"Sebagai negara demokrasi, kita menghargai proses penyampaian aspirasi melalui unjuk rasa yang dilakukan pada hari ini dengan cara-cara yang tertib dan damai. Terima kasih kami sampaikan kepada para ulama, para kyai, para habaib, para ustadz, yang telah memimpin umatnya yang menyejukkan sehingga sampai Maghrib tadi berjalan dengan tertib dan damai," kata Jokowi mengawali pernyataannya usai memimpin rapat koordinasi pasca aksi unjuk rasa di Istana Merdeka, Sabtu dini hari, (5/11/2016).
Meski begitu, Jokowi menyayangkan insiden yang terjadi setelah ibadah salat Isya pada malam harinya. Ia menengarai ada aktor-aktor politik yang menunggangi insiden itu secara tidak bertanggung jawab.
"Tapi, kami menyesalkan kejadian setelah Isya yang seharusnya sudah bubar tetapi menjadi rusuh. Dan ini kami lihat telah ditunggangi oleh aktor-aktor politik yang memanfaatkan situasi," terang dia.
Mengenai tuntutan pengunjuk rasa, Jokowi sebelumnya telah meminta Wakil Presiden Jusuf Kalla beserta sejumlah anggota Kabinet Kerja lainnya untuk menerima perwakilan pengunjuk rasa dengan baik serta menyerap aspirasi mereka. Jokowi menyatakan bahwa proses hukum terhadap Calon Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama akan berjalan dengan tegas, cepat, dan transparan.
"Oleh sebab itu, saya minta para pengunjuk rasa untuk kembali pulang ke rumah masing-masing, ke daerah masing-masing dengan tertib. Biarkan aparat keamanan bekerja menyelesaikan proses penegakan hukum seadil-adilnya," ujar dia.
Menutup keterangannya, Jokowi mengapresiasi seluruh upaya para aparat keamanan yang dapat menjaga situasi Ibu Kota tetap kondusif. Ia pun mengimbau seluruh lapisan masyarakat dan semua golongan untuk tetap tenang dan beraktivitas sebagaimana biasanya.
"Terakhir, saya mengapresiasi kerja keras aparat keamanan yang melakukan penegakan persuasif dalam menjaga situasi sehingga tetap kondusif. Saya harap masyarakat tetap tenang dan menjaga lingkungan masing-masing sehingga situasi tetap aman dan damai," tutup dia.
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo memimpin rapat koordinasi dengan sejumlah anggota Kabinet Kerja guna membahas situasi pasca unjuk rasa sejumlah elemen masyarakat di Istana Merdeka, Jakarta. Sejumlah anggota Kabinet Kerja turut hadir dalam rapat tersebut, yakni di antaranya Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan Wiranto, Menteri Sekretaris Negara Pratikno, Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin, Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo, Kapolri Jenderal Pol. Tito Karnavian, dan Kepala Badan Intelijen Negara Budi Gunawan.
Berita Terkait
Terpopuler
- Penyerang Klub Belanda Siap Susul Miliano Bela Timnas Indonesia: Ibu Senang Tiap Pulang ke Depok
- 27 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 26 Oktober: Raih 18.500 Gems dan Pemain 111-113
- Gary Neville Akui Salah: Taktik Ruben Amorim di Manchester United Kini Berbuah Manis
- 5 Mobil Bekas 30 Jutaan untuk Harian, Cocok buat Mahasiswa dan Keluarga Baru
- Belanja Mainan Hemat! Diskon 90% di Kidz Station Kraziest Sale, Bayar Pakai BRI Makin Untung
Pilihan
-
Tak Mau Ceplas-ceplos Lagi! Menkeu Purbaya: Nanti Saya Dimarahin!
-
H-6 Kick Off: Ini Jadwal Lengkap Timnas Indonesia di Piala Dunia U-17 2025
-
Harga Emas Hari Ini Turun: Antam Belum Tersedia, Galeri 24 dan UBS Anjlok!
-
5 Fakta Wakil Ketua DPRD OKU Parwanto: Kader Gerindra, Tersangka KPK dan Punya Utang Rp1,5 Miliar
-
Menkeu Purbaya Tebar Surat Utang RI ke Investor China, Kantongi Pinjaman Rp14 Triliun
Terkini
-
Geger Mamberamo! Polisi Diserang Massa Pakai Parang dan Linggis, Tokoh Masyarakat Jadi Dalang?
-
Leher Ditebas usai Nyabu Bareng, Kronologi Berdarah Asep Bunuh Rekan di Jatinegara Jaktim
-
Geger Kabar Pertalite Bikin Motor Brebet di Jatim, Bahlil Turun Tangan Kirim Tim Khusus
-
Papua Memanas! Mapolres Mamberamo Raya Diserang Massa, Banyak Polisi jadi Korban, Apa Pemicunya?
-
Setnov Bebas Bersyarat, Arukki dan LP3HI Ajukan Gugatan ke PTUN Jakarta: Kecewa!
-
Swedia Ingin Kurangi Emisi Lewat Pajak Makanan Tak Ramah Lingkungan, Bisakah Ditiru?
-
Siswi MTs Sukabumi Akhiri Hidup, Isi Surat Ungkap Keinginan Pindah Sekolah karena Perilaku Teman
-
Dugaan Korupsi Whoosh Diusut KPK, PDIP: Bu Mega Sudah Ingatkan Sejak 2015
-
Yudo Sadewa Anak Menkeu Purbaya Kembali, Bawa Ramalan 'Ngeri': Dunia Dihantam Krisis Besar 2027-2032
-
Kenapa Keputusan Trump Buka Suaka Margasatwa Arktik untuk Pengeboran Minyak Tuai Kontroversi?