Suara.com - Letjen TNI Purnawirawan Sintong Panjaitan mengatakan di Jakarta, Senin, korban tragedi 1965 tidak sampai jutaan jiwa.
Sintong yang mantan Resimen Para Komando Angkatan Darat (RPKAD), pada Simposiun Nasional 1965 tersebut, mengemukakan, waktu itu Presiden Soekarno membentuk Komisi Pencari Fakta untuk menghitung jumlah korban pembantain.
"Mayjen Soemarno yang waktu itu sebagai Menteri Dalam Negeri menjadi ketuanya melaporkan korban ada 80 ribu orang, dan angka 500 ribu pertama kali keluar dari Oei Tjoe Tat (pembantu Presiden Soekarno)," kata dia.
Sintong menilai angka-angka itu tidak masuk akal karena RPKAD waktu itu hanya memburu para pemimpin PKI saja.
"Memang benar kami diturunkan ke Jawa Tengah, waktu RPKAD dibantu oleh pemuda Ansor, Muhammadiyah, tetapi kami hanya menangkap para tokohnya saja" kata dia.
Dia mengatakan para tokoh yang ditangkap ada dua kategori yaitu pasif dan aktif. Ia mengaku jika tokoh itu pasif maka mereka akan dilepaskan.
"RPKAD tidak hanya melakukan operasi, tapi RPKAD harus melindungi masyarakat juga, baik PKI atau tidak," kata Sintong.
Sementara, Psikolog Risa Permanadeli mengatakan peristiwa 1965 itu bukan masalah angka, tetapi peradaban pembantaian tersebut yang akan terus diwariskan kepada generasi seterusnya.
"Masalahnya tragedi ini sudah berlangsung 50 tahun dan tidak pernah ada penyelesaiannya. Sejarah itu tersimpan pada warga negara Indonesia," kata dia. (Antara)
Berita Terkait
-
Front Pancasila Tolak Penyelenggaraan Simposium Tragedi 1965
-
Pembubaran Acara Korban 1965 Dinilai Cermin Ketidakpatuhan Polisi
-
Dibubarkan Kelompok Intoleran, YPKP Ngadu ke Komnas HAM
-
Orang-orang Sepuh Korban 1965 Kini Mengungsi di LBH Jakarta
-
Kronologis Pembubaran Pertemuan Korban 65, Kini Mengungsi ke LBH
Terpopuler
- 3 Mobil Bekas 60 Jutaan Kapasitas Penumpang di Atas Innova, Keluarga Pasti Suka!
- 5 Sepatu Lokal Senyaman Skechers, Tanpa Tali untuk Jalan Kaki Lansia
- 9 Sepatu Puma yang Diskon di Sports Station, Harga Mulai Rp300 Ribuan
- Cek Fakta: Viral Ferdy Sambo Ditemukan Meninggal di Penjara, Benarkah?
- 5 Mobil Bekas yang Lebih Murah dari Innova dan Fitur Lebih Mewah
Pilihan
-
In This Economy: Banyolan Gen Z Hadapi Anomali Biaya Hidup di Sepanjang 2025
-
Ramalan Menkeu Purbaya soal IHSG Tembus 9.000 di Akhir Tahun Gagal Total
-
Tor Monitor! Ini Daftar Saham IPO Paling Gacor di 2025
-
Daftar Saham IPO Paling Boncos di 2025
-
4 HP Snapdragon Paling Murah Terbaru 2025 Mulai Harga 2 Jutaan, Cocok untuk Daily Driver
Terkini
-
Jalan Sudirman-MH Thamrin-Bundaran HI Ditutup, Ini Rute Alternatifnya
-
Warga Antusias Rayakan Tahun Baru di Bundaran HI Meski Tanpa Kembang Api: yang Penting Jalan-Jalan
-
Transportasi Aceh-Medan Pulih, Mobilitas Warga dan Roda Perekonomian Regional Kembali Bergerak
-
Tersangka Korupsi Pokir Dinsos Lombok Barat Belum Ditahan, Kejari Mataram Beberkan Alasannya
-
Elit PDIP soal Wacana Pilkada Dipilih DPRD: Rakyat Akan Marah, Hak-haknya Diambil
-
Kondisi Terkini Bundaran HI Jelang Malam Tahun Baru 2026, Warga Mulai Merapat
-
Penjualan Terompet Tahun Baru di Asemka Sepi, Pedagang Keluhkan Larangan Kembang Api
-
Prediksi Cuaca Malam Tahun Baru untuk Semua Wilayah di Indonesia
-
Dua Kunci Syahganda Nainggolan Agar Rakyat Kaya dalam 5 Tahun: Upah dan Redistribusi Tanah
-
Diteror Bom Molotov usai Kritik Pemerintah, Ini 7 Fakta Serangan di Rumah DJ Donny