Suara.com - Presiden Joko Widodo mengaku memantau konten yang ramai diperbincangkan di media sosial beberapa waktu belakangan. Ia merasa prihatin, pasalnya dalam sebulan terakhir lebih banyak konten politik yang isinya saling menghujat, memprovokasi bahkan fitnah.
"Kalau kita lihat dalam satu bulan ini, satu, dua atau tiga Minggu ini, media sosial isinya saling menghujat, saling mengejek, saling memaki, fitnah, adu domba, provokasi. Ajaran nabi apa? Kelembutan, akhlakul karimah. Oleh sebab itu saya mengajak Bapak/Ibu untk mendinginkan suasana, terumata di media sosial, gunakan untuk syiar dakwah," kata Jokowi dalam pidato pembukaan Musyawarah Nasional Alim Ulama dan Rapimnas I Partai Persatuan Pembangunan (PPP) di Asrama Pondok Haji, Pondok Gede, Jakarta Timur, Minggu (13/11/2016).
Mantan Gubernur DKI Jakarta ini menuturkan, dirinya lebih sering membuka konten-konten yang berisi hiburan di media sosial daripada membaca isi media sosial yang berisi ujaran kebencian dan saling menjatuhkan satu sama lain. Bahkan, lanjut dia, ada pernyataan-pernyataan nitizen di media sosial yang sangat ekstrim.
"Saya biasanya gunakan Media sosial untuk hiburan, yang lucu-lucu. Tapi kalau (bahasanya) sudah bantai, bunuh, itu bukan Islami. Itu merusak kebersamaan kita, merusak jati diri kita," ujar dia.
Oleh sebab itu, ia mengajak semua pihak untuk seling menghormati satu sama lain.
"Pada sore ini perlu saya ingatkan pada kita semua, bahwa kita sangat beragam, berbagai suku, ras dan keyakinan," tandas dia.
Berita Terkait
Terpopuler
- Media Belanda Heran Mauro Zijlstra Masuk Skuad Utama Timnas Indonesia: Padahal Cadangan di Volendam
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Anak Wali Kota Prabumulih Bawa Mobil ke Sekolah, Padahal di LHKPN Hanya Ada Truk dan Buldoser
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Harta Kekayaan Wali Kota Prabumulih, Disorot usai Viral Pencopotan Kepala Sekolah
Pilihan
-
Kemiskinan dan Ketimpangan Ekonomi RI Seperti Lingkaran Setan
-
Core Indonesia Sebut Kebijakan Menkeu Purbaya Suntik Rp200 Triliun Dinilai Salah Diagnosis
-
When Botanies Meets Buddies: Sporadies Meramban Bunga Jadi Cerita
-
Ternyata Ini Rahasia Kulit Cerah dan Sehat Gelia Linda
-
Kontras! Mulan Jameela Pede Tenteng Tas Ratusan Juta Saat Ahmad Dhani Usulkan UU Anti Flexing
Terkini
-
Kemendagri Batalkan Mutasi Kepala SMPN 1 Prabumulih, Wali Kota Arlan Terancam Sanksi
-
DPW dan DPC PPP dari 33 Provinsi Deklarasi Dukung M Mardiono Jadi Ketua Umum
-
Menteri HAM Natalius Pigai Sebut Orang Hilang 'Belum Terlihat', YLBHI Murka: Denial!
-
Dari Dirut Sampai Direktur, Jajaran BPR Jepara Artha Kini Kompak Pakai Rompi Oranye
-
Pemeriksaan Super Panjang, Hilman Latief Dicecar KPK Hampir 12 Jam soal Kuota Haji
-
Dikira Hilang saat Demo Ricuh, Polisi Ungkap Alasan Bima Permana Dagang Barongsai di Malang
-
Tito Karnavian: Satpol PP Harus Humanis, Bukan Jadi Sumber Ketakutan
-
Wamenkum Sebut Gegara Salah Istilah RUU Perampasan Aset Bisa Molor, 'Entah Kapan Selesainya'
-
'Abuse of Power?' Kemendagri Sebut Wali Kota Arlan Langgar Aturan Copot Kepala SMP 1 Prabumulih
-
Strategi Baru Senayan: Mau RUU Perampasan Aset Lolos? UU Polri Harus Direvisi Dulu