Suara.com - Wakil Presiden Jusuf Kalla sempat menanyakan tentang masa depan Amerika Serikat kepada Presiden Barack Obama di sela-sela Konferensi Tingkat Tinggi Kerja Sama Ekonomi Asia-Pasifik (APEC) di Lima, Peru.
"Saya tadi bicara dengan Obama. Pertanyaan saya tentang kampanye Trump (Donald Trump, Presiden terpilih AS)," katanya seusai penutupan KTT APEC di Ibu Kota Peru itu, Minggu sore atau Senin WIB.
Menurut Kalla, Obama mengingatkan semua negara agar tidak terlalu resah terhadap kampanye Trump yang dinilai bakal menerapkan kebijakan proteksionis.
"Saya tanya, apakah Trump merealisasikan 50 persen (program) kampanyenya ataukah di bawahnya? Obama jawab, di bawah 50 persen. Jadi, saya yang buat angka (persentase) agar dia (mudah) jawab," ujarnya.
Menurut Kalla, topik pembicaraan KTT APEC di Lima itu lebih banyak pada kebijakan AS di bawah pemerintahan Trump pada tahun depan.
"Semua negara memang sudah mengantisipasinya agar tidak terjadi perang dagang, tapi memang AS itu konsumen terbesar," katanya.
Selain dengan Obama, Kalla juga sempat berbicara dengan Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe. Menurut dia, Shinzo Abe bertanya apa yang bisa dibantu Jepang untuk Indonesia.
"Dia sangat terbuka untuk bantu kita. Tapi kitanya yang memperlambat," ujarnya seraya menyebutkan beberapa proyek di Indonesia yang dibiayai Jepang.
Kalla menjelaskan bahwa KTT APEC telah menghasilkan komunike sebanyak 350 baris yang memuat banyak hal. Diantaranya komitmen bersama untuk mewujudkan perdagangan bebas tanpa diskriminasi sebagaimana yang dicita-citakan para deklarator APEC di Bogor (Bogor Goals) pada 1994.
"Indonesia selalu jadi bagian pokok APEC karena tujuan APEC itu mengacu ke Bogor. Maka dari itu, Indonesia selalu....seperti keterbukaan perdgangan dan industri mengacu 'Bogor Goals' dalam setiap KTT APEC," katanya.
KTT APEC Peru dihadiri 21 pemimpin ekonomi yang digelar pada 14-20 November 2016.
Penutupan KTT APEC tersebut ditandai dengan penyerahan keketuaan APEC dari Presiden Peru Pedro Pablo Kuczynski kepada Presiden Republik Sosialis Vietnam Tran Dai Quang. [Antara]
Berita Terkait
Terpopuler
- Terungkap! Kronologi Perampokan dan Penculikan Istri Pegawai Pajak, Pelaku Pakai HP Korban
- 5 Rekomendasi Motor yang Bisa Bawa Galon untuk Hidup Mandiri Sehari-hari
- 5 Bedak Padat yang Bagus dan Tahan Lama, Cocok untuk Kulit Berminyak
- 5 Parfum Aroma Sabun Mandi untuk Pekerja Kantoran, Beri Kesan Segar dan Bersih yang Tahan Lama
- 7 Pilihan Sepatu Lokal Selevel Hoka untuk Lari dan Bergaya, Mulai Rp300 Ribuan
Pilihan
-
Jenderal TNI Muncul di Tengah Konflik Lahan Jusuf Kalla vs GMTD, Apa Perannya?
-
Geger Keraton Solo: Putra PB XIII Dinobatkan Mendadak Jadi PB XIV, Berujung Walkout dan Keributan
-
Cetak 33 Gol dari 26 Laga, Pemain Keturunan Indonesia Ini Siap Bela Garuda
-
Jawaban GoTo Usai Beredar Usul Patrick Walujo Diganti
-
Waduh, Rupiah Jadi Paling Lemah di Asia Lawan Dolar Amerika Serikat
Terkini
-
Demi Generasi Digital Sehat: Fraksi Nasdem Dukung Penuh RUU Perlindungan Siber, Apa Isinya?
-
Kasus TBC di Jakarta Capai 49 Ribu, Wamenkes: Kematian Akibat TBC Lebih Tinggi dari Covid-19
-
Mensesneg Klarifikasi: Game Online Tidak Akan Dilarang Total, Ini Faktanya!
-
Berantas TBC Lintas Sektor, Pemerintah Libatkan TNI-Polri Lewat Revisi Perpres
-
Pemerintah Kaji Amnesti untuk Pengedar Narkotika Skala Kecil, Ini Kata Yusril
-
Pramono Anung Kukuhkan 1.005 Pelajar Jadi Duta Ketertiban: Jadi Mitra Satpol PP
-
Hormati Putusan MK, Polri Siapkan Langkah Operasional Penataan Jabatan Eksternal
-
Istana Pastikan Patuhi Putusan MK, Polisi Aktif di Jabatan Sipil Wajib Mundur
-
Polemik Internal Gerindra: Dasco Sebut Penolakan Budi Arie Dinamika Politik Biasa
-
KPK Usut Korupsi Kuota Haji Langsung ke Arab Saudi, Apa yang Sebenarnya Dicari?