Suara.com - Sejumlah perwakilan nelayan yang menyegel 'Pulau Palsu' di teluk Jakarta membantah tudingan Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) menyebut mereka bukan nelayan.
Mereka membuktikan bahwa mereka adalah nelayan dengan menunjukkan KTP yang profesinya tertulis nelayan. Hal itu diperlihatkan dalam konfrensi pers di kantor LBH Jakarta, Selasa (19/4/2019).
Salah satu nelayan yang tergabung dalam Komunitas Nelayan Tradisional (KNT) Muara Angke, Sahudi, merasa tersinggung atas penyataan Ahok yang mempertanyakan nalayan yang menyegel pulau reklamasi pada beberapa waktu lalu.
"Kami nelayan asli di Muara Angke, ini KTP kami," kata Sahudi bersama rekan-rekannya sambil menunjukkan identitasnya.
Ia mengeluhkan sejak proyek reklamasi teluk Jakarta, kini penghasilan tangkapan ikannya menurun drastis. Bahkan mereka dilarang oleh pihak pengembang untuk mencari ikan di kawasan pinggir laut yang kini dalam proyek reklamasi.
"Dulu sebelum ada proyek reklamasi kami biasa mencari ikan di dekat pantai dan Alhamdulillah selalu dapat. Sekarang sejak ada reklamasi perahu kami dilarang lewat kawasan tersebut. Padahal itu satu satunya tempat kami mencari nafkah untuk anak istri," ujar dia.
Sahudi pun membantah pernyataan Ahok tidak ada ikan dikawasan pantai dekat proyek reklamasi. Merekapun menunjukkan hasil tangkapan ikan di kawasan tersebut meskipun hasilnya sedikit.
"Siapa bilang di kawasan teluk Jakarta tidak ada ikannya, asal ngomong saja itu si Ahok. Ini buktinya hasil tangkapan ikan kami semalam," tandas dia.
Sementara itu, mereka akan mengantarkan hasil tangkapan ikan tersebut ke Balai Kota, Kantor Gubernur DKI Jakarta untuk diserahkan kepada Ahok. Hal itu sebagai bukti bahwa dikawasan tersebut tempat nelayan menangkap ikan.
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Bukan Denpasar, Kota Ini Sebenarnya Yang Disiapkan Jadi Ibu Kota Provinsi Bali
- Profil Djamari Chaniago: Jenderal yang Dulu Pecat Prabowo, Kini Jadi Kandidat Kuat Menko Polkam
- Tinggi Badan Mauro Zijlstra, Pemain Keturunan Baru Timnas Indonesia Disorot Aneh Media Eropa
Pilihan
-
6 Stadion Paling Angker: Tempat Eksekusi, Sosok Neti hingga Suara Misterius
-
Shell, Vivo Hingga AKR Bungkam Usai 'Dipaksa' Beli BBM dari Pertamina
-
Drama Stok BBM SPBU Swasta Teratasi! Shell, Vivo & BP Sepakat 'Titip' Impor ke Pertamina
-
Gelombang Keracunan MBG, Negara ke Mana?
-
BUMN Tekstil SBAT Pasrah Menuju Kebangkrutan, Padahal Baru IPO 4 Tahun Lalu
Terkini
-
Tak Ada Tawar Menawar! Analis Sebut Reformasi Polri Mustahil Tanpa Ganti Kapolri
-
Menjelajahi Jantung Maluku: "Buru Expedition" Wanadri Ungkap Kekayaan Tersembunyi Pulau Buru
-
Polemik Ijazah Gibran Tak Substansial tapi Jadi Gaduh Politik
-
Klarifikasi Ijazah Gibran Penting agar Tidak Ulangi Kasus Jokowi
-
Menkeu Purbaya Ultimatum ke Pengelolaan Program Makan Gratis: Nggak Jalan, Kita Ambil Duitnya!
-
Eks Kapolri Tegaskan Polri di Bawah Presiden: Perspektif Historis dan Konstitusional
-
J Trust Bank Desak Crowde Lebih Kooperatif dan Selesaikan Kewajiban
-
KPK: Penyidikan Korupsi Haji Tidak Mengarah ke PBNU
-
Ancol Rencanakan Reklamasi 65 Hektare, Pastikan Tak Gunakan Dana APBD
-
Dirut PAM Jaya Jamin Investor Tak Bisa Paksa Naikkan Tarif Air Pasca-IPO