Suara.com - Ayah dari Omar Mateen, tersangka pelaku penembakan di klub gay Pulse, Orlando, Florida, Amerika Serikat, merupakan seorang pengamat politik ekstrim yang menentang kebijakan pemerintah Pakistan dan Presiden Afghanistan, Ashraf Ghani. Namun, selebihnya, ayah Omar bisa dikatakan sosok yang misterius.
Seddique Mateen, yang berdasarkan catatan sipil adalah ayah dari Omar Mateen, pernah memiliki program acara sendiri di sebuah televisi satelit Afghanistan yang berbasis di AS, selama tiga tahun. Sampai Minggu (12/6/2016), Seddique masih aktif memberikan komentar berbau politik di laman Facebooknya.
Omar Khatab, pemilik saluran televisi Payam-e-Afghan yang berbasis di California, dalam sebuah wawancara mengatakan bahwa Seddique Mateen pernah beberapa kali membeli jam tayang di salurannya untuk menayangkan sebuah acara berjudul "Durand Jirga". Acara ini membahas Durand Line, sebuah garis batas antara Afghanistan dan Pakistan yang dibuat oleh para penjajah Inggris di India pada masa lalu.
Dalam wawancara dengan NBC News, Minggu, Seddique Mateen, yang juga dikenal dengan nama Mir Siddique, mengatakan bahwa aksi penyerangan yang dilakukan putranya "tidak ada kaitannya dengan agama".
Ia menggambarkan sebuah insiden di Kota Miami yang memicu kemarahan putranya. Saat itu, sang anak, Omar (29), melihat dua orang lelaki berciuman di depan istri dan anaknya.
"Kami mengatakan, kami memaafkan insiden tersebut," kata Seddique kepada NBC News. "Kami tidak mengetahui ia akan mengambil langkah tersebut. Kami juga terkejut, sama seperti seluruh negara ini," kata Omar.
Berdasarkan catatan kependudukan, Seddique Mateen tinggal di Florida. Namun, tidak diketahui pasti kapan dia datang ke Amerika Serikat.
Khatab, sang pemilik saluran televisi, mengatakan bahwa Seddique mendatangi studionya di Canoga Park, California, "tiga atau empat kali" dalam setahun untuk merekam acaranya.
"Ia suka mengobrol selama dua sampai tiga jam, kata Khatab dalam sambungan telepon kepada Reuters. "Ia membeli slot tayangnya sendiri dan datang ke sini untuk merekam dan pergi juga di hari yang sama," sambungnya.
Pengkritik "ISI" Pakistan
Khatab mengatakan, Seddique adalah pengamat politik yang anti-Pakistan. Sebuah kanal Youtube yang dibuat atas nama Mateen memiliki lebih dari 100 video yang diunggah antara tahun 2012 dan 2015.
Salah satu video yang berjudul "ISI pembunuh" - akronim untuk dinas intelijen rahasia militer Pakistan - Seddique mengatakan bahwa ISI adalah "pencipta dan ayah dari terorisme dunia".
Seddique juga pernah mewawancarai Presiden Afghanistan, Ashraf Ghani, delapan bulan sebelum yang bersangkutan menjadi presiden. Dalam wawancara yang ditemukan di situs Youtube tersebut, Seddique menyinggung masalah perkembangan ekonomi dan pengangguran di Afghanistan. Wawancara tersebut dilakukan di Kabul, Afghanistan, pada tahun 2014 dan dibawa ke California untuk ditayangkan di televisi Khatab.
Awalnya, Seddique mendukung Ghani. Namun, setahun berikutnya, ia berubah. Seddique marah atas upaya Ghani memulai pembicaraan damai dengan Taliban. Pada tahun 2015, Seddique mendeklarasikan dirinya sebagai calon presiden Afghanistan, meski tidak ada pemilihan presiden pada saat itu.
Tak hanya mengkritik kebijakan dalam dan luar negeri Ashraf Ghani, dalam video-videonya, Seddique juga mengkritik keras Pakistan, dinas rahasianya (ISI), mantan presiden Afghanistan Hamid Karzai, sejumlah pejabat Afghanistan, serta beberapa sosok jihadis.
Dalam sebuah video yang dirilis di Facebook pada Februari, ia menyebut Taliban sebagai pelayan ISI. Kemudian, pada video yang dirilis 11 Juni, Seddique, dengan seragam militer, mengatakan bahwa Afghanistan harus menghukum para pengkhianat, yang salah satunya menurut Seddique adalah Ashraf Ghani. (Reuters)
Berita Terkait
-
Pelaku Penembakan Hansip Cakung Ditangkap saat Kabur ke Lampung, Polisi Buru Rekannya
-
Maling Motor Penembak Mati Hansip di Cakung Diringkus Saat Kabur ke Lampung, Senpi Dilacak
-
Detik-detik Hansip di Cakung Tewas Ditembak Maling Motor Usai Tabrak Pelaku, 5 Saksi Diperiksa
-
Dendam Dipolisikan Kasus Narkoba, Carlos dkk Terancam Hukuman Mati Kasus Penembakan Husein
-
Detik-detik Penembak Pengacara Ditangkap: Terkapar di Gang Sempit, Tak Berdaya Saat Pistol Ditemukan
Terpopuler
- Breaking News! PSSI Resmi Umumkan Pelatih Timnas Indonesia
- 5 HP Murah RAM 8 GB Memori 256 GB untuk Mahasiswa, Cuma Rp1 Jutaan
- Timnas Indonesia: U-17 Dilatih Timur Kapadze, Nova Arianto Tukangi U-20, Bojan Hodak Pegang Senior?
- 5 Sunscreen Terbaik Mengandung Kolagen untuk Usia 50 Tahun ke Atas
- 8 Lipstik yang Bikin Wajah Cerah untuk Ibu Rumah Tangga Produktif
Pilihan
-
Vinfast Limo Green Sudah Bisa Dipesan di GJAW 2025, Ini Harganya
-
Timnas Indonesia: U-17 Dilatih Timur Kapadze, Nova Arianto Tukangi U-20, Bojan Hodak Pegang Senior?
-
Harga Minyak Dunia Melemah, di Tengah Upaya Trump Tekan Ukraina Terima Damai dengan Rusia
-
Indonesia jadi Raja Sasaran Penipuan Lowongan Kerja di Asia Pasifik
-
Kisah Kematian Dosen Untag yang Penuh Misteri: Hubungan Gelap dengan Polisi Jadi Sorotan
Terkini
-
Akses Berobat Dipermudah: Pasien JKN Bisa Langsung ke RS Tanpa Rujukan Berlapis
-
Gubernur Bobby Nasution Dukung LASQI Kenalkan Islam ke Generasi Muda Lewat Seni
-
YLBHI Desak Komnas HAM Tak Takut Intervensi dalam Kasus Munir
-
Profil KH Anwar Iskandar: Ketua MUI 2025-2030, Ini Rekam Jejaknya
-
Gus Yahya Bantah Mundur dari PBNU, Sebut Syuriyah Tidak Punya Kewenangan
-
Negosiasi Panas Krisis Iklim Kandas Gegara Kebakaran di Dapur COP30, Apa Penyebabnya?
-
KPK Tancap Gas Sidik Korupsi Bansos, Meski Rudi Tanoe Terus Ajukan Praperadilan
-
Malam Penganugerahan Pegadaian Media Awards 2025 Sukses Digelar, Ini Daftar Para Jawaranya
-
Sekjen PBNU Minta Pengurus Tenang di Tengah Isu Pelengseran Gus Yahya dari Kursi Ketua Umum
-
Kader Muda PDIP Ditantang Teladani Pahlawan: Berjuang Tanpa Tanya Jabatan