Suara.com - Ketua Persatuan Islam Tionghoa Indonesia Anton Medan khawatir demonstrasi yang akan berlangsung pada Jumat (4/10/2016) ditunggangi kepentingan politik dan rusuh seperti yang pernah terjadi pada Mei 1998. Kerusuhan Mei 1998 merupakan kerusuhan rasial terhadap etnis Tionghoa.
"Kegelisahan kita salah satu salah satu itu khawatir ada berbuat makar. Mereka (masyarakat) takut seperti tahun 98 paham, kan," kata Anton di Polda Metro Jaya, Senin (31/10/2016).
Anton mengatakan saat ini hampir semua warga merasa resah, terutama pedagang kecil.
"Saya tidak bicara Tionghoa atau nggak. Masyarakat gelisah pedagang gelisah rakyat kecil gelisah saya pun gelisah maka saya minta jawaban dari Kapolda," kata Anton yang memiliki nama asli Tan Hok Liang.
Anton tidak mempermasalahkan ormas menuntut pemerintah dan aparat penegak hukum memproses kasus Gubernur Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok).
Namun, Anton meminta demonstran jangan mengangkat isu suku, agama, ras, dan antar golongan agar tak memecah belah anak bangsa.
"Saya dukung itu hak rakyat, tapi saya minta jangan ada kekerasan, jangan ada SARA jangan ada caci maki tidak ada merusak itu," katanya.
Anton berharap aksi Jumat nanti berjalan damai agar pesan mereka tersampaikan.
"Sekali lagi saya Anton Medan beragama Islam berdoa mohon kepada Allah selamatkan bangsa kita berikan kesadaran kepada anak bangsa kemerdekaan itu bukan hal yang mudah diperjuangkan jadi harapan saya itu tidak ada kejadian apa apa," kata Anton.
BERITA MENARIK LAINNYA:
Agus Meroket Ancam Ahok, karena SBY atau Annisa Pohan?
Ruhut Ditantang Jadi Lelaki Jantan, Jangan Main Dua Kaki
Ingin Tahu Agenda Blusukan Ahmad Dhani di Bekasi? Pasti Kaget
Jelang Demo 4 November Muncul Ajakan #DoaUntukBangsa 3 November
Warga Kecewa Dikunjungi Ahok karena Tak Bagi-bagi Sembako
Diancam, Ahok: Saya Nggak Khawatir, Saya Ikhlas Saja
Berita Terkait
-
Dedi Mulyadi Akui Marketnya Makin Luas Gara-Gara Sering Ngonten, Mau Nyapres?
-
Jatuh Bangun Nasib Ridwan Kamil: Gagal di Jakarta, Kini Terseret Isu Korupsi dan Perselingkuhan
-
Tim RIDO Laporkan KPU ke DKPP dan Minta Pemungutan Suara Ulang, Anies: No Comment!
-
Farhat Abbas Hati-hati, Pablo Benua Kuasa Hukum Donatur Agus Salim Ternyata Anak Angkat Mantan Mafia Kelas Kakap
-
Pilkada DKI: El Rumi Pilih Dharma-Kun, Soroti Masalah Kabel Listrik
Terpopuler
- Pecah Bisu Setelah Satu Dekade, Ayu Ting Ting Bongkar Hubungannya dengan Enji Baskoro
- Ditunjuk Prabowo Reformasi Polri: Sosok Ahmad Dofiri Jenderal Rp7 Miliar Berani Pecat Ferdy Sambo!
- Sosok Kompol Anggraini, Polwan Diduga Jadi 'Badai' di Karier Irjen Krishna Murti, Siapa Dia?
- Nasib Aiptu Rajamuddin Usai Anaknya Pukuli Guru, Diperiksa Propam: Kau Bikin Malu Saya!
- Profil dan Rekam Jejak Alimin Ribut Sujono, Pernah Vonis Mati Sambo dan Kini Gagal Jadi Hakim Agung
Pilihan
-
3 Catatan Menarik Liverpool Tumbangkan Everton: Start Sempurna The Reds
-
Dari Baper Sampai Teriak Bareng: 10+ Tontonan Netflix Buat Quality Time Makin Lengket
-
Menkeu Purbaya Janji Lindungi Industri Rokok Lokal, Mau Evaluasi Cukai Hingga Berantas Rokok China
-
Usai Dicopot dari Kepala PCO, Danantara Tunjuk Hasan Nasbi jadi Komisaris Pertamina
-
4 Rekomendasi HP Murah Rp 2 Jutaan Baterai Besar Minimal 6000 mAh, Terbaik September 2025
Terkini
-
Usai Pecat Anggota DPRD Gorontalo, PDIP Beri Pesan: Jangan Cederai Hati Rakyat!
-
Mahasiswa Green Leadership Academy Tanam Semangat Baru di Tabung Harmoni Hijau
-
Profil Alvin Akawijaya Putra, Bupati Buton Kontroversial yang Hilang Sebulan saat Dicari Mahasiswa
-
Mendagri Tito Sebut Bakal Ada 806 SPPG Baru: Lahannya Sudah Siap
-
'Warga Peduli Warga', 98 Resolution Network Bagikan Seribu Sembako untuk Ojol Jakarta
-
Perlindungan Pekerja: Menaker Ingatkan Pengemudi ODOL Pentingnya BPJS Ketenagakerjaan
-
Gerakan Cinta Prabowo Tegaskan: Siap Dukung Prabowo Dua Periode, Wakil Tak Harus Gibran
-
Usai Dipecat PDIP, Anggota DPRD Gorontalo Wahyudin yang 'Mau Rampok Uang Negara' Bakal di-PAW
-
Siapa Bupati Buton Sekarang? Sosoknya Dilaporkan Hilang di Tengah Demo, Warga Lapor Polisi
-
Stok Beras Bulog Menguning, Komisi IV DPR 'Sentil' Kebijakan Kementan dan Bapanas