Suara.com - Sekretaris Jenderal Dewan Pimpinan Pusat Partai Amanat Nasional PAN Eddy Soeparno menilai tidak ada upaya politisasi terkait pengerahan massa dalam gerakan 4 November untuk menuntut Gubernur non aktif Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) diproses hukum dalam kasus dugaan penistaaan agama.
"Tidak ada politisasi. Andai kata ada anak bangsa siapapun yang melakukan penistaan agama apapun di manapun di nusantara mana pun reaksinya akan sama karena ini menyangkut akidah kesucian agama. Saya tidak merasa ini dipolitisasi," kata Eddy di Hotel Bidakara, Gatot Subroto, Pancoran, Jakarta Selatan, Minggu (13/11/2016)
Dia juga yakin Presiden Joko Widodo tidak akan melindungi Ahok terkait kasus dugaan penodaan agama. Presiden, menurutnya sudah menyampaikan kepada Polri agar proses hukum kasus Ahok dilakukan secara objektif dan terbuka.
"Kita percayakan saja, aparat kita kredibel apalagi sudah ada perintah dari presiden agar cepat tegas dan transparan," katanya.
Namun, Eddy enggan menanggapi mengenai teknis gelar perkara kasus Ahok terbuka terbatas yang rencananya digelar pada Selasa (15/11/2016) depan.
"Gini saya tidak mau masuk ke teknis penyidikan, karena itu masuk ranah hukum," kata Eddy.
Dia mengaku menyerahkan proses hukum kepada pihak kepolisian mengenai teknis gelar perkara tersebut.
"Prosesnya bagaimana seperti apa tata cara itu tentu akan ditaati oleh penegak hukum. Jadi kalau ada kekhawatiran akan dilanggar, penegak hukum paling tahu soal penegakan hukum," kata Eddy.
Berita Terkait
-
Cerita Ketua MPR Bertemu Orang Tua dan Bicara Demo 4 November
-
Presiden Tiba, Peserta Silatnas Berebut Cium Tangan Jokowi
-
Kunjungi Pasukan Khusus, Jokowi Diminta Jangan Salah Kirim Sinyal
-
Begini Pernyataan Fahri Hamzah yang Disindir Jusuf Kalla
-
Fadli Zon Desak Jokowi Buka Aktor Politik Demo Besar 4 November
Terpopuler
- Kecewa Kena PHP Ivan Gunawan, Ibu Peminjam Duit: Kirain Orang Baik, Ternyata Munafik
- Nasib Maxride di Yogyakarta di Ujung Tanduk: Izin Tak Jelas, Terancam Dilarang
- Rekam Jejak Brigjen Helfi Assegaf, Kapolda Lampung Baru Gantikan Helmy Santika
- Ahmad Sahroni Ternyata Ada di Rumah Saat Penjarahan, Terjebak 7 Jam di Toilet
- Gibran Dicap Langgar Privasi Saat Geledah Tas Murid Perempuan, Ternyata Ini Faktanya
Pilihan
-
Sidang Cerai Tasya Farasya: Dari Penampilan Jomplang Hingga Tuntutan Nafkah Rp 100!
-
Sultan Tanjung Priok Cosplay Jadi Gembel: Kisah Kocak Ahmad Sahroni Saat Rumah Dijarah Massa
-
Pajak E-commerce Ditunda, Menkeu Purbaya: Kita Gak Ganggu Daya Beli Dulu!
-
Dukungan Dua Periode Prabowo-Gibran Jadi Sorotan, Ini Respon Jokowi
-
Menkeu Purbaya Putuskan Cukai Rokok 2026 Tidak Naik: Tadinya Saya Mau Turunin!
Terkini
-
Sebut Produksi Jagung Melesat, Titiek Soeharto Ungkap Andil Polri soal Swasembada Pangan
-
Mardiono Ungkap Kericuhan di Muktamar X PPP Akibatkan Korban Luka yang Dilarikan ke Rumah Sakit
-
Muktamar X PPP: Mardiono Akui Konflik Internal Jadi Biang Kegagalan di Pemilu 2024
-
Baru Hari Pertama Muktamar X PPP, Mardiono Sudah Menang Secara Aklamasi
-
Solid! Suara dari Ujung Barat dan Timur Indonesia Kompak Pilih Mardiono di Muktamar X PPP
-
Bukan Kader, tapi Provokator? PPP Curiga Ada Penyusup yang Tunggangi Kericuhan Muktamar X
-
15 Tahun Menanti, Bobby Nasution Jawab Keluhan Warga Bahorok
-
Bobby Nasution Minta Mitigasi Dini Banjir Bandang Bahorok
-
Prabowo Akui Keracunan MBG Masalah Besar, Minta Tak Dipolitisasi
-
Di Panggung Muktamar, Mardiono Minta Maaf dan Akui Gagal Bawa PPP Lolos ke Parlemen