Suara.com - Presiden kelima RI, Megawati Soekarnoputri, menegaskan pembangunan nasional semesta berencana yang disebut Presiden RI pertama Soekarno, bisa dijadikan sebagai haluan negara, tidak hanya bersifat ideologis, namun juga ilmiah.
"Pola pembangunan nasional semesta berencana adalah suatu kebijakan politik pembangunan yang tidak hanya berwatak ideologis sekaligus teknokratis, tetapi dapat dipastikan bersifat ilmiah, dapat dipertanggungjawabkan secara keilmuan," katanya dalam acara bertajuk Konvensi Nasional tentang Haluan Negara di Balai Sidang Jakarta, JCC, Rabu (30/3/2016).
Dia mengatakan dewan perancang nasional konsep tersebut, seluruh kekuatan rakyat terlibat aktif, seperti para ahli, cendikiawan berbagai bidang, serta para akademisi dari berbagai perguruan tinggi. Menurut dia, tidak kurang dari 589 orang yang bergabung di dalam seksi penelitian nasional berencana.
"Artinya, ilmu pengetahuan digunakan oleh Depernas sebagai basis kerangka berpikir nasional dalam perumusan metode penelitian, metode perumusan, pembuatan rancangan, implementasi, pengawasan dan penilaian terhadap dijalankannya Tripola Pembangunan," ujarnya.
Megawati menjelaskan dalam pola pembangunan nasional semesta berencana, Semesta artinya tidak saja meliputi seluruh daerah, tetapi juga mengenai semua jenis dan semua tingkat pembangunan.
Menurut dia, berencana artinya tahap demi tahap yang dilewati melalui segenap kekuatan bangsa, untuk itu agar pembangunan berjalan dengan sebaik-baiknya, maka harus diadakan pimpinan dan perencanaan.
"Tanpa pimpinan dan perencanaan maka hanya akan bermuara pada kegagalan, bahkan kekacauan," katanya.
Megawati mengatakan cita-cita masyarakat adil dan makmur membutuhkan suatu perencanaan menyeluruh, overall planning, planning semesta, perencanaan yang meliputi semua bidang, dalam satu cetak biru yang didasarkan pada kebutuhan dan kepribadian rakyat Indonesia.
Menurut dia, perencanaan pembangunan berisi kegiatan politik berencana, kegiatan ekonomi berencana, kegiatan sosial berencana, kegiatan kebudayaan berencana, kegiatan mental berencana.
"Pendeknya, kesemuanya mengandung muatan berencana. Berbagai perencanaan tersebut harus menjadi milik dari/dan harus dilaksanakan oleh seluruh Rakyat Indonesia untuk mencapai cita-citanya," katanya.
Dia menegaskan penting adanya haluan negara dan apabila lembaga negara ingin melakukan rembuk nasional maka sifatnya harus menyeluruh serta tidak memunculkan sekat-sekat.
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Serum Vitamin C yang Bisa Hilangkan Flek Hitam, Cocok untuk Usia 40 Tahun
- 5 Mobil Diesel Bekas Mulai 50 Jutaan Selain Isuzu Panther, Keren dan Tangguh!
- Sunscreen untuk Usia 50-an Sebaiknya SPF Berapa? Cek 5 Rekomendasi yang Layak Dicoba
- Harta Kekayaan Abdul Wahid, Gubernur Riau yang Ikut Ditangkap KPK
- 5 Mobil Eropa Bekas Mulai 50 Jutaan, Warisan Mewah dan Berkelas
Pilihan
-
Jusuf Kalla Peringatkan Lippo: Jangan Main-Main di Makassar!
-
Korban PHK Masih Sumbang Ratusan Ribu Pengangguran! Industri Pengolahan Paling Parah
-
Cuma Mampu Kurangi Pengangguran 4.000 Orang, BPS Rilis Data yang Bikin Kening Prabowo Berkerut
-
Rugi Triliunan! Emiten Grup Djarum, Blibli PHK 270 Karyawan
-
Angka Pengangguran Indonesia Tembus 7,46 Juta, Cuma Turun 4.000 Orang Setahun!
Terkini
-
Cegah Penyalahgunaan, MKD Pangkas Titik Anggaran Reses Anggota DPR Menjadi 22
-
Sanjungan PSI Usai Prabowo Putuskan Siap Bayar Utang Whoosh: Cerminan Sikap Negarawan Jernih
-
Rumah Dijarah, MKD Pertimbangkan Keringanan Hukuman untuk Sahroni, Eko Patrio, dan Uya Kuya
-
Tertangkap! 14 ABG Pelaku Tawuran di Pesanggrahan Jaksel Bawa Sajam hingga Air Cabai
-
Bukan Penipuan! Ternyata Ini Motif Pria Tabrakan Diri ke Mobil di Tanah Abang
-
Resmi! Gubernur Riau Jadi Tersangka, Langsung Ditahan 20 Hari!
-
PSI Minta Satpol PP Tegas Tertibkan Parkir Liar di Trotoar: Sudah Ganggu Pejalan Kaki!
-
Drama di MKD DPR Berakhir: Uya Kuya Lolos dari Sanksi Kode Etik
-
Drama Penangkapan Gubernur Riau: Kabur Saat OTT, Berakhir Diciduk KPK di Kafe
-
Usman Hamid Sebut Soeharto Meninggal Berstatus Terdakwa: Sulit Dianggap Pahlawan