Suara.com - Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti mengharapkan nelayan tidak perlu lagi terlalu bergantung kepada bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi. Sebab pencurian ikan ilegal diklaim akan hilang.
"Penghasilan nelayankan banyak kalau sudah tidak ada lagi 'ilegal fishing' yang nantinya akan kita berantas perlahan-lahan di wilayah NTT ini," katanya kepada para nelayan saat berdialog dengan nelayan di Pelabuhan Pendaratan Ikan (PPI) Tenau, Kupang, Minggu (12/6/2016).
Hal ini disampaikannya menanggapi permintaan dari nelayan di Kota Kupang yang mengharapkan bisa terus mendapatkan BBM bersubsidi pascaMenteri ESDM Sudirman Said menyatakan subsidi solar akan diturunkan dan dialihkan ke sektor produktif.
Ia meminta agar dengan hasil laut yang sangat banyak nelayan tentu saja bisa membeli BBM tanpa harus mengandalkan BBM bersubsidi, karena sejauh ini negara sudah terlalu banyak memberikan yang terbaik bagi rakyatnya.
"Jangan lagi membebani negara dengan meminta BBM bersubsidi. Pemerintah justru sejauh ini sudah menjaga laut dengan segala risiko dan biayanya. Oleh karena itu jangan terlalu meminta banyak dari BBM bersubsidi," tambahnya.
Sejauh ini, lanjutnya, KKP sendiri sudah menenggelamkan sejumlah kapal dan menjaga perairan di Indonesia agar tidak dicuri negara lain.
Menurut dia, banyak biaya bermiliar bahkan trilliun yang dikeluarkan pemerintah pusat untuk menjaga laut semuanya demi kesejateraan nelayan.
"Sudahlah, kalau tidak ada Subsidi ya tidak apa-apa yang pentingkan solarnya ada," tegasnya.
Menteri KKP juga meminta bantuan nelayan Tenau Kupang untuk memberikan data-data koordinat titik-titik rumpon di perairan NTT agar bisa segera diberantas.
"Kita sudah terima laporan mengenai keberadaan rumpon di perairan NTT sehingga kita minta bantuan dari nelayan untuk memberikan data koordinat rumpon agar segera kita berantas. Kalau kita bekerja secara bersama-sama tentu saja nanti nelayan di sini akan makmur dan melimpah hasil tangkapannya," tuturnya. (Antara)
Berita Terkait
Terpopuler
- Media Belanda Heran Mauro Zijlstra Masuk Skuad Utama Timnas Indonesia: Padahal Cadangan di Volendam
- KPU Tak Bisa Buka Ijazah Capres-Cawapres ke Publik, DPR Pertanyakan: Orang Lamar Kerja Saja Pakai CV
- Harta Kekayaan Wali Kota Prabumulih, Disorot usai Viral Pencopotan Kepala Sekolah
- Anak Wali Kota Prabumulih Bawa Mobil ke Sekolah, Padahal di LHKPN Hanya Ada Truk dan Buldoser
- Profil Djamari Chaniago: Jenderal yang Dulu Pecat Prabowo, Kini Jadi Kandidat Kuat Menko Polkam
Pilihan
-
Kepsek Roni Ardiansyah Akhirnya Kembali ke Sekolah, Disambut Tangis Haru Ratusan Siswa
-
Bukan Cuma Joget! Kenalan dengan 3 Influencer yang Menginspirasi Aksi Nyata untuk Lingkungan
-
Heboh! Rekening Nasabah Bobol Rp70 Miliar di BCA, OJK dan SRO Turun Tangan, Perketat Aturan!
-
Emiten Sejahtera Bintang Abadi Textile Pailit, Sahamnya Dimiliki BUMN
-
Jaminan Laga Seru! Ini Link Live Streaming Bayern Munchen vs Chelsea
Terkini
-
Misteri Keracunan MBG di Garut: Ayam Woku atau Lalapan Mentah Biang Kerok? 194 Pelajar Terkapar
-
Hendrar Prihadi Dicopot dari LKPP, PDIP Terima Tak Ada Lagi Kader Partai di Pemerintahan Prabowo
-
Lahan Parkir Milik BUMD DKI Disegel karena Ilegal, Pramono Anung Kasih Dukungan: Memang Pantas
-
Paman di Jakarta Timur Tega Perkosa Keponakan Sendiri saat Ditinggal Orang Tua Berdagang
-
Menkeu Purbaya Diancam Diceraikan Istri Gegara Hampir Menyerah Belajar Ekonomi
-
Kepala LKPP Diisi Sarah Sadiqa, PDIP Pasrah usai Hendrar Prihadi Dicopot Prabowo, Mengapa?
-
Tuntutan TGPF 98 di PTUN: Desak Fadli Zon Cabut Pernyataan dan Minta Maaf ke Publik
-
Petaka Santap MBG, Ratusan Siswa 2 Daerah Muntah Massal, Ikan Cakalang dan Ayam Woku Jadi Biang?
-
Absennya PDIP di Kabinet Disebut Ada Strategi Prabowo di Baliknya, Lepas Bayang-bayang Jokowi?
-
Satire Berkelas Wisudawan Rayakan Kelulusan Sambil Pegang Ijazah: Jokowi Mana Bisa Gini