Wakil Gubernur DKI Jakarta yang juga kader Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI Perjuangan) Djarot Saiful Hidayat memuji buku Megawati Dalam Catatan Wartawan : Menangis dan Tertawa Bersama Rakyat. Ia pun mengaku telah membaca buku yang ditulis oleh 22 wartawan senior soal kehidupan Megawati dalam membangun partai.
"Bagus. Saya udah baca, mengalir. Dan itu biar orang tahu dari kacamata wartawan, bagaimana kiprah Ibu membangun partai ini jatuh bangun dan real, "ujar Djarot di Gedung Balai Kota, Jakarta, Kamis (24/3/2016).
Selain itu, Djarot menilai PDI Perjuangan dibangun dengan susah payah bahkan dengan berbagai macam pengorbanan. Kata Djarot 22 penulis wartawan senior yang menjadi saksi perjuangan Megawati membangun partai.
"Partai dibangun dengan berbagai macam pengorbanan dan cobaan, bukan partai yang mulus-mulus saja tanpa ada gangguan, diinteli digebukin, dimonitori. Ini pengakuan wartawan ketika mereka mendampingi Ibu Mega di masa awal sebelum reformasi," kata Djarot.
Dirinya pun ingat betul Partainya dibangun dengan penuh perjuangan, diantaranya kasus-kasus yang menimpa PDI, seperti Kasus Kuda Tuli banyak memakan korban meninggal dan beberapa kasus di daerah-daerah.
Lebih lanjut, dirinya mengaku terlibat dalam Kongres Luar Biasa PDI pada tahun 1993 di Asrama Haji Sukolilo Surabaya. Saat itu dirinya juga merupakan dekan di salah satu universitas yang kantornya dekat lokasi KLB, di Asrama Haji Sukolilo
"Setiap hari, bagaimana kita berani membuat mimbar bebas waktu itu. Di saat banyak orang tidak berani terjun dan di saat banyak orang yang tengah enjoy dengan kedudukannya masing-masing. Betapa sulitnya pada saat itu kita menarik para akademikus, intelektual, dan aktivis untuk membantu partai ini mereka takut, karena saya bukan PNS, apa yang saya takutkan? Apalagi saya masih bujang," ucapnya.
Oleh karena itu, dirinya mengetahui seluk beluk PDI Perjuangan saat dibangun. Selain itu kata Djarot, dirinya juga merasakan sulitnya mengadakan pertemuan-pertemuan, yang dilajukann secara sembunyi-bunyi. Hal tersebut dilakukan mengingat pemerintah saat itu sangat anti terhadap Soekarno.
'Buku-buku Soekarno dioperasi, dan PDIP diidentikan meneruskan ideologi Soekarno. Gambar-gambar Soekarno dicopoti semua. Pada saat saya jadi mahasiswa, saya juga aktivis, bagaimana teman saya disiksa karena dia menjual kaos bergambar Soekarno," jelas Djarot.
Mantan Wali Kota Blitar ini pun menegaskan, partainya bukan merupakan partai akta notaris, namun partai yang banyak memiliki sejarah perjuangan.
"Sehingga saya sampaikan bahwa PDI Perjuangan itu bukan partai akta notaris. Kalau kita mau jujur Partai Golkar mulus saja, PPP aman saja nurut, yang dihajar terus kan PDI. Alhamdulilah sekarang masih kuat, kita nggak perduli di dalam kekuasan kita masih ok, di luar juga sudah terbiasa, " ungkapnya.
Berita Terkait
-
Viral Mau Cari Lelaki Pintar, Tinggi, dan Tampan: Ini Fakta Sebenarnya Isi Pidato Megawati
-
Megawati Ngaku Tak Punya Ponsel: Karena Aku Orang yang Dicari
-
Momen Megawati Sebut Dirinya Paket Lengkap: Aku Anak Presiden, Pintar dan Banyak yang Naksir
-
Soal Proyek Whoosh, Hasto Beberkan Megawati Pernah Pertanyakan Manfaat untuk Rakyat
-
Megawati Singgung Soal Gelar Pahlawan: Jangan Asal Kasih, Harus Hati-Hati!
Terpopuler
- 5 Mobil Bekas Punya Sunroof Mulai 30 Jutaan, Gaya Sultan Budget Kos-kosan
- 3 Pilihan Cruiser Ganteng ala Harley-Davidson: Lebih Murah dari Yamaha NMAX, Cocok untuk Pemula
- 5 HP Murah Terbaik dengan Baterai 7000 mAh, Buat Streaming dan Multitasking
- 4 Mobil Bekas 7 Seater Harga 70 Jutaan, Tangguh dan Nyaman untuk Jalan Jauh
- 5 Rekomendasi Mobil Keluarga Bekas Tahan Banjir, Mesin Gagah Bertenaga
Pilihan
-
Tragedi Pilu dari Kendal: Ibu Meninggal, Dua Gadis Bertahan Hidup dalam Kelaparan
-
Menko Airlangga Ungkap Rekor Kenaikan Harga Emas Dunia Karena Ulah Freeport
-
Emas Hari Ini Anjlok! Harganya Turun Drastis di Pegadaian, Antam Masih Kosong
-
Pemilik Tabungan 'Sultan' di Atas Rp5 Miliar Makin Gendut
-
Media Inggris Sebut IKN Bakal Jadi Kota Hantu, Menkeu Purbaya: Tidak Perlu Takut!
Terkini
-
Targetkan 400 Juta Penumpang Tahun 2025, Dirut Transjakarta: Bismillah Doain
-
Sejarah Terukir di Samarkand: Bahasa Indonesia Disahkan sebagai Bahasa Resmi UNESCO
-
Tolak Gelar Pahlawan Soeharto, Koalisi Sipil Ungkap 9 Dosa Pelanggaran HAM Berat Orde Baru
-
Judi Online Lebih Ganas dari Korupsi? Menteri Yusril Beberkan Fakta Mengejutkan
-
Bangunan Hijau Jadi Masa Depan Real Estate Indonesia: Apa Saja Keuntungannya?
-
KPK Tangkap Gubernur Riau, PKB 'Gantung' Status Abdul Wahid: Dipecat atau Dibela?
-
Sandiaga Uno Ajak Masyarakat Atasi Food Waste dengan Cara Sehat dan Bermakna
-
Mensos Gus Ipul Tegaskan: Bansos Tunai Harus Utuh, Tak Ada Potongan atau Biaya Admin!
-
Tenaga Ahli Gubernur Riau Serahkan Diri, KPK Periksa 10 Orang Terkait OTT
-
Stop Impor Pakaian Bekas, Prabowo Perintahkan Menteri UMKM Cari Solusi bagi Pedagang Thrifting