Wakil Ketua DPR RI Fahri Hamzah mengatakan kasus dwikewarganegaraan Arcandra Tahar bisa menjadi preseden buruk untuk masalah kewarganegaraan di Indonesia.
Arcandra sebelumnya memiliki dwikewarganegaraan, yaitu Amerika Serikat dan Indonesia. Pada tanggal 15 April, kewarganegaraan Amerika Serikat-nya dicabut. Kemudian, per 1 September, MenkumHAM Yasonna H Laoly menerbitkan kewarganegaraan Indonesia untuk Archandra.
"Ini akan jadi preseden lho," kata Fahri di DPR, Kamis (8/9/2016).
Preseden pertama, kata Fahri, yaitu soal diperbolehkannya kepemilikan dwikewarganegaraan. Padahal di UU Kewarganegaraan dijelaskan bahwa seseorang yang memegang atau memiliki bukti kewarganegaraan lain, selain Indonesia, maka secara otomatis kewarganegaraan Indonesia batal.
"Ini kan jadinya, jangan-jangan kalau diam-diam kita boleh punya dua paspor dong. Nah, ini yang harus menjadi penjelasan pemerintah," kata dia.
Kemudian, soal dipermudahnya pengesahan kewarganegaraan Indoneisa Arcandra setelah dia dianggap memiliki dwikewarganegaran. Padahal, Politikus PKS ini mengatakan, banyak WNI yang menjadi warga negara asing, dan ingin kembali menjadi WNI.
"Itu juga preseden yang harus dijelaskan sebab kalau tidak ada banyak orang yang berharap hal yang sama seperti dia. Ada banyak orang Indonesia yang pernah jadi warga negara asing pengen kembali Kenapa Arcandra dapat, Kenapa yang lain tidak. presiden mengeluarkan surat apa untuk mempermudah Arcandra itu," ujar dia.
Berita Terkait
-
Soal Arcandra Jadi Menteri Lagi, Menkumham: Bukan Urusan Saya
-
Bila Biarkan Arcandra Tak Punya Status Warga, Itu Langgar HAM
-
Menkumham: Arcandra Sudah Sah Sebagai Warga Negara Indonesia
-
Ini yang Terjadi Saat Menkumham dan Komisi III Bahas Arcandra
-
Arcandra Sudah Jadi WNI, Apakah Kembali Jabat Menteri ESDM?
Terpopuler
- 7 Serum Vitamin C yang Bisa Hilangkan Flek Hitam, Cocok untuk Usia 40 Tahun
- Sunscreen untuk Usia 50-an Sebaiknya SPF Berapa? Cek 5 Rekomendasi yang Layak Dicoba
- 5 Mobil Diesel Bekas Mulai 50 Jutaan Selain Isuzu Panther, Keren dan Tangguh!
- Harta Kekayaan Abdul Wahid, Gubernur Riau yang Ikut Ditangkap KPK
- 5 Mobil Eropa Bekas Mulai 50 Jutaan, Warisan Mewah dan Berkelas
Pilihan
-
6 Kasus Sengketa Tanah Paling Menyita Perhatian di Makassar Sepanjang 2025
-
6 HP Memori 128 GB Paling Murah Terbaru 2025 yang Cocok untuk Segala Kebutuhan
-
4 Rekomendasi Tablet RAM 8 GB Paling Murah, Multitasking Lancar Bisa Gantikan Laptop
-
Jusuf Kalla Peringatkan Lippo: Jangan Main-Main di Makassar!
-
Korban PHK Masih Sumbang Ratusan Ribu Pengangguran! Industri Pengolahan Paling Parah
Terkini
-
Sandi 'Tujuh Batang' dan Titah 'Satu Matahari' yang Menjerat Gubernur Riau dalam OTT KPK
-
Rumah Hakim Kasus Korupsi Rp231 M Dibakar, Komisi III DPR: Ini Kejahatan Terencana
-
Jeritan Buruh 'Generasi Sandwich', Jadi Alasan KASBI Tuntut Kenaikan Upah 15 Persen
-
KontraS Ungkap Keuntungan Prabowo Jika Beri Gelar Pahlawan Nasional untuk Soeharto
-
Penuhi Permintaan Publik, Dasco: Dana Reses Per Anggota DPR Dipangkas Rp 200 Juta
-
Tari Jaipong Meriahkan Aksi Buruh KASBI di Depan DPR RI
-
Kampung Bahari Digeruduk BNN: 18 Orang Diciduk, Target Operasi Kakap Diburu
-
Targetkan Rumah dengan Lampu Menyala Siang Hari, Dua Residivis Pembobol Rumah Kosong Ditangkap
-
Residivis Spesialis Rumah Kosong Beraksi Lagi di Jakarta Barat: Lampu Menyala Jadi Incaran!
-
Prabowo Bicara Budaya 'Kuyu-kuyu' Pemimpin, Minta Masyarakat Hormati Jokowi: Jangan Dihujat!