Suara.com - Wakil Ketua DPR Fadli Zon menilai pemerintah salah langkah jika ingin melakukan rekonsiliasi kepada korban tragedi 1965. Dirinya menganggap jika pemerintah melakukan rekonsiliasi akan menimbulkan konflik.
Hal ini disampaikan Fadli saat menjadi pembicara pada Simposium Nasional bertema Mengamankan Pancasila Dari Ancaman Kebangkitan PKI dan Ideologi lain di Balai Kartini, Jakarta, Kamis (2/6/2016)
"Pemerintah mengada-adakan masalah, karena tidak tahu prioritas mengangkat masalah. Ini Bisa memicu potensi konflik. Pemerintah salah langkah," ujar Fadli di Balai Kartini, Jakarta, Kamis (2/6/2016).
Menurutnya, jika pemerintah tetap melakukan rekonsiliasi, pemerintah tidak memahami sejarah. Padahal telah diatur dalam TAP/XXV/MPRS/1996 terkait larangan idelogi Marxisme/Leninisme/Komunisme sebagai ideologi terlarang dan juga berdasarkan Undang-undang nomor 27 tahun 1999. Fadli menilai seharusnya lebih fokus dalam menanggani permasalahan negara yang lebih penting.
"Melihat adanya upaya rekonsiliasi pada masa itu, seolah-olah pemerintah tidak ngerti sejarah atau pura-pura nggak ngerti sejarah dan tidak paham prioritas penyelesaian masalah. Padahal sudah jelas telah diatur dalam TAP MPR dan UU nomor 27 nomor . Selain itu ada masalah yang lebih penting," ucapnya.
Fadli juga mengatakan generasi sekarang tidak mempermasalahkan tragedi 1965.
"Sebenarnya generasi sekarang sudah tidak ada masalah dengan tragedi-tragedi itu. Kalau membuka lama kita terluka lagi," kata Fadli.
Politisi Gerindra pun mempertanyakan motif dibukanya kembali sisi kelam tragedi 1965.
"Ini membuka luka lama, diada-adakan. Saya tidak tahu ada latar belakangnya apa untuk membuka kasus ini," ungkapnya.
Berita Terkait
Terpopuler
- 31 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 18 Desember: Ada Gems dan Paket Penutup 112-115
- Kebutuhan Mendesak? Atasi Saja dengan BRI Multiguna, Proses Cepat dan Mudah
- 5 Skincare untuk Usia 60 Tahun ke Atas, Lembut dan Efektif Rawat Kulit Matang
- 5 Mobil Keluarga Bekas Senyaman Innova, Pas untuk Perjalanan Liburan Panjang
- Kuasa Hukum Eks Bupati Sleman: Dana Hibah Pariwisata Terserap, Bukan Uang Negara Hilang
Pilihan
-
UMP Sumsel 2026 Hampir Rp 4 Juta, Pasar Tenaga Kerja Masuk Fase Penyesuaian
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
-
Samsung PD Pasar Tablet 2026 Tetap Tumbuh, Harga Dipastikan Aman
Terkini
-
Aktivitas Tambang Emas Ilegal di Gunung Guruh Bogor Kian Masif, Isu Dugaan Beking Aparat Mencuat
-
Sidang Ditunda! Nadiem Makarim Sakit Usai Operasi, Kuasa Hukum Bantah Tegas Dakwaan Cuan Rp809 M
-
Hujan Deras, Luapan Kali Krukut Rendam Jalan di Cilandak Barat
-
Pensiunan Guru di Sumbar Tewas Bersimbah Darah Usai Salat Subuh
-
Mendagri: 106 Ribu Pakaian Baru Akan Disalurkan ke Warga Terdampak Bencana di Sumatra
-
Angin Kencang Tumbangkan Pohon di Ragunan hingga Tutupi Jalan
-
Pohon Tumbang Timpa 4 Rumah Warga di Manggarai
-
Menteri Mukhtarudin Lepas 12 Pekerja Migran Terampil, Transfer Teknologi untuk Indonesia Emas 2045
-
Lagi Fokus Bantu Warga Terdampak Bencana, Ijeck Mendadak Dicopot dari Golkar Sumut, Ada Apa?
-
KPK Segel Rumah Kajari Bekasi Meski Tak Ditetapkan sebagai Tersangka