Suara.com - Satgas Pamtas Yonif 407/Padmakusuma menjaga perbatasan RI-PNG dari Makadi sampai dengan Kondo. Di sana ada 17 Pos Pamtas.
Pada awal penugasan, Dansatgas Letkol Inf Abi Kusnianto didampingi Pasi Intel Satgas dan Tim Waltis mengunjungi pos-pos Pamtas yang berada di wilayah dengan prioritas daerah terpencil.
Untuk menuju Pos Yakyu harus ditempuh dengan kendaraan double gardan, dari Pos Kaliwanggo ke Rawa Biru sekitar tiga jam dan dilanjutkan dengan perahu ketingting sekitar tiga jam melalui sungai dan rawa-rawa.
Kedatangan Dansatgas Pamtas Yonif 407/Padmakusuma disambut hangat oleh ketua adat dan masyarakat Kampung Yakyu.
Ketua Adat Mieggus Nggara Maiwa menyampaikan bahwa masyarakat sangat senang dan terbantu dengan keberadaan Pos Satgas Pamtas Yonif 407/PK.
Anggota di Pos Satgas Pamtas Yonif 407/PK berperan aktif dalam pemeliharaan keamanan, pelayanan kesehatan, berkebun, penataan kampung, olah raga dan memberikan pelajaran baca tulis kepada anak-anak kampung Yakyu yang saat ini tidak memiliki sarana pendidikan.
Masyarakat Yakyu berasal dari Kampung Pau di Negara PNG, sudah menetap di Kampung Yakyu sekitar lima tahun. Mereka berkeinginan untuk tetap menjadi warga Indonesia.
Dansatgas berpesan kepada semua anggota Pos Yakyu untuk menjaga kedaulatan NKRI dan membantu masyarakat untuk mengatasi kesulitan.
Menurut Dansatgas, Kampung Yakyu menjadi perhatian khusus dalam pengamanan karena sebelum ada Pos TNI telah terjadi penurunan bendera merah putih oleh Tentara PNG pada bulan Agustus 2015.
Berita Terkait
-
Di KTT Ke-46, Prabowo Usul Papua Nugini Jadi Anggota ASEAN, Ini Alasannya
-
Gempa Magnitudo 6,8 Mengguncang Papua Nugini, BMKG Pastikan Tidak Berpotensi Tsunami di Indonesia
-
CEK FAKTA: Mpox Sudah Menginfeksi 5 Persen Penduduk Papua Nugini
-
Paus Fransiskus Soroti Kasus Takhayul Hingga Kekerasan di Papua Nugini
-
Diantar Menag Yaqut ke Bandara Soetta, Paus Fransiskus Tinggalkan Indonesia
Terpopuler
- Media Belanda Heran Mauro Zijlstra Masuk Skuad Utama Timnas Indonesia: Padahal Cadangan di Volendam
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Anak Wali Kota Prabumulih Bawa Mobil ke Sekolah, Padahal di LHKPN Hanya Ada Truk dan Buldoser
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Harta Kekayaan Wali Kota Prabumulih, Disorot usai Viral Pencopotan Kepala Sekolah
Pilihan
-
Kemiskinan dan Ketimpangan Ekonomi RI Seperti Lingkaran Setan
-
Core Indonesia Sebut Kebijakan Menkeu Purbaya Suntik Rp200 Triliun Dinilai Salah Diagnosis
-
When Botanies Meets Buddies: Sporadies Meramban Bunga Jadi Cerita
-
Ternyata Ini Rahasia Kulit Cerah dan Sehat Gelia Linda
-
Kontras! Mulan Jameela Pede Tenteng Tas Ratusan Juta Saat Ahmad Dhani Usulkan UU Anti Flexing
Terkini
-
Penjaringan Ketua DPC PDIP Brebes Dinilai Tak Transparan, Pencalonan Cahrudin Sengaja Dijegal?
-
Bikin Riuh, Dito Ariotedjo Tiba-Tiba Tanya Ijazah Erick Thohir ke Roy Suryo
-
Kemendagri Batalkan Mutasi Kepala SMPN 1 Prabumulih, Wali Kota Arlan Terancam Sanksi
-
DPW dan DPC PPP dari 33 Provinsi Deklarasi Dukung M Mardiono Jadi Ketua Umum
-
Menteri HAM Natalius Pigai Sebut Orang Hilang 'Belum Terlihat', YLBHI Murka: Denial!
-
Dari Dirut Sampai Direktur, Jajaran BPR Jepara Artha Kini Kompak Pakai Rompi Oranye
-
Pemeriksaan Super Panjang, Hilman Latief Dicecar KPK Hampir 12 Jam soal Kuota Haji
-
Dikira Hilang saat Demo Ricuh, Polisi Ungkap Alasan Bima Permana Dagang Barongsai di Malang
-
Tito Karnavian: Satpol PP Harus Humanis, Bukan Jadi Sumber Ketakutan
-
Wamenkum Sebut Gegara Salah Istilah RUU Perampasan Aset Bisa Molor, 'Entah Kapan Selesainya'