Suara.com - Kepala Dinas Sosial Provinsi DKI Jakarta Masrokhan mengimbau masyarakat agar tidak memberikan apapun kepada penyandang masalah kesejahteraan sosial (PMKS) saat kegiatan "sahur on the road".
Kegiatan "sahur on the road" marak dilakukan masyarakat ibu kota selama Ramadan dengan memberikan nasi kotak, nasi bungkus atau uang kepada pengemis, manusia gerobak, dan pengamen jalanan.
"Itu akan berdampak pada semakin menjamurnya PMKS di Jakarta," kata Masrokhan melalui pesan singkat di Jakarta, Rabu (15/6/2016).
Selain menimbulkan efek sosial karena warga dari luar daerah akan berbondong-bondong mengemis di Jakarta, kegiatan menyantuni PMKS jalanan juga melanggar Peraturan Daerah Nomor 8 Tahun 2007 tentang Ketertiban Umum.
"Kami berharap peran serta masyarakat dengan tidak memberikan apapun kepada PMKS jalanan. Jika ingin menunjukkan kepedulian sosial, berikan kepada lembaga atau yayasan sosial yang terpercaya. Ini saatnya masyarakat Jakarta cerdas dalam memberi," ujar Masrokhan.
Jangan sampai, kata dia, pemberian yang dimaksudkan sebagai amal itu diberikan kepada oknum yang hanya memanfatkan bulan puasa sehingga menjadi sia-sia.
"Masyarakat bisa memberikan bantuan ke yayasan yatim piatu atau yayasan sosial lainnya dengan memberikan sesuatu yang lebih bermanfaat. Jadi kepedulian itu bisa lebih bermakna," ungkapnya.
Jika ada komunitas atau kelompok masyarakat yang tetap ingin melaksanakan "sahur on the road", mereka diharap melapor terlebih dahulu kepada kepolisian sehingga kegiatan tersebut bisa dikawal oleh aparat. Tindakan tersebut perlu dilakukan demi keamanan dan ketertiban agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.
"Dengan begitu diharapkan PMKS jalanan yang memanfaatkan kepedulian masyarakat Jakarta selama bulan puasa ini bisa berkurang," ujar Masrokhan. (Antara)
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- Pecah Bisu Setelah Satu Dekade, Ayu Ting Ting Bongkar Hubungannya dengan Enji Baskoro
- 17 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 20 September: Klaim Pemain 110-111 dan Jutaan Koin
- Nasib Aiptu Rajamuddin Usai Anaknya Pukuli Guru, Diperiksa Propam: Kau Bikin Malu Saya!
- Korban Keracunan MBG di Yogyakarta Nyaris 1000 Anak, Sultan Akhirnya Buka Suara
- Momen Thariq Halilintar Gelagapan Ditanya Deddy Corbuzier soal Bisnis
Pilihan
-
Rapor Dean James: Kunci Kemenangan Go Ahead di Derby Lawan PEC Zwolle
-
Nostalgia 90-an: Kisah Tragis Marco Materazzi yang Nyaris Tenggelam di Everton
-
5 Rekomendasi HP 1 Jutaan Memori 256 GB Terbaru September 2025
-
Perbandingan Spesifikasi Redmi 15C vs POCO C85, Seberapa Mirip HP 1 Jutaan Ini?
-
Rapor Pemain Buangan Manchester United: Hojlund Cetak Gol, Rashford Brace, Onana Asisst
Terkini
-
Panglima TNI Beberkan Alasan TNI Tambah Alutsista Baru, 'Harimau Besi' yang Mengerikan!
-
Jokowi Perintahkan Relawan Dukung Prabowo-Gibran 2 Periode, Loyalis Malah Beri Jawaban Menohok?
-
Mengupas MDIS: Kampus Singapura Tempat Gibran Raih Gelar Sarjana, Ijazahnya Ternyata dari Inggris!
-
Minta Satpol PP Tak Pakai Kekerasan, Mendagri Tito: Biar Didukung Publik
-
Anak Mantan Bupati Koruptor Kini Dipecat PDIP: Jejak Skandal DPRD Viral "Rampok Uang Negara"
-
7 Klausul Surat Perjanjian MBG SPPG Sleman: dari Rahasiakan Keracunan hingga Ganti Rugi Rp80 Ribu
-
Tiga Kecelakaan Transjakarta dalam Sebulan, Pemprov DKI Fokus Perbaikan Human Factor
-
Serangan Roy Suryo! Sebut Ijazah S1 Gibran Palsu Beli di Website, Samakan IQ Rendah dengan Jokowi
-
Sinyal Retak? Jokowi Perintahkan Dukung Gibran 2 Periode, GCP Balas Telak: Wapres Tak Harus Dia!
-
Adian Napitupulu Minta Kewenangan BAM DPR Ditambah, Biar Bisa Panggil Pejabat Bermasalah