Suara.com - Pihak Komisi Pemberantasan Korupsi bergerak cepat setelah mendapatkan keterangan dari tiga orang tersangka yang terjaring dalam operasi tangkap tangan pada Kamis (31/4/2016) kemarin.
Untuk mengusut siapa saja yang terlibat dalam kasus tersebut, KPK sudah memeriksa Kepala Kejaksaan Tinggi DKI Jakarta, Sudung Situmorang dan Asisten Pidana Khusus Kejati DKI Jakarta, Tomo Sitepu, Kamis malam kemarin.
"Selesai pukul 05.00 pagi tadi," kata Ketua KPK, Agus Rahardjo saat konferensi pers di Gedung KPK Jalan Rasuna Said, Jakarta Selatan, Jumat(1/4/2016).
Menurut Agus, pemanggilan kedua petinggi lembaga penegak hukum Kejati DKI tersebut karena memiliki kaitan dengan kasus operasi tangkap tangan. Hingga saat ini kedua orang tersebut masih dalam status sebagai saksi.
"Keduanya dinilai berkaitan dengan ketiga orang ini, kita lakukan itu setelah ada keterangan dari tersangka," kata Agus.
Seperti dimetahui, KPK telah menetapkan tiga orang teraangka dalam kasus dugaan korupsi yang terjaring dalam operasi tangkap tangan. Mereka adalah Direktur Keuangan Perusahaan Badan Usaha Milik Negara, PT. Brantas Abipraya, Sudi Wantoko dan Senior manager PT. Brantas, Dandung Pamularno, dan seorang dari pihak swasta, Marudut.
Ketiganya ditangkap KPK karena telah melakukan transaksi pemberian uang dari pihak PT. Brantas kepada perantara dari swasta, Marudut. Pemberian tersebut berkaitan dengan adanya permintaan dari oihak PT. Brantas untuk menghentikan kasus yang melibatkan Perusahaan negara tersebut di Kejalsaan Tinggi DKI Jakarra.
Dan pemeriksaan kedua orang dari Kejati DKI teraebut tentu berkaitan dengan adanya pernyataan permintaan penghentian kasus di Kejati DKI. Ada dugaan, uang tersebut ditujukan kepada Petinggi Kejati DKI. Sehingga dapat menghentikan kasus teraebut.
Berita Terkait
Terpopuler
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Bukan Denpasar, Kota Ini Sebenarnya Yang Disiapkan Jadi Ibu Kota Provinsi Bali
- Profil Djamari Chaniago: Jenderal yang Dulu Pecat Prabowo, Kini Jadi Kandidat Kuat Menko Polkam
- Tinggi Badan Mauro Zijlstra, Pemain Keturunan Baru Timnas Indonesia Disorot Aneh Media Eropa
Pilihan
-
Menkeu Purbaya Tak Mau Naikkan Tarif Listrik Meski Subsidi Berkurang
-
Istana Tanggapi Gerakan 'Stop Tot Tot Wuk Wuk' di Media Sosial: Presiden Aja Ikut Macet-macetan!
-
Emil Audero Jadi Kunci! Cremonese Bidik Jungkalkan Parma di Kandang
-
DPR Usul Ada Tax Amnesty Lagi, Menkeu Purbaya Tolak Mentah-mentah: Insentif Orang Ngibul!
-
6 Stadion Paling Angker: Tempat Eksekusi, Sosok Neti hingga Suara Misterius
Terkini
-
Imbas Pasutri di Cakung Ribut: Rumah Ludes Dibakar, Suami Dipenjara, Istri-Mertua Luka-luka!
-
Rocky Gerung Bongkar Borok Sistem Politik!
-
Wahyudin Moridu Ternyata Mabuk saat Ucap 'Mau Rampok Uang Negara', BK DPRD Gorontalo: Langgar Etik!
-
Indonesia di Ambang Amarah: Belajar dari Ledakan di Nepal, Rocky Gerung dan Bivitri Beri Peringatan!
-
Ganggu Masyarakat, Kakorlantas Bekukan Penggunaan Sirene "Tot-tot Wuk-wuk"
-
Angin Segar APBN 2026, Apkasi Lega TKD Bertambah Meski Belum Ideal
-
Digerebek Satpol PP Diduga Sarang Prostitusi, Indekos di Jakbar Bak Hotel: 3 Lantai Diisi 20 Kamar!
-
Usai Siswa Keracunan Massal, DPR Temukan Ribuan SPPG Fiktif: Program MBG Prabowo Memang Bermasalah?
-
RUU Perampasan Aset Mesti Dibahas Hati-hati, Pakar: Jangan untuk Menakut-nakuti Rakyat!
-
Ucapan Rampok Uang Negara Diusut BK, Nasib Wahyudin Moridu Ditentukan Senin Depan!