Suara.com - Forum Pajak Berkeadilan mendesak Presiden Joko Widodo segera membentuk Gugus Tugas Mafia Kejahatan Pajak terkait bocornya nama-nama pejabat negara, politikus dan para pengusaha yang ada di dalam dokumen Panama Papers.
Direktur Eksekutif Perkumpulan Prakarsa, Ah Maftuchan meminta Jokowi bisa memanfaatkan adanya informasi yang muncul dari lembaga firma hukum Mossack Fonseca untuk bisa mengusut praktik penghindaran pajak dan dugaan pencucian uang para wajib pajak di Indonesia.
"Panama papers harus dimanfaatkan sebaik-baiknya dan presiden harus segera membentuk gugus tugas mafia pajak, sudah menjadi darurat pengemplang pajak," kata Ah Maftuchan dalam konferensi pers Forum Pajak Berkeadilan bertajuk 'Panama Papers: Terkuaknya Fenomena Gunung Es Kejahatan Pajak' di kantor Transparency Internasional Indonesia, Jalan Senayan Bawah, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Minggu (10/4/2016).
Dia sendiri meyakini jika pemerintah tidak segera mengusut dugaan pengemplangan pajak para wajib pajak ini yang daftat namanya masuk ke dokumen Panama Papers akan berdampak bagi masyarakat menengah ke bawah yang taat pajak.
"Dampak, kalau pemerintah tidak segera melakukan upaya hukum terhadap mereka yang terindikasi pengemplang pajak sangat mencederai hati para orang kecil yang taat pajak," kata dia.
Koordinator Public What You Pay (PWYP) Indonesia Maryati Abdullah juga meminta pemerintah Indonesia bisa memanfaatkan forum G-20 untuk dijadikan ajang kerjasama di bidang ekonomi dan hukum perpajakan internasional.
"Melakukan pertukaran informasi data antar yuridiksi, melakukan penegakan hukum di bidang perpajakan," kata Maryati.
"Melakukan reformasi perpajakan secara menyeluruh, melingkupi administrasi, kelembagaan dan penegakan hukum," lanjut dia
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo berjanji segera mengumumkan hasil kajian pemerintah terkait informasi nama-nama orang Indonesia dalam dokumen milik firma hukum asal Panama Mossack Fonseca yang bocor.
Panama Papers mengungkap nama banyak pejabat dan pengusaha dari berbagai negara di dunia yang pernah menyewa jasa Mossack untuk mendirikan perusahaan di yurisdiksi bebas pajak di luar negeri.
Panama Papers adalah hasil investigasi sebuah organisasi wartawan global, International Consortium of Investigative Journalists, sebuah koran dari Jerman SüddeutscheZeitung dan lebih dari 100 organisasi pers dari seluruh dunia.
Dokumen ini mengungkapkan keberadaan perusahaan-perusahaan di kawasan surga pajak (offshore companies) yang dikendalikan para tokoh penting dunia, mulai dari Kepala Negara, keluarga kerajaan, konglomerat hingga para selebriti. Banyak tokoh Indonesia yang tercantum dalam dokumen tersebut.
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- 8 Promo Makanan Spesial Hari Ibu 2025, dari Hidangan Jepang hingga Kue
- 5 Mobil Sedan Bekas yang Jarang Rewel untuk Orang Tua
- 5 Sepatu Lari Hoka Diskon 50% di Sports Station, Akhir Tahun Makin Hemat
- 5 Rekomendasi Sepatu Lokal Senyaman Skechers Buat Jalan-Jalan, Cocok Buat Traveling dan Harian
- 6 Mobil Bekas untuk Pemula atau Pasangan Muda, Praktis dan Serba Hemat
Pilihan
-
Bukan Sekadar Tenda: Menanti Ruang Aman bagi Perempuan di Pengungsian
-
4 Rekomendasi HP Xiaomi Murah, RAM Besar Memori Jumbo untuk Pengguna Aktif
-
Cek di Sini Jadwal Lengkap Pengumuman BI-Rate Tahun 2026
-
Seluruh Gubernur Wajib Umumkan Kenaikan UMP 2026 Hari Ini
-
Indosat Gandeng Arsari dan Northstar Bangun FiberCo Independent, Dana Rp14,6 Triliun Dikucurkan!
Terkini
-
Buntut Kasus Perundungan Disabilitas, Anggota Komisi X Desak Bahasa Isyarat Masuk Kurikulum Nasional
-
SBY: Penanganan Bencana Tidak Segampang yang Dibayangkan, Perlu Master Plan yang Utuh
-
Ketuk Hati Kepala Daerah, Mendagri Tito: Bantu Saudara Kita di Sumatera yang Kena Bencana
-
Buntut OTT KPK di Berbagai Daerah, Jaksa Agung Minta Jaksa Jangan Melanggar Hukum!
-
Tak Terendus Kamera dan Influencer, Prabowo Bongkar Perlawanan 'Gila' Preman di Hutan
-
Prabowo Wanti-wanti Satgas PKH: Jangan Mau Dilobi Sana-sini
-
Jaksa Agung: Uang Rp6,6 Triliun dari Denda Tambang-Sawit hingga Eksekusi Korupsi CPO
-
7 Pertemuan Krusial Dasco - Prabowo yang Selesaikan Masalah Bangsa di 2025
-
BNI Turut Dampingi Anak-Anak Korban Banjir di Aceh Tenggara Lewat Trauma Healing
-
BNI Siap Salurkan 17.356 KPR FLPP pada 2026, Mantapkan Peran di Program Perumahan