Suasana raker pembahasan vaksin palsu di Komisi IX DPR RI, Jakarta, Rabu (13/7/2016). {Suara.com/Bagus Santosa]
Anggota Komisi IX DPR Saleh Daulay mendesak Menteri Kesehatan Nila Moeloek untuk membeberkan nama fasilitas kesehatan yang pengadaan vaksinnya bukan melalui sumber resmi alias palsu. Menurutnya, hal itu perlu dipaparkan karena bukan hal yang harus ditutup-tutupi.
"Nama-nama fasilitas kesehatan yang terlibat sudah disebut, tapi inisial. Ini kok seperti pelaku pencuri ayam. Padahal koruptor saja namanya lengkap, dipermalukan. Kenapa orang yang mengancam nyawa anak malah ditutupi. Mengapa kok seakan-anak dilindungi. Saya minta ini diungkap," kata Saleh dalam rapat kerja dengan Menkes di DPR, Rabu (13/7/2016).
Dia meminta supaya kasus ini diungkap seluruhnya. Bahkan, kalau bisa jaringan yang terlibat, baik pembuat dan pengedar serta pengguna. Sebab, kasus ini sudah beredar sejak 2003.
"Siapa titik senteral jaringan itu? Siapa yang bertanggungjawab? Distribusinya siapa? Kok limbahnya bisa didaur ulang lagi? Minimal ada penjelasan yang membuat kita yakin pemerintah bekerja soal ini," ujar dia.
Politisi PAN ini pun mempertanyakan proses hukum yang tepat untuk penanganan kasus ini. Sebab, masyarakat mendesak supaya pelaku diberikan hukuman yang berat, bahkan sampai kepada hukuman mati.
"Kemarin ada masyarakat yang minta bahwa pelaku peredaran dan pembuat vaksin palsu dihukum mati saja. Sekarang kan tidak ada itu poayung hukumnya. Nanti kalau terbukti mau dihukum apa?" kata dia.
Komentar
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Sunscreen Terbaik untuk Flek Hitam Usia 50 Tahun, Atasi Garis Penuaan
- 3 Link DANA Kaget Khusus Hari Ini, Langsung Cair Bernilai Rp135 Ribu
- 14 Kode Redeem FC Mobile Hari Ini 7 Oktober 2025, Gaet Rivaldo 112 Gratis
- Sosok Profesor Kampus Singapura yang Sebut Pendidikan Gibran Cuma Setara Kelas 1 SMA
- 5 Fakta Heboh Kasus Video Panas Hilda Pricillya dan Pratu Risal yang Guncang Media Sosial
Pilihan
-
Pelaku Ritel Wajib Tahu Strategi AI dari Indosat untuk Dominasi Pasar
-
Istri Thom Haye Keram Perut, Jadi Korban Perlakuan Kasar Aparat Keamanan Arab Saudi di Stadion
-
3 Rekomendasi HP 1 Jutaan Kemera Terbaik, Mudah Tapi Bisa Diandalkan
-
Kontroversi Penalti Kedua Timnas Indonesia, Analis Media Arab Saudi Soroti Wasit
-
6 Rekomendasi HP Murah Baterai Jumbo 6.000 mAh, Pilihan Terbaik Oktober 2025
Terkini
-
Dicari Warga Sekampung Gegara Cabuli Anak Tetangga, Kakek di Cakung Ngumpet di Kandang Ayam
-
Fakta Baru Pembunuhan Karyawati Minimarket Dina Oktaviani: Pelaku Jual Perhiasan Korban Rp4 Juta
-
Sebut Partai Pro Pekerja, Begini Strategi PDIP Beri Perlindungan PMI
-
Geger Pulau Pari! Jasad Pria Misterius Mengambang, Kondisinya Bikin Merinding
-
20 Oktober Jadi Ujian Prabowo, Akankah Lepas Bayang Jokowi dan Rombak Kabinet?
-
Resmi Meluncur: Electricity Connect 2025, Kolaborasi untuk Energi Tangguh dan Berdaulat
-
Pengakuan Heryanto Cekik Mati Dina Oktaviani: Dari Curhat, Berakhir karena Tergiur Motor dan HP
-
DPR Desak Polisi Segera Tetapkan Tersangka Kasus Ponpes Al Khoziny: Harus Ada yang Bertanggung Jawab
-
Gibran Pimpin Misi Papua, 9 Tokoh Top Ditunjuk Jadi 'Tangan Kanan' Percepat Pembangunan
-
DPR Sebut Penolakan Pemotongan TKD Wajar, Tapi Daerah Masih Punya Jalan Menuju Kemandirian Fiskal