Suara.com - Kelompok orangtua anak korban vaksin palsu datang ke kantor Komnas Perlindungan Anak di Jalan TB Simatupang, Pasar Rebo, Jakarta Timur, Senin (25/7/2016). Mereka menyampaikan kekhawatiran-kekhawatiran atas anaknya yang telah divaksinasi di Rumah Sakit Harapan Bunda.
Mereka menuntut RS Harapan Bunda, Pasar Rebo, Jakarta Timur untuk bertanggung jawab karena termasuk sebagai salah satu rumah sakit yang terlibat vaksin palsu.
"Kami menuntut RS Harapan Bunda untuk bertanggung jawab, memberikan penjelasan atas anak-anak kami yang telah divaksin di sana. Tapi sampai sekarang pihak RS Harapan Bunda tidak pernah memberikan penjelasan apakah vaksin yang diberikan kepada anak kami asli atau palsu, kami sangat khawatir karena rumah sakit ini terlibat kasus vaksin palsu," kata Imam Subali (44) salah seorang orangtua anak korban vaksin palsu di kantor Komnas Perlindungan Anak.
Imam mengaku anaknya yang baru berusia satu bulan telah disuntik imunisasi di RS Harapan Bunda tiga kali. Dan dokter yang menangani dalam memberikan vaksin kepada anaknya kini telah ditetapkan Bareskrim Polri sebagai tersangka kasus vaksin palsu.
"Anak saya sudah tiga kali di vaksin di RS Harapan Bunda, yaitu suntik BCG, Hepatitis B, dan Polio. Dokter yang memberikan vaksin kepada anak saya telah ditetapkan tersangka oleh Polisi. Saya sangat khawatir apakah vaksin terhadap anak saya asli atau palsu? Tetapi pihak rumah sakit tidak pernah dan mau memberikan penjelasan soal itu," ujar dia.
Orangtua korban lainnya, Desi (40) mengaku dirinya sangat khawatir setelah anaknya divaksin di RS Harapan Bunda. Pasalnya sampai sekarang pihak rumah sakit tersebut tidak pernah memberikan klarifikasi, padahal dirinya bersama orangtua anak-anak lainnya sudah bolak-balik datang untuk meminta penjelasan.
"Anak saya umurnya 14 bulan dan divaksin di RS Harapan Bunda. Saya sangat khawatir apakah vaksin yang diberikan kepada anak saya asli atau palsu. Dengar berita RS Harapan Bunda terlibat vaksin palsu, kami semakin gelisah. Dada kami rasanya sesak," tutur dia.
Dia mengungkapkan, sudah sering datang ke RS Harapan Bunda bersama-sama orangtua korban lainnya. Namun pihak manajemen rumah sakit tidak pernah mau menerima mereka untuk memberikan klarifikasi.
"Wajar kami emosi, marah karena kami tidak dilayani. Kami selalu dibohongi pihak rumah sakit Harapan Bunda. Setiap kami datang ke sana, sampai sekarang mereka selalu bohong, katanya Direkturnya, atasannya nggak ada atasannya nggak ada di tempat," kata dia.
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Bedak Viva Terbaik untuk Tutupi Flek Hitam, Harga Mulai Rp20 Ribuan
- 25 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 1 November: Ada Rank Up dan Pemain 111-113
- Mulai Hari Ini! Sembako dan Minyak Goreng Diskon hingga 25 Persen di Super Indo
- 7 Rekomendasi Mobil Bekas Sekelas Brio untuk Keluarga Kecil
- 7 Mobil Bekas Favorit 2025: Tangguh, Irit dan Paling Dicari Keluarga Indonesia
Pilihan
-
Jokowi Takziah Wafatnya PB XIII, Ungkap Pesan Ini untuk Keluarga
-
Nasib Sial Mees Hilgers: Dihukum Tak Main, Kini Cedera Parah dan Absen Panjang
-
5 HP dengan Kamera Beresolusi Tinggi Paling Murah, Foto Jernih Minimal 50 MP
-
Terungkap! Ini Lokasi Pemakaman Raja Keraton Solo PB XIII Hangabehi
-
BREAKING NEWS! Raja Keraton Solo PB XIII Hangabehi Wafat
Terkini
-
Sopir Angkot Cegat Mikrotrans JAK41 di Velodrome, Dishub DKI Janji Evaluasi Rute
-
Ratusan Warga Prasejahtera di Banten Sambut Bahagia Sambungan Listrik Gratis dari PLN
-
Hasto PDIP: Ibu Megawati Lebih Pilih Bendungan dan Pupuk Daripada Kereta Cepat Whoosh
-
Putri Zulkifli Hasan Sambut Putusan MK: Saatnya Suara Perempuan Lebih Kuat di Pimpinan DPR
-
Projo Tetapkan 5 Resolusi, Siap Kawal Prabowo hingga 2029 dan Dukung Indonesia Emas 2045
-
Budi Arie Bawa Gerbong Projo ke Gerindra? Sinyal Kuat Usai Lepas Logo Jokowi
-
Cinta Terlarang Berujung Maut, Polisi Tega Habisi Nyawa Dosen di Bungo
-
Dua Tahun Lalu Sakit Berat, Kini Adies Kadir Didoakan Kembali di Majelis Habib Usman Bin Yahya
-
Makna Arahan Mendagri Tito Karnavian Soal Dukungan Pemda Terhadap PSN
-
Raja Keraton Solo Pakubuwono XIII Wafat, Akhir Perjalanan Sang Pemersatu Takhta Mataram