Suara.com - Pasukan Filipina menewaskan sekitar 40 pemberontak Abu Sayyaf dalam serangan di kepulauan selatan pada pekan lalu, kata tentara pada Senin (11/7/2016), saat pemerintah baru menggencarkan gerakan menumpas salah satu kelompok penculik paling tangguh di Asia.
Pertempuran di pulau Basilan dan Sulu sejak Rabu menewaskan satu tentara dan melukai sekitar dua puluh anggota kelompok terkait Al Qaida itu, yang terkenal beberapa bulan belakangan dengan pengayauan dua sandera asal Kanada, lapor Reuters.
"Bakutembak sengit masih berlangsung, melibatkan kendaraan lapis baja, senjata berat dan dukungan udara," kata Filemon Tan, juru bicara Komando Mindanao Barat, kepada wartawan, mengutip laporan sandi, yang diterima pada Minggu.
Abu Sayyaf, yang berarti "Pembawa Pedang", selama ini mempermainkan pemerintah Filipina, memperkuat jaringan dengan sejumlah besar uang tebusan dalam yang menjadi salah satu jaringan penculikan paling menguntungkan di Asia.
Pemberontak itu menyekap sedikit-dikitnya 14 sandera -satu orang Belanda, satu Norwegia, lima Filipina dan tujuh warga Indonesia.
Tiga warga Indonesia diculik dari kapal tunda pada Minggu, meskipun belum jelas apakah pemberontak Abu Sayyaf pelakunya.
Pakar keamanan menyatakan pemberontak kurang termotivasi oleh ideologi tapi lebih oleh puluhan juta dolar (ratusan miliar rupiah) dari penculikan. Mereka menggunakan uang itu untuk membeli senjata otomatis, peluncur granat, kapal cepat dan peralatan pelayaran berteknologi tinggi.
Pemerintahan Presiden Rodrigo Duterte, yang menjabat pada 30 Juni, berada di bawah tekanan baru untuk mengatasi Abu Sayyaf sesudah pengayauan dua orang Kanada dan penculikan pelaut Indonesia.
Menteri Pertahanan-nya baru-baru ini menyatakan membunuh Abu Sayyaf adalah prioritas utama keamanannya, yang didahulukan dari sengketa di Laut China Selatan dalam hal anggaran.
Presiden Filipina Rodrigo Duterte pada akhir Juni mengatakan akan tiba waktu baginya menghadapi Abu Sayyaf di bagian selatan negaranya.
"Akan ada waktu bagi saya untuk menghadapi Abu Sayyaf," kata Duterte setelah bertemu dengan perempuan Filipina, yang dibebaskan setelah sembilan bulan disekap, "Penculikan itu harus dihentikan." (Antara)
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- 17 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 20 September: Klaim Pemain 110-111 dan Jutaan Koin
- Prompt Gemini AI untuk Edit Foto Masa Kecil Bareng Pacar, Hasil Realistis dan Lucu
- Siapa Zamroni Aziz? Kepala Kanwil Kemenag NTB, Viral Lempar Gagang Mikrofon Saat Lantik Pejabat!
- Bali United: 1 Kemenangan, 2 Kekalahan, Johnny Jansen Dipecat?
- Jelajah Rasa! Ini Daftar Kota di Jawa Tengah yang Jadi Surganya Pecinta Kuliner
Pilihan
-
Jordi Amat Tak Sabar Bela Timnas Indonesia Hadapi Arab Saudi
-
Hasil BRI Super League: Persib Menang Comeback Atas Arema FC
-
Malaysia Turunin Harga Bensin, Netizen Indonesia Auto Julid: Di Sini yang Turun Hujan Doang!
-
Drama Bilqis dan Enji: Ayu Ting Ting Ungkap Kebenaran yang Selama Ini Disembunyikan
-
Rapor Dean James: Kunci Kemenangan Go Ahead di Derby Lawan PEC Zwolle
Terkini
-
Gara-gara Foto Bareng Siswi, Pelajar SMK Dikeroyok Senior hingga Rahang Patah
-
Istana 'Spill' Arti Sebenarnya IKN Ibu Kota Politik: Bukan Dipisah dari Ibu Kota Ekonomi!
-
Ada 400.000 Lowongan Kerja di Jerman, Wamen P2MI: Kendala Utama Bahasa
-
DPR Ragu Pindah ke IKN Tahun 2028? Puan: Tunggu Dulu, Belum Lihat Kajiannya
-
Aktivitas Gunung Semeru Meningkat, Erupsi Berulang Tercatat dalam Sepekan
-
Balita di Bengkulu Muntahkan Cacing, Cak Imin Minta Kemenkes Usut Tuntas Akar Masalah
-
Bungkam Usai Diperiksa KPK, Bupati Pati Atur Lelang dan Dapat Fee Proyek?
-
Viral Canda 'Rampok Uang Negara', Anggota DPRD Gorontalo Dipanggil KPK soal Harta Minus Rp 2 Juta
-
PKB 'Sentil Jokowi' Soal Prabowo-Gibran 2 Periode: Ojo Kesusu, Jangan Azan Dulu!
-
DPR Pertanyakan Konsep 'Ibu Kota Politik' IKN, Minta Penjelasan Mendagri