Suara.com - Gubernur Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) menegaskan tidak pernah mau diatur-atur partai. Dia mengatakan sudah pernah menjadi kader tiga partai dan selama itu sikapnya tidak bisa diganggu gugat.
"Kamu kalau lihat orang, itu lihat karakter. Saya ini udah tiga partai, pernah nggak partai ngatur saya? Saya mau tanya kamu, pernah nggak dalam sejarah berpolitik partai ngatur saya?" ujar Ahok di Balai Kota, Jakarta, Rabu (10/8/2016).
Pernyataan Ahok untuk menepis anggapan bahwa nanti akan diatur partai yang mengusungnya ke pilkada Jakarta periode 2017-2022. Ahok diusung oleh Partai Nasdem, Hanura, dan Golkar.
Ahok menceritakan pengalamannya ketika masih menjadi anggota Partai Perhimpunan Indonesia Baru. Ketika itu, untuk mempertahankan sikap, dia sampai bersitegang dengan pemimpin partai.
"Di PIB, saya dulu mau ribut sama wasekjen, banting-banting, pukul-pukul meja, nggak berani dipecat juga. Sampai terakhir saya jadi sekjen, jadi sekjen gitu, pada nggak bener gue berhenti saja," katanya.
Setelah keluar dari PIB, Ahok gabung Golkar. Di Golkar, dia pernah dilarang untuk maju ke pilkada Jakarta. Bukannya tunduk pada perintah, Ahok malah keluar dari Golkar.
"Masuk ke Golkar, terus bilang kalau kamu calon ke DKI kita pecat, pecat aja, berhenti saya," kata Ahok.
Kemudian Ahok masuk Partai Gerindra yang kemudian mengantarkannya menjadi wakil gubernur Jakarta bersama Joko Widodo pada pilkada tahun 2012.
Lagi-lagi ada masalah. Ketika itu, Ahok tak setuju dengan Fraksi Gerindra DPRD yang mengusulkan kepala daerah dipilih DPRD. Tak lama kemudian, Ahok tinggalkan Gerindra.
"Masuk Gerindra saya ikut aja, begitu kamu maksa mau memperjuangkan kepala daerah dipilih oleh DPRD, kita kan nggak sepaham, berhenti, jadi apa masih kurang?" katanya.
Saat ini, Ahok tidak punya partai. Dia akan maju ke pilkada periode kedua. Dia sempat maju lewat jalur independen, tetapi kemudian memutuskan maju lewat jalur partai. Meski maju lewat partai, dia menegaskan tidak akan mau jadi kader partai dan tidak akan mau disetir.
"Terus hari ini orang minta, kalau saya mau ikut dicalonkan, mesti masuk partai saya, saya bilang nggak bisa," katanya.
Terpopuler
Pilihan
-
Bank Sumsel Babel Dorong CSR Berkelanjutan lewat Pemberdayaan UMKM di Sembawa Color Run 2025
-
UMP Sumsel 2026 Hampir Rp 4 Juta, Pasar Tenaga Kerja Masuk Fase Penyesuaian
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
Terkini
-
Jabotabek Mulai Ditinggalkan, Setengah Juta Kendaraan 'Eksodus' H-5 Natal
-
Mubes Warga NU Keluarkan 9 Rekomendasi: Percepat Muktamar Hingga Kembalikan Tambang ke Negara
-
BNI Bersama BUMN Peduli Hadir Cepat Salurkan Bantuan Nyata bagi Warga Terdampak Bencana di Sumatra
-
Relawan BNI Bergabung dalam Aksi BUMN Peduli, Dukung Pemulihan Warga Terdampak Bencana di Aceh
-
Pakar Tolak Keras Gagasan 'Maut' Bahlil: Koalisi Permanen Lumpuhkan Demokrasi!
-
Gus Yahya Ngaku Sejak Awal Inginkan Islah Sebagai Jalan Keluar Atas Dinamika Organisasi PBNU
-
Rais Aam PBNU Kembali Mangkir, Para Kiai Sepuh Khawatir NU Terancam Pecah
-
Puasa Rajab Berapa Hari yang Dianjurkan? Catat Jadwal Berpuasa Lengkap Ayyamul Bidh dan Senin Kamis
-
Doa Buka Puasa Rajab Lengkap dengan Artinya, Jangan Sampai Terlewat!
-
Pedagang Korban Kebakaran Pasar Induk Kramat Jati Mulai Tempati Kios Sementara