Suara.com - Sembilan musim sudah Jorge Lorenzo memperkuat pabrikan Yamaha di arena MotoGP. Tak kurang 43 kemenangan, 105 podium, dan tiga gelar juara dunia telah dia dapatkan bersama pabrikan motor berlambang garpu tala tersebut.
Sayang, kebersamaan itu tidak lama lagi harus berakhir. Hal ini, seperti diketahui, dikarenakan keputusan sang rider yang ingin mencari tantangan baru di Ducati musim depan; bertandem dengan Andrea Dovizioso.
Lorenzo pun kini mulai menyiapkan mental meninggalkan Yamaha musim depan. Pasalnya, banyak pertanyaan yang berkecamuk dipikirannya saat ini. Salah satu pertanyaan terbesar adalah, akankah motor Ducati bisa sekompetitif Yamaha?
Keraguan ini bukan tanpa alasan. Sejak mengukuhkan diri jadi juara pabrikan di tahun 2007, setelahnya nama Ducati tenggelam di bawah kebesaran dua pabrikan motor terkemuka asal Jepang, Yamaha dan Honda.
Lorenzo juga menyadari beban yang dipikulnya bersama Ducati amatlah berat. Dia didaulat mengembalikan lagi kejayaan Ducati seperti saat Casey Stoner membawa pabrikan motor asal Italia itu jadi juara pabrikan MotoGP di tahun 2007.
"Apakah yang paling rindukan setelah berpindah dari Yamaha ke Ducati? Semoga saja bukan faktor motor, karena itu merupakan hal terpenting dalam balapan di MotoGP. Tapi, kemungkinan itu bisa saja terjadi, mengingat Yamaha memiliki mesin motor yang sangat bagus," kata Lorenzo.
"Selain itu, Yamaha juga tim yang luar biasa. Mereka selalu perlakukan saya dengan sangat baik. Saya selalu mendapat motor yang sama dengan rekan setim, baik itu sejak pertama saya berduet dengan Valentino (Rossi), lalu (Ben) Spies, dan dengan Rossi lagi," lanjutnya.
"Di sisi lain, mesin Yamaha selalu kompetitif. Hampir setiap tahunnya saya berada di posisi satu atau dua. Itu menandakan bahwa mesin Yamaha menunjang untuk meraih kemenangan."
"Pindah ke Ducati merupakan tantangan luar biasa yang ingin saya ambil. Sejak pertama kali saya tampil di kelas MotoGP bersama Yamaha--tahun 2008--saya selalu mendambakan tantangan seperti ini. Dalam hal ini, saat ini merupakan momen yang tepat buat saya mengambil tantangan, karena motor Ducati telah berkembang pesat," pungkasnya.
Sementara itu, musim ini Lorenzo terancam gagal pertahankan mahkota juara dunia MotoGP. Hal itu setelah Lorenzo terpaut 66 poin dari Marc Marquez yang masih memimpin klasemen sementara MotoGP dengan 248 poin.
Balapan sendiri tinggal menyisakan empat seri lagi. Secara matematis, Marquez hanya butuh dua kemenangan lagi guna memastikan gelar juara dunianya tahun ini. (Speedweek)
Rekam Jejak Jorge Lorenzo di Kelas MotoGP
- 2008
Tim: Yamaha
Hasil: Peringkat 4 (190 poin)
- 2009
Tim: Yamaha
Hasil: Runner-up (261)
- 2010
Tim: Yamaha
Hasil: Juara dunia (383)
- 2011
Tim: Yamaha
Hasil: Runner-up (260)
Berita Terkait
-
Silly Season 2026: Ke Mana Fabio Quartararo Akan Berlabuh?
-
Rahasia Alex Marquez Raih Hasil Sempurna di MotoGP Malaysia, Akui Ubah Strategi
-
Race Sepang Belum Start, Alex Marquez Sudah Kunci Runner-up MotoGP 2025, Kok Bisa?
-
Jadwal MotoGP Malaysia 2025: Persaingan Terbuka Tanpa Marc Marquez dan Martin
-
Jadi Anak Baru di MotoGP, Toprak Razgatlioglu Tegaskan WSBK Juga Kompetitif
Terpopuler
- Penyerang Klub Belanda Siap Susul Miliano Bela Timnas Indonesia: Ibu Senang Tiap Pulang ke Depok
- 27 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 26 Oktober: Raih 18.500 Gems dan Pemain 111-113
- Gary Neville Akui Salah: Taktik Ruben Amorim di Manchester United Kini Berbuah Manis
- 7 Rekomendasi Sunscreen Mengandung Alpha Arbutin untuk Hilangkan Flek Hitam di Usia 40 Tahun
- 7 Pilihan Parfum HMNS Terbaik yang Wanginya Meninggalkan Jejak dan Awet
Pilihan
-
Menkeu Purbaya Tebar Surat Utang RI ke Investor China, Kantongi Pinjaman Rp14 Triliun
-
Dari AMSI Awards 2025: Suara.com Raih Kategori Inovasi Strategi Pertumbuhan Media Sosial
-
3 Rekomendasi HP Xiaomi 1 Jutaan Chipset Gahar dan RAM Besar, Lancar untuk Multitasking Harian
-
Tukin Anak Buah Bahlil Naik 100 Persen, Menkeu Purbaya: Saya Nggak Tahu!
-
Menkeu Purbaya Mau Tangkap Pelaku Bisnis Thrifting
Terkini
-
Respons Kejagung Usai Sandra Dewi Cabut Gugatan Keberatan Perampasan Aset
-
Diduga Imbas Tabung Gas Bocor, Wanita Lansia Bos Warung Makan di Penjaringan Tewas Terpanggang
-
Gus Miftah 'Sentil' Soal Kiai Dibully Gara-Gara Es Teh, Publik: Belum Move On?
-
Buron! Kejagung Kejar Riza Chalid, WNA Menyusul di Kasus Korupsi Pertamina
-
Dilema Moral Gelar Pahlawan Soeharto, Bagaimana Nasib Korban HAM Orde Baru?
-
Pria Tewas Terlindas Truk di Pulogadung: Saksi Ungkap Fakta Mengejutkan Soal Utang Kopi
-
Telan Kerugian Rp1,7 Miliar, Kebakaran Gudang Dekorasi Pesta di Jaktim karena Apa?
-
Divonis 4 Tahun dan denda Rp1 Miliar, Nikita Mirzani Keberatan: Ini Belum Berakhir!
-
Bejat! Pemuda Mabuk di Tasikmalaya Tega Cabuli Nenek 85 Tahun yang Tinggal Sendiri
-
Ribka Tjiptaning PDIP: Soeharto 'Pembunuh Jutaan Rakyat' Tak Pantas Jadi Pahlawan!