Suara.com - Kusmayadi alias Agus bin Dulgani, tersangka pelaku mutilasi terhadap perempuan hamil tujuh bulan di Desa Telaga Sari, Kecamatan Cikupa Tangerang, Selasa (26/4/2016) menjalani tes kejiwaan.
"Kami melibatkan tim psikologi dari Polda Metro Jaya, untuk mengecek kejiwaan tersangka," kata Kapolresta Tangerang Kombes Pol Irman Sugema di Tangerang, Selasa.
Irman mengatakan pemeriksaan tersebut sangat penting karena menentukan apakah pelaku itu dalam kondisi sehat atau gangguan jiwa saat melakukan perbuatannya. Irman menegaskan, pihaknya tidak dapat menduga kejiwaan tersangka sebab yang menentukan nantinya adalah tim yang memeriksa.
Sebelumnya diberitakan aparat Polsek Cikupa menemukan korban mutilasi tanpa identitas di Desa Tenaga Sari RT 12/01, Kecamatan Cikupa dalam kondisi mengenaskan. Belakangan diketahui korban adalan Nur Atikah alias Nuri, warga Kecamatan Malimping, Kabupaten Lebak, Banten dan pelaku adalah Kusmayadi alias Agus bin Dulgani.
Tubuh korban ditemukan dalam kondisi terpisah dengan lengan dan kaki serta pangkal paha hingga jari dipotong mengunakan gergaji. Demikian pula tangan korban dipotong dari siku terpisah dua dengan jari, hingga saat ini kaki korban belum ditemukan.
Setelah sempat buron selama sepekan, tersangka diciduk aparat gabungan Polda Metro Jaya, Polsek Cikupa dan Polresta Tangerang di sebuah rumah makan di Surabaya, Jawa Timur.
Pada Minggu (24/4/2016) petugas melakukan pra rekonstruksi di tempat kejadian perkara (TKP) di rumah kontrakan Desa Telagasari, namun batal karena TKP sudah dipenuhi ribuan warga yang ingin melihat langsung.
Saat ini, tersangka ditahan di sel Mapolresta Tangerang di Kecamatan Tigaraksa setelah diserahkan petugas Polda Metro Jaya.
Irman menambahkan bahwa dalam pemeriksaan lanjutan terhadap tersangka Agus mengakui semua perbuatannya. Selain Agus, petugas juga memeriksa teman dekat tersangka untuk melengkapi berkas perkara dan diajukan ke meja hijau PN Tangerang. (Antara)
Berita Terkait
-
Alvi Maulana: Tukang Jagal Jadi Pembunuh Mutilasi Kekasih, Punya Ciri Narsistik
-
Misteri Mutilasi Mojokerto: Kronologi, Motif Cinta, dan Fakta Mengejutkan
-
Mengenal Apa Itu Femisida, Istilah yang Ramai Dibahas di Tengah Kasus Mutilasi Pacet
-
10 Fakta Sadis Bekas Tukang Jagal Mutilasi Pacar di Mojokerto, Korban Dicincang Jadi Ratusan Potong!
-
Mengungkap Motif di Balik Aksi Keji Mutilasi, Begini Kata Psikolog Forensik
Terpopuler
- Media Belanda Heran Mauro Zijlstra Masuk Skuad Utama Timnas Indonesia: Padahal Cadangan di Volendam
- KPU Tak Bisa Buka Ijazah Capres-Cawapres ke Publik, DPR Pertanyakan: Orang Lamar Kerja Saja Pakai CV
- Harta Kekayaan Wali Kota Prabumulih, Disorot usai Viral Pencopotan Kepala Sekolah
- Anak Wali Kota Prabumulih Bawa Mobil ke Sekolah, Padahal di LHKPN Hanya Ada Truk dan Buldoser
- Profil Djamari Chaniago: Jenderal yang Dulu Pecat Prabowo, Kini Jadi Kandidat Kuat Menko Polkam
Pilihan
-
Jaminan Laga Seru! Ini Link Live Streaming Bayern Munchen vs Chelsea
-
Kendal Tornado FC vs Persela Lamongan, Manajemen Jual 3.000 Tiket
-
6 Rekomendasi HP Murah Rp 3 Jutaan dengan Kamera Terbaik September 2025
-
Wakil Erick Thohir Disebut jadi Kandidat Kuat Menteri BUMN
-
Kursi Menteri BUMN Kosong, Siapa Pengganti Erick Thohir?
Terkini
-
Hitung Mundur Dimulai? Analis Sebut Kapolri Diganti Usai Hari TNI, Ini Sinyalnya
-
DPRD 'Geruduk' Parkir Ilegal di Jaktim, Dua Lokasi Disegel Paksa, Potensi Pajak Miliaran Bocor
-
'Keterangan Anda Berubah!' Detik-detik Saksi PT Poison Ditegur Hakim di Sidang Sengketa Tambang
-
Saatnya 'Perbarui' Aturan Main, DPR Genjot Revisi Tiga UU Kunci Politik
-
Noel Dikabarkan Mau Jadi Justice Collaborator, KPK: Belum Kami Terima
-
Jejak Korupsi Noel Melebar, KPK Bidik Jaringan Perusahaan PJK3 yang Terlibat Kasus K3
-
Anggotanya Disebut Brutal Hingga Pakai Gas Air Mata Kedaluarsa Saat Tangani Demo, Apa Kata Kapolri?
-
Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
-
Dikabarkan Hilang Usai Demo Ricuh, Bima Permana Ditemukan di Malang, Polisi: Dia Jualan Barongsai
-
Berawal dari Rumah Gus Yaqut, KPK Temukan Jejak Aliran Dana 'Janggal' ke Wasekjen Ansor