Anggota bidang kampanye dan sosialisasi tim pemenangan pasangan Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok dengan Djarot Syaiful Hidayat, Guntur Romli tidak terlalu mempermasalahkan hasil dari kajian lembaga survei.
Namun, dia berharap agar dalam penyampaian hasilnya tersebut tidak mencantumkan isu SARA (Suku, Agama, Ras, dan Antar Golongan).
"Lembaga Survei itu untuk menyejukan. Kami ingin protes yang berbasis kepada SARA. Ini berbahaya, ini potensial untuk melakukan politisasi SARA. Jika ini membentuk opini publik, memilih SARA daripada kinerja. Demokrasi kita mundur. Ini berbahaya bagi keutuhan kita (Indonesia)," kata Guntur dalam diskusi bertajuk 'Perang Survei Pilkada' di Warung Daun Cikini, Jakarta Pusat, Sabtu (8/10/2016).
Apa yang disampaikan oleh Guntur tersebut langsung ditanggapi oleh Sekretaris Tim Pemenangan pasangan Anies Rasyid Baswedan dengan Sandiaga Salahuddin Uno, Syarief.
"Saya tegaskan, obyektif dalam membaca hasil survei. Pilihan-pilihan berbasis agama, itu ilmiah saja. Kenapa diprotes," ujar Syarief.
Sementara itu, Wakil Ketua Tim Pemenangan pasangan Agus Harimurti Yudhoyono dengan Sylviana Murni, Eko Hendro Purnomo, meyakini bahwa hasil survei tersebut adalah ilmu dan ilmiah.
"Survei itu ilmu. Kita terima jika mayoritas agama Islam (diambil sampling). Itu kan fakta dan dipilah-pilah," kata Eko.
Di tempat yang sama, peneliti Lingkar Survei Indonesia (LSI) Denny JA, Adjie Alfarabie, berpandangan jika hasil survei dijadikan opini publik, itu hanya bagian dari perspektif masyarakat.
Adjie menegaskan, kampanye akan hal isu SARA yang dilarang tapi wajar jika memperlihatkan faktor sosiologis dalam penelitian.
"Jika menggiring opini? Mungkin persepsinya begitu.Tapi data itu, untuk kembali kepada yang menyakijan. Di negara maju, diskusi faktor dalam sosiologi, itu tidak dilarang. Di teori politik ada. Kecuali kita mengkampanyekan isu SARA, itu enggak boleh. Jadi bukan hanya program yang dilihat masyarakat, tapi karena hal primodial," kata Adjie.
Berita Terkait
Terpopuler
- Dana Operasional Gubernur Jabar Rp28,8 Miliar Jadi Sorotan
- Viral Video 7 Menit Ahmad Sahroni dan Nafa Urbach, Praktisi Hukum Minta Publik Berhati-hati
- Prabowo Dikabarkan Kirim Surat ke DPR untuk Ganti Kapolri Listyo Sigit
- Tutorial Bikin Foto di Lift Jadi Realistis Pakai Gemini AI yang Viral, Prompt Siap Pakai
- Prabowo Incar Budi Gunawan Sejak Lama? Analis Ungkap Manuver Politik di Balik Reshuffle Kabinet
Pilihan
-
Ketika Politik dan Ekonomi Turut Membakar Rivalitas Juventus vs Inter Milan
-
Adu Kekayaan Komjen Suyudi Ario Seto dan Komjen Dedi Prasetyo, 2 Calon Kapolri Baru Pilihan Prabowo
-
5 Transfer Pemain yang Tak Pernah Diduga Tapi Terjadi di Indonesia
-
Foto AI Tak Senonoh Punggawa Timnas Indonesia Bikin Gerah: Fans Kreatif Atau Pelecehan Digital?
-
Derby Manchester Dalam 3 Menit: Sejarah, Drama, dan Persaingan Abadi di Premier League
Terkini
-
Polemik Selesai, TNI Resmi 'Luruskan Informasi' dengan Ferry Irwandi
-
Perang Interpretasi Janji Presiden Prabowo: Yusril Sebut 'Masuk Akal', Lukman Bilang 'Setuju'
-
ICJR Skakmat Yusril: Tawaran Restorative Justice untuk Demonstran Itu Konsep Gagal Paham
-
Pakar Bongkar Pencopotan Sri Mulyani dan Budi Gunawan, Manuver Prabowo Ambil Alih Penuh Kendali?
-
Kapolri Absen Jemput Presiden Prabowo di Bali di Tengah Isu Penggantian TB-1
-
Yusril Ungkap Fakta: Presiden Prabowo Belum Perintahkan Pembentukan Tim Investigasi
-
Dari Ancaman Laporan ke Permintaan Maaf, Ferry Irwandi Umumkan Kasusnya dengan TNI Berakhir Damai
-
'Percuma Ganti Orang, Sistemnya Bobrok', Kritik Keras YLBHI di Tengah Isu Ganti Kapolri
-
Tiga Pesawat Tempur Baru dari Prancis Diserahkan ke TNI AU Awal 2026
-
Istana Bantah Presiden Prabowo Kirim Surpres Penggantian Kapolri ke DPR, Mensesneg: Belum Ada