Suara.com - Demonstran yang tergabung dalam Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia aksi di depan gedung Komisi Pemberantasan Korupsi, Jumat (7/10/2016) siang. Mereka menuntut KPK segera mengusut kasus dugaan korupsi reklamasi Pantai Utara Jakarta.
"KPK harus menuntaskan kasus suap reklamasi ini dan mampu membuktikan keterangannya beberapa waktu lalu menyatakan bahwa kasus suap ini termasuk kategori grand corruption. Jika tersangka hanya Sanusi, Ariesman, dan stafnya, jangan-jangan KPK mulai takut untuk melangkah maju karena menyangkut penguasa dan pengusaha besar," kata Ketua Umum Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia Kartika Nur Rakhman di depan gedung KPK, Jalan Rasuna Said, Jakarta Selatan.
Aksi awalnya berlangsung damai. Lama kelamaan, memanas. Situasi memanas setelah beberapa demonstran berlari ke arah tiang bendera untuk menurunkan bendera di depan KPK.
Petugas kepolisian dan petugas keamanan internal KPK pun menghalangi aksi tersebut. Tapi, mahasiswa keburu melepaskan tali bendera dan Merah Putih pun meluncur turun.
Tapi bendera tak sampai jatuh karena petugas bisa mengambil alih tali. Petugas kembali menaikkan bendera.
Sempat terjadi baku dorong dan tarik menarik karena demonstran gantian menghalangi usaha petugas menaikkan bendera.
Konsentrasi massa di depan gedung KPK pun memacetkan arus lalu lintas.
Saat ini, mereka masih berorasi. Mereka mendesak KPK menetapkan Sunny Tanuwidjaja, Sugiyanto Kusuma atau Aguan, menjadi tersangka.
"Selidik dan sidik keterlibatan Ahok (Basuki Tjahaja Purnama) dan orang-orang terdekatnya dalam kasus reklamasi teluk Jakarta," kata Kartika.
Terpopuler
- JK Kritik Keras Hilirisasi Nikel: Keuntungan Dibawa Keluar, Lingkungan Rusak!
- Nikmati Belanja Hemat F&B dan Home Living, Potongan Harga s/d Rp1,3 Juta Rayakan HUT ke-130 BRI
- 5 Mobil Diesel Bekas di Bawah 100 Juta, Mobil Badak yang Siap Diajak Liburan Akhir Tahun 2025
- Sambut HUT ke-130 BRI: Nikmati Promo Hemat Hingga Rp1,3 Juta untuk Upgrade Gaya dan Hobi Cerdas Anda
- Nikmati Segarnya Re.juve Spesial HUT ke-130 BRI: Harga Istimewa Mulai Rp13 Ribu
Pilihan
-
Saham Entitas Grup Astra Anjlok 5,87% Sepekan, Terseret Sentimen Penutupan Tambang Emas Martabe
-
Pemerintah Naikkan Rentang Alpha Penentuan UMP Jadi 0,5 hingga 0,9, Ini Alasannya
-
Prabowo Perintahkan Tanam Sawit di Papua, Ini Penjelasan Bahlil
-
Peresmian Proyek RDMP Kilang Balikpapan Ditunda, Bahlil Beri Penjelasan
-
Resmi Melantai di Bursa, Saham Superbank Melambung Tinggi
Terkini
-
Pramono Sebut UMP Jakarta 2026 Naik, Janji Jadi Juri Adil Bagi Buruh dan Pengusaha
-
Polda Metro Bongkar Bisnis Aborsi Ilegal Modus Klinik Online: Layani 361 Pasien, Omzet Rp2,6 Miliar
-
Beda dengan SBY saat Tsunami Aceh, Butuh Nyali Besar Presiden Tetapkan Status Bencana Nasional
-
Kronologi Pembunuhan Bocah 9 Tahun di Cilegon, Telepon Panik Jadi Awal Tragedi Maut
-
Gubernur Bobby Nasution Serahkan Bantuan KORPRI Sumut Rp2 Miliar untuk Korban Bencana
-
Gubernur Bobby Nasution Siapkan Lahan Pembangunan 1.000 Rumah untuk Korban Bencana
-
Misteri Kematian Bocah 9 Tahun di Cilegon, Polisi Periksa Maraton 8 Saksi
-
Rencana Sawit di Papua Dikritik, Prabowo Dinilai Siapkan Bencana Ekologis Baru
-
Analisis Roy Suryo Soal Ijazah Jokowi: Pasfoto Terlalu Baru dan Logo UGM Tidak Lazim
-
Geledah Kantor dan Rumah Dinas Bupati Lampung, KPK Sita Uang Ratusan Juta Rupiah