Anggota polisi Brigadir Heri Budianto ditemukan meninggal dengan kondisi bersimbah darah di rumahnya, di Pondok Maharta, blok F3, nomor 27, Pondok Kacang Timur, Pondok Aren, Tangerang Selatan, Senin (4/7/2016). Anggota yang berdinas di Sabhara Polda Metro Jaya itu diduga bunuh diri dengan cara menembakkan senjata api ke bagian kepala. Pasalnya, saat pertamakali ditemukan, ada satu unit senapan angin di sebelah jenazah.
"Diduga korban (bunuh diri)," kata Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Polda Metro Jaya Komisaris Besar Awi Setiyono.
Awi menduga Heri nekat mengakhiri hidup karena depresi akibat penyakit yang dideritanya. Dugaan dia bunuh diri muncul karena saat kejadian, tak ada orang lain di dalam kamarnya.
"Korban memiliki kelainan yang bisa menimbulkan penyakit dan rekomendasi dari dokter yang bersangkutan tidak bisa kerja di bidang operasional sehingga dia oleh Direktur Sabhara ditempat tugas di staf," kata Awi.
Menurut Awi, jenazah Heri pertamakali ditemukan orangtuanya bernama Tina Herawati. Sebelum ditemukan di lantai kamar, saksi mendengar suara tangisan dan tembakan.
Kaget, Tina pun masuk ke dalam kamar anaknya. Korban saat itu dalam kondisi tengkurap dan ada senapan angin di dekatnya.
"Saksi bertanya kenapa nangis namun korban diam saja," kata Awi.
Awi mengatakan ibu korban panik. Dia sempat membuang senapan angin ke sungai di dekat rumah.
Tina juga sempat melapor ke ketua RT, namun rumah yang bersangkutan kosong.
Selanjutnya, dia melaporkan peristiwa tersebut ke kantor polisi.
"Kondisinya keluar darah dari hidung dan tubuhnya sudah kaku," kata Awi.
Penyidik kemudian melakukan olah TKP untuk menyelidiki kematian Heri. Satu buah senapan angin disita. Jenazah telah dibawa ke rumah sakit untuk visum et repertum.
Berita Terkait
-
Sempat Dikira Hilang Usai Demo Ricuh, Eko Purnomo Ternyata Cari Nafkah Jadi Nelayan di Kalteng
-
Aktivis Gejayan Memanggil Mogok Makan di Tahanan: Tuntut Pembebasan Tahanan Politik!
-
Kondisi Terkini Aktivis Delpedro di Rutan: Berat Badan Turun Drastis, Akses Menulis Dibatasi
-
Pink Melawan: Aksi Perempuan Tuntut Pembebasan Aktivis di Polda Metro Jaya
-
Keluarga Ungkap Kondisi Delpedro Marhaen di Penjara: Berat Badan Turun, Dilarang Menulis!
Terpopuler
- Media Belanda Heran Mauro Zijlstra Masuk Skuad Utama Timnas Indonesia: Padahal Cadangan di Volendam
- KPU Tak Bisa Buka Ijazah Capres-Cawapres ke Publik, DPR Pertanyakan: Orang Lamar Kerja Saja Pakai CV
- Harta Kekayaan Wali Kota Prabumulih, Disorot usai Viral Pencopotan Kepala Sekolah
- Anak Wali Kota Prabumulih Bawa Mobil ke Sekolah, Padahal di LHKPN Hanya Ada Truk dan Buldoser
- Profil Djamari Chaniago: Jenderal yang Dulu Pecat Prabowo, Kini Jadi Kandidat Kuat Menko Polkam
Pilihan
-
Kepsek Roni Ardiansyah Akhirnya Kembali ke Sekolah, Disambut Tangis Haru Ratusan Siswa
-
Bukan Cuma Joget! Kenalan dengan 3 Influencer yang Menginspirasi Aksi Nyata untuk Lingkungan
-
Heboh! Rekening Nasabah Bobol Rp70 Miliar di BCA, OJK dan SRO Turun Tangan, Perketat Aturan!
-
Emiten Sejahtera Bintang Abadi Textile Pailit, Sahamnya Dimiliki BUMN
-
Jaminan Laga Seru! Ini Link Live Streaming Bayern Munchen vs Chelsea
Terkini
-
Momen Mistis Terjadi saat Alvi Peragakan Mutilasi Pacar Jadi 554 Potong di Surabaya
-
Heboh LHKPN Wali Kota Prabumulih: Isi Cuma Truk-Triton, Tapi Anak Sekolah Bawa Mobil, KPK Bergerak
-
Siapa Syarif Hamzah Asyathry? Petinggi Ormas Keagamaan yang Diduga Tahu Aliran Duit Korupsi Haji
-
Sempat Diwarnai Jatuhnya Air Mata, AM Putranto Resmi Serahkan Jabatan KSP ke Qodari
-
Gebrakan Jenderal Suyudi Mendadak Tes Urine Pejabat BNN: Lawan Narkoba Dimulai dari Diri Sendiri
-
Bareskrim Gelar Mediasi Selasa Depan: Lisa Mariana Siap Bertemu, Tapi Ridwan Kamil Bimbang
-
Muncul Gerakan 'Stop Tot Tot Wuk Wuk': Suara Protes Pengguna Jalan Terhadap Sirene dan Strobo Ilegal
-
Geger Keluarga Cendana! Tutut Soeharto Gugat Menkeu Purbaya ke PTUN, Misteri Apa di Baliknya?
-
Link Isi Survei Lingkungan Belajar 2025 untuk Guru dan Kepala Sekolah PAUD, SD, SMP, SMA
-
Ancang-ancang Prabowo: Komisi Reformasi Polri Bakal Dibentuk Bulan Depan, Dipimpin Ahmad Dofiri?