Warga Australia yang berada di Jakarta diingatkan Kedutaan Besar Australia untuk meningkatkan kewaspadaan terkait dengan adanya demonstrasi ormas Islam, Jumat (4/11/2016). Demonstrasi dilakukan untuk menuntut proses hukum terhadap Basuki Tjahaja Purnama yang dituduh menistakan agama.
"Saya menghargai komitmen Kedutaan Australia untuk memastikan semua warga Aussie tahu tentang demo ini," kata Meg Phillips, mahasiswa Monash University, Melbourne, Australia, yang sedang berada di Jakarta.
Mahasiswa yang menekuni kebudayan, sejarah, dan politik Indonesia ini tidak kaget dengan situasi yang terjadi seperti sekarang.
"Tapi peringatan ini sangat penting, khususnya kalau ada warga Aussie di Jakarta untuk tujuan turis. Turis biasanya gak memperhatikan politik setempat," katanya.
Dia mengikuti isu yang melatarbelakangi demonstrasi 4 November.
"Saya sadar bahwa ada orang muslim fundamentalis dan anggota FPI menjadi tersinggung karena kemarin sebuah video muncul yang menunjukan Ahok mengutip Al Quran," kata dia.
Menurut dia reaksi ormas Islam terhadap video tersebut berlebihan.
"Video itu yang muncul kemarin memang diedit agar Ahok kelihatan menghina Islam. Siapa pun yang menonton cuplikan aslinya pasti tahu bahwa itu bukan niat Ahok untuk menghina Islam. Orang yang pikir sebaliknya mungkin terlalu sensitif atau tidak punya nalar yang wajar tentang hal ini," katanya.
Menurut Meg Phillips, Indonesia selama ini dianggap sebagai negara muslim yang paling moderat. Tetapi, demonstrasi bernuansa agama seperti yang akan terjadi hari ini bisa merusak citra Indonesia di mata dunia.
"Tindakan ini akan menjadi bahan tertawan di berita internasional karena demo ini terjadi karena Isu minor yang remeh temeh," katanya.
"Kalo ada warga asing yang berpendapat buruk tentang Indonesia, saya selalu mendampingi kebudayaan Indonesia dan menjelaskan kenapa persepsi warga asing itu tidak benar. Tapi saya tidak bisa membela citra Indonesia mengenai demo ini," kata dia.
Ketika ditanya apakah warga negara Australia melihat demo 4 November sebagai hal yang menakutkan, dia mengatakan: "Sebagai WNA, saya tahu pasti akan ada ancaman untuk orang asing, khususnya orang barat, karena demo seperti ini menarik perhatiaan orang yang menurut saya bisa dianggap fundamentalis atau extremist. Tetapi, itu hanya menjadi masalah kalau orang barat tidak bisa menghindari lokasi ini."
Berita Terkait
-
Kisah Inspiratif Devon Kei Enzo: IQ di Atas Rata-Rata, Usia 15 Tahun Jadi Mahasiswa di Australia
-
Bukan Cuma Awkarin, 5 Artis Ini Juga Pilih Hengkang dari Indonesia Demi Cinta dan Karier
-
Dituding Pindah ke Australia karena Ingin Tutupi Kehamilan, Awkarin Beri Jawaban Menohok
-
Perjuangan Berbuah Manis, Detik-detik Pemuda Indonesia Sujud Syukur di Australia Usai Dapat Kerja
-
CEK FAKTA: Video Jurnalis Australia Ditembak Polisi Indonesia
Terpopuler
- Media Belanda Heran Mauro Zijlstra Masuk Skuad Utama Timnas Indonesia: Padahal Cadangan di Volendam
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Anak Wali Kota Prabumulih Bawa Mobil ke Sekolah, Padahal di LHKPN Hanya Ada Truk dan Buldoser
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Harta Kekayaan Wali Kota Prabumulih, Disorot usai Viral Pencopotan Kepala Sekolah
Pilihan
-
Kemiskinan dan Ketimpangan Ekonomi RI Seperti Lingkaran Setan
-
Core Indonesia Sebut Kebijakan Menkeu Purbaya Suntik Rp200 Triliun Dinilai Salah Diagnosis
-
When Botanies Meets Buddies: Sporadies Meramban Bunga Jadi Cerita
-
Ternyata Ini Rahasia Kulit Cerah dan Sehat Gelia Linda
-
Kontras! Mulan Jameela Pede Tenteng Tas Ratusan Juta Saat Ahmad Dhani Usulkan UU Anti Flexing
Terkini
-
Kemendagri Batalkan Mutasi Kepala SMPN 1 Prabumulih, Wali Kota Arlan Terancam Sanksi
-
DPW dan DPC PPP dari 33 Provinsi Deklarasi Dukung M Mardiono Jadi Ketua Umum
-
Menteri HAM Natalius Pigai Sebut Orang Hilang 'Belum Terlihat', YLBHI Murka: Denial!
-
Dari Dirut Sampai Direktur, Jajaran BPR Jepara Artha Kini Kompak Pakai Rompi Oranye
-
Pemeriksaan Super Panjang, Hilman Latief Dicecar KPK Hampir 12 Jam soal Kuota Haji
-
Dikira Hilang saat Demo Ricuh, Polisi Ungkap Alasan Bima Permana Dagang Barongsai di Malang
-
Tito Karnavian: Satpol PP Harus Humanis, Bukan Jadi Sumber Ketakutan
-
Wamenkum Sebut Gegara Salah Istilah RUU Perampasan Aset Bisa Molor, 'Entah Kapan Selesainya'
-
'Abuse of Power?' Kemendagri Sebut Wali Kota Arlan Langgar Aturan Copot Kepala SMP 1 Prabumulih
-
Strategi Baru Senayan: Mau RUU Perampasan Aset Lolos? UU Polri Harus Direvisi Dulu