Anggota DPR RI dari Fraksi PDI Perjuangan, Masinton Pasaribu, melaporkan kasus dugaan pemberian gratifikasi ke KPK. [suara.com/Oke Atmaja]
Anggota Komisi III dari Fraksi PDI Perjuangan Masinton Pasaribu mengatakan saat ini sudah tidak ada yang tertarik dengan ide komunisme. Jadi, pemerintah tidak perlu represif menangani aktivitas warga dengan berkumpul dan berekspresi.
"Generasi sekarang tidak lagi tertarik dengan komunisme. Paham Komunis 32 tahun itu pada masa Orba dilarang. Dan, kita semua sepakat negara kita kan pahamnya Pancasila. Jadi nggak perlu khawatir juga kita dengan fenomena munculnya buku buku yang dianggap kiri, baju-baju yang dianggap kiri. PKI sudah nggak ada kok, sudah dilarang kok sejak lama, kenapa paham kiri juga harus diberangus," kata Masinton, Jumat (13/5/2016).
Maraknya penangkapan, pelarangan, pembubaran paksa, intimidasi terhadap hak warga untuk berkumpul dan berekspresi dengan menggunakan label-label, seperti palu arit, akhir-akhir ini, menurutnya Masinton, justru menunjukkan adanya sikap paranoid. Artinya, takut pada hal-hal yang sebenarnya sudah tidak ada yang meminatinya.
"Generasi sekarang tidak lagi tertarik dengan komunisme. Paham Komunis 32 tahun itu pada masa Orba dilarang. Dan, kita semua sepakat negara kita kan pahamnya Pancasila. Jadi nggak perlu khawatir juga kita dengan fenomena munculnya buku buku yang dianggap kiri, baju-baju yang dianggap kiri. PKI sudah nggak ada kok, sudah dilarang kok sejak lama, kenapa paham kiri juga harus diberangus," kata Masinton, Jumat (13/5/2016).
Maraknya penangkapan, pelarangan, pembubaran paksa, intimidasi terhadap hak warga untuk berkumpul dan berekspresi dengan menggunakan label-label, seperti palu arit, akhir-akhir ini, menurutnya Masinton, justru menunjukkan adanya sikap paranoid. Artinya, takut pada hal-hal yang sebenarnya sudah tidak ada yang meminatinya.
"Razia buku, baju, membubarkan diskusi bukan hal yang bisa memenjarakan pikiran. Itu ga penting ide seharusnya dilawan dengan ide. Bukan dengan pelarangan," katanya.
Masinton curiga ada operasi sistematis di dibalik kemunculan isu kebangkitan komunisme. Masinton tidak tahu siapa yang memainkan isu, namun peristiwa ini biasanya muncul di masa-masa tertentu.
Masinton curiga ada operasi sistematis di dibalik kemunculan isu kebangkitan komunisme. Masinton tidak tahu siapa yang memainkan isu, namun peristiwa ini biasanya muncul di masa-masa tertentu.
"Kalau begitu, ngak kreatif saja sih menurut aku," kata dia.
Organisasi sipil yang tergabung dalam Gerakan Masyarakat untuk Demokrasi menilai adanya upaya menciptakan musuh palsu. Yaitu seolah-olah berlawanan dengan kehendak rakyat. Caranya dengan menyebarkan kembali rasa takut terhadap komunisme dan lesbian, gay, biseksual dan transgender.
"Upaya-upaya ini justru dilakukan dengan melawan hukum yang merupakan wujud pengulangan sejarah kelam bangsa Indonesia di masa pemerintah otoriter Orde Baru yang nyatanya adalah musuh sejati," ujar perwakilan Gema Demokrasi, Asep Komarudin, dalam jumpa pers di gedung LBH Jakarta, Kamis (12/5/2016).
Asep menambahkan cap kepada gerakan rakyat -- yang sebenarnya bekerja untuk demokrasi -- tidak ada kaitannya dengan penyebaran paham komunisme, marxisme, dan leninisme.
Menurutnya kelompok yang dituduh tersebut justru kelompok yang menyuarakan anti kapitalisme dan menolak manifes Orde Baru dalam iklim pembangunan demokrasi.
"Yang sebenarnya terjadi adalah menguatnya kembali orde baru dengan militerismenya. Hal ini terlihat dari upaya militer meminta dan juga dilibatkan untuk lebih berperan dalam penyelesaian atas masalah 'musuh rakyat," kata dia.
Komentar
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Serum Vitamin C yang Bisa Hilangkan Flek Hitam, Cocok untuk Usia 40 Tahun
- Sunscreen untuk Usia 50-an Sebaiknya SPF Berapa? Cek 5 Rekomendasi yang Layak Dicoba
- 5 Mobil Diesel Bekas Mulai 50 Jutaan Selain Isuzu Panther, Keren dan Tangguh!
- Harta Kekayaan Abdul Wahid, Gubernur Riau yang Ikut Ditangkap KPK
- 5 Mobil Eropa Bekas Mulai 50 Jutaan, Warisan Mewah dan Berkelas
Pilihan
-
Jusuf Kalla Peringatkan Lippo: Jangan Main-Main di Makassar!
-
Korban PHK Masih Sumbang Ratusan Ribu Pengangguran! Industri Pengolahan Paling Parah
-
Cuma Mampu Kurangi Pengangguran 4.000 Orang, BPS Rilis Data yang Bikin Kening Prabowo Berkerut
-
Rugi Triliunan! Emiten Grup Djarum, Blibli PHK 270 Karyawan
-
Angka Pengangguran Indonesia Tembus 7,46 Juta, Cuma Turun 4.000 Orang Setahun!
Terkini
-
Adies Kadir Lolos Sanksi Etik MKD Dinilai Kabar Baik, Golkar: Konstituen di Dapil Pasti Ikut Senang
-
Bobby Nasution Apresiasi Kafilah Sumut Raih Peringkat Tujuh Nasional STQH di Kendari
-
Ribuan Personel Gabungan Jaga Demo Buruh di DPR! Polda Metro Jaya Akan Pastikan Tertib
-
Gak Punya Otak! ASN di Pasuruan Berkali-kali Cabuli Keponakan, Modusnya Begini
-
Hasil 'Jatah Preman' Rp2,25 M, Gubernur Riau Palak Anak Buah buat Pelesiran ke London hingga Brasil
-
Hari Ini Bergerak Geruduk DPR, Demo Buruh KASBI Bakal Dijaga Ketat 1.464 Aparat
-
5 Fakta PNS Probolinggo Memperkosa Keponakan Hingga Korban Depresi
-
Inovasi AI yang Mendorong Kualitas Riset dan Akademik Indonesia
-
Terseret Kasus Ekspor CPO, Dua Raksasa Sawit Bayar Uang Pengganti Triliunan dengan Cara Dicicil!
-
MBG ala Jusuf Hamka, Makan Gratis yang Bikin Anak-Anak SD Tambora Senyum Ceria