News / Metropolitan
Minggu, 15 Mei 2016 | 15:46 WIB
Menteri Sosial Khofifah Indar Parawangsa [suara.com/Kurniawan Mas'ud]

Bukan sekali dua kali Khofifah menitikkan air matanya dalam berbagai kunjungan kerja sebagai seorang menteri yang menjalankan tugas. Khususnya terkait dengan orang-orang kecil, orang-orang dengan nasib yang tidak seberuntung yang lainnya.

Tapi, kasus LN seakan menikam dalam jantungnya, Khofifah tidak habis pikir ada orang yang bisa menyakiti balita, memperkosanya bahkan sampai kehilangan nyawa.

"2,5 tahun, bisa dibilang bayi. Apa yang dipikirkan pelakunya," kata Khofifah sembari menggeleng-gelengkan kepala.

Momen terakhir

Usianya baru menginjak dua tahun beberapa bulan lalu, tapi LN tidak akan mengecap manisnya masa-masa sekolah, bermain bersama teman-teman, merasakan jatuh cinta dan dewasa. Terlalu cepat ia dipanggil Sang Pencipta.

Masih terngiang canda tawanya, keceriaannya yang tersimpan dalam video di telepon genggam orang tuanya saat LN merayakan hari jadinya yang kedua.

LN yang menggunakan jilbab terlihat sumringah, wajahnya ayu, parasnya cantik, terlihat senang dengan perayaan ultahnya.

Sambil bernyanyi selamat ulang tahun dia sesekali melompat dan bertepuk tangan mengiringi nyanyian ulang tahun.

Video berdurasi 15 menit menjadi kenangan terakhir keceriaan LN bagi Nurul Yana yang kerap pingsan sejak peristiwa tersebut.

LN yang sehari sebelumnya dikabarkan hilang ditemukan tewas Senin (9/5/2016) malam di belakang rumah BD (26) di Kampung Pabuaran Tonggoh, RT 3, RW 5, Desa Girimulya, Kecamatan Cibungbulang. Lokasi penemuan mayat berada sekitar 20 meter dari rumah nenek korban tempat korban menginap.

Dari hasil visum luar, korban mengalami kesulitan bernafas, dan luka di bagian kelaminnya akibat benda tumpul, terdapat juga cairan sperma. Saat ditemukan, kondisi korban dibiarkan tergeletak begitu saja di belakang rumahnya, yang bersebelahan langsung dengan rumah tetangga lainnya.

Lokasi kejadian berada di perkampungan padat, jarak antar-satu rumah dengan rumah lainnya sangat berdekatan, hanya ada ngang kecil yang dilintasi oleh warga. Mayat korban digeletakkan di belakang rumah, persis dekat pintu belakang milik rumah adik pelaku. Dinding belakang rumah adik pelaku berjarak sekitar satu meter dengan teras rumah tetangganya.

Korban mengenakan pakaian dan celana lengkap. Menurut pengakuan tersangka, sebelum dibuang, pelaku memasangkan kembali baju dan celana korban untuk mengelabui agar tidak ketahuan perbuatannya.

Penemuan mayat korban pertama kali diketahui Ustadz Junaedi yang hendak berangkat salat Isya ke masjid yang ada dekat tempat pembuatan batako milik ayah pelaku. Saat melintas dekat rumah pelaku, mencium bau busuk. Karena kondisi belakang rumah kosong ditambah lampu teras rumah tetangga tidak menyala sehingga kurang terlihat jelas bagi siapa saja yang melintas.

Setelah memeriksa asal bau busuk, ditemukan tubuh LN tergeletak sudah tidak bernyawa. Kondisi tubuh korban membiru di bagian paha dan juga rahang kiri dan kanannya.

Load More