Calon Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) Komjen Pol Budi Gunawan menyampaikan pokok pikirannya dalam fit and proper test di Komisi I DPR, Rabu (7/9/2016). Pokok pikiran ini dirangkumnya dalam istilah Probin yang merupakan akronim dari Profesional, Objektif dan Berintegritas. Program Probin ini, sambungnya, akan dilakukan dalam dua langkah, yaitu jangka pendek dan jangka panjang.
"Pokok pikiran saya tentang BIN adalah optimalisasi peran menuju BIN yang semakin profesional, objektif dan berintegritas. Mendukung sistem keamanan dalam rangka Indonesia yang berdaulat, mandiri dan berkepribadian," kata Budi.
Dalam menyusun pokok-pokok pikiran ini, Budi mengatakan hal itu mengacu pada visi-misi sembilan program Nawacita Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla. Serta rencana strategi BIN 2015-2019 untuk mengoptimalkan peran dan kemampuan BIN guna menunjang program pemerintah.
Wakapolri ini memaparkan, ada beberapa ruang yang perlu dioptimalkan dan ditingkatkan dalam pelaksanaan dan peran BIN, khususnya sebagai koordinator fungsi intelijen sesuai dengan Perpres 67/2013. Yaitu optimalisasi peran, serta optimalisasi kemampuan BIN.
"Optimalisasi peran yaitu meningkatkan kinerja bin dalam melakukan upaya pekerjaan dan tindakan utk deteksi dini dlm rangka pencegahan, penangkalan dan penanggulangan. Sedangkan optimalisasi kemampuan berarti meningkatkan kapasitas personel, teknologi, sistem manajemen, SOP dan budaya organisasi agar mampu menjalankan peran BIN dengan lebih optimal," kata dia.
Dalam kesempatan ini, Budi juga menerangkan sejumlah ancaman yang akan dihadapi negara. Budi pun membagi dua ancaman itu dari eksternal dan internal.
Ancaman dari eksternal mencakup ancaman skala global, dengan ketegangan di berbagai wilayah. Di antaranya, ketegangan Amerika Serikat dan Rusia, ketegangan di Laut Cina Selatan, ketegangan di semenanjung Korea, gejolak di Turki, dan konflik di Timur Tengah serta Amerika Serlatan.
Selain ketegangan ini, Budi juga mengatakan perlu mewaspadai hegemoni ekonomi. Hegemoni ini bisa diselesaikan lewat forum kerjasama ekonom antar negara.
Kemudian, Budi juga mengatakan adanya persaingan global dalam bidang politik hukum dan keamanan yang terjadi dalam bentuk ancaman perang proxy atau proxy war. Apalagi, perkembangan teknologi informasi membuat meningkatnya penggunaan internet dan smartphone sehingga menimbulkan ancaman infiltrasi melalui dunia maya dan telekomunikasi dan informasi atau cyber war.
Kemudian, Budi juga mengatakan perlunya mewaspadai potensi aliran ekstrim, radikalisme, terorisme dan fundamentalisme yang semakin meningkat dengan provokasi dan inflitrasi dr luar ke dalam negeri, seperti ISI dan jaringan teroris Santoso. Juga soal kelompok kriminal bersenjata dari luar negeri yang bisa mengancam WNI.
Sementara itu, dia juga mengatakan adanya ancaman dari dalam negeri. Seperti Perkembangan aliran ekstrim kiri yang terus meningkat dengan berbagai paham antipancasila seperti komunisme. Ancaman lain yang perlu diantisipasi adalah sengketa di area perbatasan.
Kemudian, pelaksanaan Pilkada serentak 2017-2018, dan pelaksanaan pilpres serta pileg 2019. Lalu, potensi konflik sosial dan intoleransi, kejahatan yang terorganisir. Serta kondisi ekonomi yang masih rentan apalagi diberlakukannya MEA, dan fluktuasi nilai tukar rupiah, serta pertmbuhan ekonomi yang berhubungan dengan pembangunan infrastruktur, dan kurangnya pasokan kebutuhan pokok.
"Program tersebut diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi pemerintah dalam menghadapi ancaman kedaulatan dan keuutuhan negara, melemahnya sendi-sendi ekonomi, serta intoleransi, dan krisis kepribadian," kata dia.
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Rekomendasi Sepatu New Balance Diskon 70% Jelang Natal di Sports Station
- Analisis Roy Suryo Soal Ijazah Jokowi: Pasfoto Terlalu Baru dan Logo UGM Tidak Lazim
- Ingin Miliki Rumah Baru di Tahun Baru? Yuk, Cek BRI dengan KPR Suku Bunga Spesial 1,30%
- Meskipun Pensiun, Bisa Tetap Cuan dan Tenang Bersama BRIFINE
- Kebutuhan Mendesak? Atasi Saja dengan BRI Multiguna, Proses Cepat dan Mudah
Pilihan
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
-
Samsung PD Pasar Tablet 2026 Tetap Tumbuh, Harga Dipastikan Aman
-
Breaking News! John Herdman Jadi Pelatih Timnas Indonesia, Tunggu Diumumkan
Terkini
-
Gak Perlu Mahal, Megawati Usul Pemda Gunakan Kentongan untuk Alarm Bencana
-
5 Ton Pakaian Bakal Disalurkan untuk Korban Banjir dan Longsor Aceh-Sumatra
-
Kebun Sawit di Papua: Janji Swasembada Energi Prabowo yang Penuh Risiko?
-
Bukan Alat Kampanye, Megawati Minta Dapur Umum PDIP untuk Semua Korban: Ini Urusan Kemanusiaan
-
Tak Mau Hanya Beri Uang Tunai, Megawati Instruksikan Bantuan 'In Natura' untuk Korban Bencana
-
Jaksa Bongkar Akal Bulus Proyek Chromebook, Manipulasi E-Katalog Rugikan Negara Rp9,2 Miliar
-
Mobil Ringsek, Ini 7 Fakta Kecelakaan KA Bandara Tabrak Minibus di Perlintasan Sebidang Kalideres
-
Giliran Rumah Kajari Kabupaten Bekasi Disegel KPK
-
Seskab Teddy Jawab Tudingan Lamban: Perintah Prabowo Turun di Hari Pertama Banjir Sumatra
-
7 Fakta Warga Aceh Kibarkan Bendera Putih yang Bikin Mendagri Minta Maaf