekan ini, melalui Twitter, musisi yang pernah disebut Bimbim "Slank" sebagai penggembira saja kalau maju ke bursa pilkada Jakarta itu kembali mengeluarkan beberapa statement mengejutkan.
Misalnya, tebakan Ahmad Dhani pada Sabtu (26/3/2016) yang menyebut partai pendukung Ahok di pilkada 2017 merupakan partai yang akan mendukung Joko Widodo maju lagi di Pilpres 2019.
"Partai yg dukung ahok 2017 adalah partai yg mengusung Jokowi 2019...mudah sekali di tebak.politik tingkat SD," demikian tulis Dhani.
Entah berkaitan atau tidak, pernyataan Dhani muncul tak lama setelah Partai Hanura deklarasi mendukung pasangan Ahok dan Heru Budi Hartono maju lewat jalur independen. Sikap Hanura menyusul Partai Nasional Demokrat yang sudah lebih dulu deklarasi.
Kemarin siang, pembawa program acara bernama Logika Ahmad Dhani di TV itu menyebut pemimpin yang punya tim media sosial sebagai pemimpin yang tak percaya diri. Dia menyebut tim tersebut sebagai pasukan nasi bungkus.
"Pemimpin yg punya tim med sos itu pemimpin Karbitan,nggak Percaya diri kalo ga di puja puji pasukan nasi bungkusnya....ADP."
Pada hari Jumat (25/3/2016) lalu, Ahmad Dhani juga menyindir dukungan Partai Nasdem dan Hanura kepada Ahok. Menurutnya, sikap kedua partai tersebut tidak rasional.
"Elektabilitas ahok 43%menurut susvei mrk sendiri.artinya 57% tdk mau ahok...harusnya Nasdem&Hanura bela yg 57%...Logika Waras," tulis Dhani.
Yang lebih menarik lagi, hari itu, Ahmad Dhani menyinggung salah satu media online. Dan dia mempertanyakan sikap media tersebut.
"Sy suruh @kompascom tanya ahok ,ahok ke bos yg mana waktu imlek...Mereka diem aja...apa ini media yg berdaulat pd penguasa? curiga," tulisnya.
Ahmad Dhani terkesan sangat kecewa dengan sikap partai politik. Dia sampai mengomeli tiga partai berbasis Islam.
"Analisa jumat 25 maret 2016..Iman 3 partai berbasis Islam akan di rusak oleh penguasa demi mulusnya ambisi kekuasaan..." tulis Dhani.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Mobil Bekas Punya Sunroof Mulai 30 Jutaan, Gaya Sultan Budget Kos-kosan
- 3 Pilihan Cruiser Ganteng ala Harley-Davidson: Lebih Murah dari Yamaha NMAX, Cocok untuk Pemula
- 5 HP Murah Terbaik dengan Baterai 7000 mAh, Buat Streaming dan Multitasking
- 4 Mobil Bekas 7 Seater Harga 70 Jutaan, Tangguh dan Nyaman untuk Jalan Jauh
- 5 Rekomendasi Mobil Keluarga Bekas Tahan Banjir, Mesin Gagah Bertenaga
Pilihan
-
7 Mobil Sedan Bekas Mulai 15 Jutaan, Performa Legenda untuk Harian
-
Nova Arianto Ungkap Biang Kerok Kekalahan Timnas Indonesia U-17 dari Zambia
-
Tragedi Pilu dari Kendal: Ibu Meninggal, Dua Gadis Bertahan Hidup dalam Kelaparan
-
Menko Airlangga Ungkap Rekor Kenaikan Harga Emas Dunia Karena Ulah Freeport
-
Emas Hari Ini Anjlok! Harganya Turun Drastis di Pegadaian, Antam Masih Kosong
Terkini
-
Nasib Diumumkan KPK Hari Ini, Gubernur Riau Wahid Bakal Tersangka usai Kena OTT?
-
OTT KPK di Riau! Gubernur dan Kepala Dinas Ditangkap, Siapa Saja Tersangkanya?
-
KPK Sebut OTT di Riau Terkait dengan Korupsi Anggaran Dinas PUPR
-
Polisi Berhasil Tangkap Sindikat Penambangan Ilegal di Taman Nasional Gunung Merapi
-
600 Ribu Penerima Bansos Dipakai Judi Online! Yusril Ungkap Fakta Mencengangkan
-
Pemerintah Segera Putihkan Tunggakan Iuran BPJS Kesehatan, Catat Waktunya!
-
Pengemudi Ojol Jadi Buron Usai Penumpangnya Tewas, Asosiasi Desak Pelaku Serahkan Diri
-
Sempat Kabur Saat Kena OTT, Gubernur Riau Ditangkap KPK di Kafe
-
Targetkan 400 Juta Penumpang Tahun 2025, Dirut Transjakarta: Bismillah Doain
-
Sejarah Terukir di Samarkand: Bahasa Indonesia Disahkan sebagai Bahasa Resmi UNESCO