Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan Luhut Binsar Panjaitan (suara.com/Ummi Hadyah Saleh]
Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan Luhut Binsar Panjaitan dipanggil Presiden Joko Widodo ke Istana, Selasa (12/7/2016). Luhut dipanggil mengenai penyanderaan tiga anak buah kapal (ABK) WNI di perairan Malaysia oleh kelompok milisi Abu Sayyaf pada Minggu (10/7/2016) lalu.
"Tadi saya minta waktu pada Presiden melaporkan beberapa hal, pertama menyangkut masalah penyanderaan, opsi-opsi apa yang akan kami ambil. Kedua tadi menyangkut masalah Laut Cina Selatan. Presiden sudah menyikapi semua apa yang kemungkinan kemungkinan bisa terjadi ke depan," kata Luhut di komplek Istana Kepresidenan, Jakarta.
Namun Luhut enggan menjelaskan apa saja opsi-opsi yang akan diambil dalam pembebasan WNI yang disandera kelompok bersenjata asal Filipina tersebut. Dia mengatakan bahwa Pemerintah belum mengambil pilihan operasi militer dalam pembebasan WNI yang ditawan tersebut.
"Jadi saya pikir, serahkan pada pemerintah. Kami terus terang sudah punya pilihan-pilihan apa yang akan kami lakukan menyangkut penyanderaan, karena ini bukan kasus pertama. Tapi satu hal, opsi untuk melakukan operasi militer itu masih kami kesampingkan karena itu menyangkut masalah konstitusi daripada negara lain. Dan tentu kita harus hormati," ujar dia.
Selanjutnya, kata Luhut, dilakukan langkah-langkah meningkatkan pengamanan jalur lalu lintas laut di wilayah antara Indonesia, Malaysia dan Filipina. Terkait pengamanan jalur perdagangan laut antar negara tersebut, Menteri Pertahanan RI akan bertemu dengan Menteri Pertahanan Malaysia dan Filipina.
"Menhan RI segera bertemu dengan Menhan Malaysia dan Filipina terkait peningkatan pengamanan tersebut," tutur dia.
Komentar
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Mobil Kencang, Murah 80 Jutaan dan Anti Limbung, Cocok untuk Satset di Tol
- 7 Rekomendasi Lipstik untuk Usia 40 Tahun ke Atas, Cocok Jadi Hadiah Hari Ibu
- PSSI Tunjuk John Herdman Jadi Pelatih, Kapten Timnas Indonesia Berikan Komentar Tegas
- Media Swiss Sebut PSSI Salah Pilih John Herdman, Dianggap Setipe dengan Patrick Kluivert
Pilihan
-
Sriwijaya FC Selamat! Hakim Tolak Gugatan PKPU, Asa Bangkit Terbuka
-
Akbar Faizal Soal Sengketa Lahan Tanjung Bunga Makassar: JK Tak Akan Mundur
-
Luar Biasa! Jay Idzes Tembus 50 Laga Serie A, 4.478 Menit Bermain dan Minim Cedera
-
4 Rekomendasi HP OPPO Murah Terbaru untuk Pengguna Budget Terbatas
-
Bank Sumsel Babel Dorong CSR Berkelanjutan lewat Pemberdayaan UMKM di Sembawa Color Run 2025
Terkini
-
PAN Setuju Pilkada Lewat DPRD, Tapi Ada Syaratnya
-
Mendagri Serukan Percepatan Pembersihan Sisa Banjir dan Pembangunan Hunian Tetap di Aceh Tamiang
-
Pakar: PP Terbit Perkuat Perpol 10/2025, Jamin Kepastian Hukum
-
Jadi Pemasok MBG, Omzet Petani Hidroponik di Madiun Naik 100 Persen
-
Reformasi Polri Tanpa Tenggat? KPRP Bentukan Presiden Akui Masih Meraba Masalah
-
KPK Amankan Uang Rp 400 Juta saat Geledah Rumah Dinas Bupati Indragiri Hulu Ade Agus Hartanto
-
Kejagung Tetapkan Kajari Bangka Tengah Tersangka Korupsi Dana Umat Baznas
-
Pastikan Keamanan Jalur Mudik Nataru, Kapolri: Tol Dipantau 24 Jam, Rekayasa Lalin Disiapkan
-
Pengakuan Jaksa Tri yang Kabur dari OTT KPK: Saya Ketakutan, Dikira Bukan Petugas
-
Dibubarkan Sebelum Diskusi Dimulai, Buku Reset Indonesia Dianggap Ancaman?